• 25 April 2024

Beras Analog Limbah Kulit Apel

uploads/news/2020/09/beras-analog-limbah-kulit-6265547ccd6d618.jpg

BENKAP merupakan program yang solutif dengan memberdayakan unsur masyarakat dalam menangani permasalahan limbah organik di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.”

BATU - Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur, dikenal dengan keunggulan buah apelnya.

Sehingga, tak heran jika di desa tersebut memiliki beberapa usaha mikro kecil menengah (UMKM) pembuat keripik apel yang cukup besar, ditambah sebagian warganya juga merupakan pekerja atau buruh pengupas kulit apel.

Baca juga: Apel Malang di Rejang Lebong

Tak hanya itu, proses produksi keripik apel jika terus menerus dilaksanakan, akan menghasilkan jumlah limbah kulit buah apel yang sangat banyak.

Potensi limbah kulit apel dalam sehari ditaksir dapat mencapai sekitar 40 kilogram.

Limbah kulit buah apel yang terus menerus dan jika dibiarkan, akan mempengaruhi keadaan lingkungan serta dapat mempengaruhi kesehatan warga.

Hal itu pun menimbulkan ide dan inovasi dari enam mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang.

Mereka memberdayakan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Tulungrejo, untuk memanfaatkan limbah kulit buah apel menjadi beras analog bernama BENKAP.

"BENKAP merupakan program yang solutif dengan memberdayakan unsur masyarakat dalam menangani permasalahan limbah organik di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji," ujar salah satu perwakilan sekaligus Kordinator tim BENKAP, Moch. Mukasyafatul Asror, kepada ANTARA belum lama ini.

Moch. Mukasyafatul Asror bersama kelima temannya yaitu, Arva Saktia Zulemita, Esthy Dwi Anggraeni, Erni Wahyu Wijayanti, Husna Atikah, dan Rizal Nur Alfian, dibimbing oleh Dosen UB, Joko Prasetyo, berhasil membuat limbah kulit buah apel menjadi beras analog.

Moch. Mukasyafatul Asror juga mengatakan, kegiatan BENKAP yaitu program pelatihan terpadu dalam penanganan limbah organik, khususnya kulit buah apel di Desa Tulungrejo.

Menurutnya, sebagian masyarakat hanya memanfaatkan limbah kulit apel sebagai pakan ternak dan sisanya dibuang begitu saja.

Padahal, di dalam kulit apel terdapat banyak kandungan gizi yang bisa dimanfaatkan tanpa harus dibuang.

Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan kulit apel ini, menyebabkan masyarakat tidak mengetahui manfaat kulit apel dengan baik.

Moch. Mukasyafatul Asror pun menjelaskan proses pembuatan BENKAP yang cukup mudah dilakukan.

Pertama, kulit buah apel dikeringkan menggunakan oven untuk memudahkan proses menjadikan tepung kulit apel.

Selanjutnya, campurkan dengan fortifikasi tepung lain seperti sorgum, tepung meizena, serta penambahan larutan Glycerol Monostearat (GMS).

Kemudian, terbentuklah adonan dari bahan-bahan tersebut.

Setelah itu, potong adonan lalu dikeringkan.

Baca juga: Desa Tanaman Hias di Batu

Terakhir, yaitu proses pengemasan beras analog dengan berat bersih 250 gram per buah.

Hingga saat ini, program BENKAP masih berlanjut dan akan terus dikembangkan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Tulungrejo.

"Tim kami juga telah menggagas produk turunan dari BENKAP, yaitu berupa pupuk organik cair (POC) dari apel reject dan tepung kulit apel sebagai pengembangan dari keberlanjutan program kami," tutupnya.

Related News