• 16 October 2024

Larva BSF Upaya DLH Pesanggrahan Kurangi Sampah

Jagadtani - Dinas lingkungan hidup provinsi Dki Jakarta asrama pesanggrahan Jakarta selatan, mencakup dinas lingkungan hidup,budidaya magot, melakukan pengembangbiakan maggot dalam upaya mereka agar tidak terjadinya penumpukan sampah organik dalam sektor mereka.

Dinas tersebut juga melakukan penyuluhan kepada msyarakat sekitar lingkungan agar dapat mengembangbiakan maggot juga dalam upaya mengurangi sampah organik dalam masyarakat, selain itu magot juga banyak manfaatnya. “Kami sebenarnya sudah bekerja mengolah sampah dengan maggot selama 5 tahun. Akan tetapi, kami kembangkan lebih besar lagi kapasitasnya sejak ada Pergub DKI Jakarta No.77 Tahun 2020 tentang pengelolaan sampah lingkup rukun warga,” kata Koordinator Rumah Maggot supriyatin.  

Sebagai informasi, cacing maggot adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) yang sudah teruji berdasarkan penelitian tidak membawa penyakit ketika dikembangbiakkan secara massif untuk pengolahan sampah.

Larva BSF Kurangi Penumpukan Sampah Organik"Larva BSF Kurangi Penumpukan Sampah Organik"

Magot atau larva BSF merupakan hasil metamorfosis lalat tentara hitam fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa, yang dimana pada fase tersebut mempunyai sumber protein yang paling banyak. Oleh karena itu yang dapat digunakan adalah larva BSF.

Larva BSF dapat dijadikan sebagai pakan hewan ternak karena memiliki sumber protein yang cukup, untuk memenuhi kebutuhan ternak. 

Larva BSF dapat mengubah limbah organik di dalam tubuhnya menjadi lemak dan protein. Selain itu, pakan dari larva BSF dapat menurunkan pengeluaran biaya pakan, meningkatkan protein hewan perternak dan menstabilkan pruduktivits hewan ternak.

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak ketersedian pangan hayati yang melimpah seperti buah-buahan dan sayuran sehingga mudah ditemukan dimanapun dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Buah-buahan dan sayuran memiliki rentan waktu yang cepat dalam proses pembusukan, sehingga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. 

Pengelolaan limbah merupakan sebuah tantangan terutama di wilayah-wilayah Indonesia khususnya di UMM dan TPA pasar yang harus dibenahi. Limbah organik memiliki ketersedian yang sangat banyak dibandingkan dengan limbah anorganik.

Menurut Pitoyo, Arthana, dan Sudarma (2016), jumlah limbah bahan organik di terdiri dari 70% dan bahan anorganik sebesar 30%. Hal sama juga dikemukakan oleh Banowati (2012), sampah organik yang ada dikota Semarang mencapai 62% dan sampah anorganik 38% dalam perharinya. 

Namun, limbah organik tidak dimanfaatkan lebih optimal lagi oleh masyarakat. Limbah organik pada umumnya dikelola oleh masyarakat dijadikan sebagai pupuk kompos guna meningkatkan sektor pertanian dan meminimalisir pengeluaran.

Llimbah organik juga dapat dijadikan sebagai bahan pakan ternak, sehingga memiliki nilai yang lebih ekonomis dan menguntungkan bagi pengelola. Salah satu pemanfaatan limbah organik yang baru-baru ini adalah dijadikan sebagai media perkembangbiakan Maggot atau larva lalat tentara hitam (Hermetia illucens L) yang bisa digunakan sebagai pakan. Menurut Virnanto, Rachmawati, dan Samidjan (2016), pakan merupakan sumber materi yang berguna untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak. 

Larva BSF milik DLH Pesanggrahan "Larva BSF milik DLH Pesanggrahan "

Gambar diatas adalah hasil gambar yang diambil dalam melakukan observasi lapangan dan melihat langsung maggot atau Larva BFS yang telah dikembangbiakan oleh DLH Pesangrahan, mereka menjelaskan bahwa larva-larva tersebut sangat membantu mereka dalam mengurang sampah organik setiap harinya, dan sangat bermanfaat bagi mereka karena bibit larva dapat dijual sehingga menjadi pendapatan tambahan untuk mereka.

Disana maggot atau larva BFS ditempatkan ditempat seperti box atau container untuk menaruh mereka, telur-telur larva yang telah diambil juga mempunya tempat tersendiri. 

Alasan utama DLH Pesanggrahan dalam pengembangbiakan maggot ini adalah:

Manajemen Limbah: Larva BFS dapat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah organik. Mereka efektif dalam mendekomposisi bahan organik, seperti sisa-sisa makanan, limbah pertanian, atau limbah pabrik, dan mengubahnya menjadi pupa dan pupa menjadi larva.

Konservasi Lingkungan: Pengembangan larva BFS dapat membantu dalam pengelolaan limbah dan mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam lainnya, seperti pengurangan penggunaan pakan ikan yang berasal dari sumber daya laut.

Pakan Ternak: Larva BFS sering kali dibudidayakan sebagai sumber pakan alternatif untuk ternak. Mereka kaya akan protein dan nutrisi, sehingga digunakan sebagai pakan untuk unggas, ikan, dan hewan ternak lainnya.

Harapan untuk kedepannya DLH Pesanggrahan masih ingin lebih terus dan terus meningkatkan penguranganya sampah organik dengan adanya pengembangbiakan magot ini di daerah dan jangkauan yang lebih luas, juga dapat memberikan edukasi dan sosialisasimengenai pengembangbiakan maggot ini ke khalayak yang lebih luas, mereka juga berharap dapat mengekspor bibit-bibit maggot mereka ke luar daerah maupun luar negeri. 

 

Sumber

Woro Anjar Febrianty (2023, 28 november) Maggot adalah Larva yang Kaya Manfaat, Cara Budidaya, dan Keuntungannya https://www.liputan6.com/hot/read/5466489/maggot-adalah-larva-yang-kaya-manfaat-cara-budidaya-dan-keuntungannya?page=2

Lalander, C., Diener, S., Magri, M. E., Zurbrügg, C., & Lindström, A. (2013). Faecal sludge management with the larvae of the black soldier fly (Hermetia illucens)—From a hygiene aspect. Science of the Total Environment, 458, 312-318

Related News