Naik Daun Ikan Guppy
“Guppy itu beda sama cupang. Jadi, cupang itu semakin banyak warna semakin mahal untuk sekarang, sedangkan kalau guppy makin banyak warna harganya jadi murah, peminatnya pun berkurang.”
Bogor - Tren memelihara ikan hias kini tengah naik daun di masyarakat.
Pandemi COVID-19 telah merubah gaya hidup seseorang.
Yang biasanya berada di rumah hanya sekitar 4-10 jam per harinya, kini harus menghabiskan waktu selama 24 jam penuh.
Baca juga: Gemerlap Guppy Snake Skin Blue
Selain ikan cupang, discus, louhan, arwana dan ikan hias lainnya, kini guppy pun juga banyak diminati masyarakat.
Bentuknya yang unik dan kecil, siripnya cantik, serta warnanya bervariasi, menjadi daya tarik bagi ikan yang satu ini.
Seperti yang dilakukan Sapta Pratama (24), yang memanfaatkan waktu selama di rumah dengan berbisnis.
Selain ikan guppy, ia juga membudidayakan lele, hingga ayam kampung unggul Balitnak (KUB).
Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan ikan hias air tawar yang bernilai tinggi untuk dibudidayakan.
Ia merupakan ikan asli dari Venezuela, Amerika Utara yang kemudian menyebar ke seluruh benua.
Di Indonesia, guppy dikenal sebagai ikan yang mudah berkembang dan termasuk dalam kelompok ikan ovovivipar atau melahirkan, berbeda dengan ikan cupang yang bertelur.
Tama sendiri menjual berbagai jenis guppy seperti Platinum red tail, Big ear, Dragon, dan Tuxedo koi dengan kisaran harga Rp75.000-250.000 per pasang.
Berbeda dengan cupang, para pencinta guppy lebih senang dengan corak warna yang tidak bervarian.
“Guppy itu beda sama cupang. Jadi, cupang itu semakin banyak warna semakin mahal untuk sekarang, sedangkan kalau guppy makin banyak warna harganya jadi murah, peminatnya pun berkurang,” tutur Tama saat ditemui Jagadtani.id, belum lama ini.
Ia mengaku, baru saja menjual habis 1.000 ekor guppy dengan harga Rp150.000 per pasangnya
Tama sendiri beternak ikan guppy di lima kolam ikan terpisah yang letaknya berada di Desa Padurenan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Jenis pakannya pun mudah dicari yaitu, kutu air dan cacing sutra yang sering ditemukan di sekitar empang.
Selain itu, untuk menyediakan oksigen dalam kolam guppy ia menganjurkan menggunakan daun amazon frogbit.
“Kalau selain daun itu, contoh eceng gondok, dia bisa jadi kanibal. Saat ikan berada di bawah akar, akarnya akan jadi hidup menjepit si ikan,” ucapnya.
Baca juga: Sejumlah Manfaat Memelihara Ikan Hias
Ikan guppy miliknya, juga berhasil di ekspor ke Singapura untuk dijadikan bahan kosmetik.
Menurutnya di masa pandemi COVID-19, Sahabat Tani harus pintar-pintar dalam melihat peluang, membaca situasi pasaran, serta menekuni pekerjaan yang disukai.
“Sebenarnya mah kalau dilihat-lihat kan hanya sedikit. Nah, tapi kalau diuangkan, jadi banyak, makanya itu untungnya di situ, pintar-pintar melihat peluang,” tutupnya.