• 22 November 2024

Mengenal Anggur Tujuh Rasa 

uploads/news/2020/09/mengenal-anggur-tujuh-rasa--64057d043c6b859.jpg

Jadi ada rasanya seperti leci, nanti hari apa rasanya seperti jambu biji.”

BOGOR - Sahabat Tani tahu anggur brazil?

Ya, sesuai namanya, anggur jenis ini berasal dari Brazil, Amerika Selatan.

Anggur Brazil ini juga dikenal dengan nama Jaboticaba dari keluarga Myrtales.

Baca juga: Budidaya Tin dengan Teknik Grafting

Pohon anggur brazil, secara fisik jauh berbeda dengan pohon anggur pada umumnya dan yang membuat menarik, buahnya tumbuh menempel pada batang serta cabang.

Itulah sebabnya, anggur jenis ini juga disebut ceri brazil. 

Rana Wijaya, pemilik kebun pengembangan pertanian masa depan mengatakan, pohon anggur brazil yang ditanam di kebunnya merupakan varietas sabara dan sudah berumur 10 tahun.

Menurutnya, sabara atau jabuticaba var awalnya ditanam di dataran tinggi, sehingga cabang lebar tidak lurus ke atas.

Anggur brazil sendiri, menurut Rana, sudah masuk ke Indonesia lebih dari satu abad lalu.

Indukan anggur tersebut, pertama kali dibawa oleh Belanda untuk ditanam di Kebun Raya Cibodas. 

Dalam perkembangannya, pada era 80-an, masih kata Rana, pohon anggur brazil banyak dibudidayakan sebagai tanaman bonsai karena batang dan daunnya dinilai bagus. 

"Nah, waktu harga bonsai jatuh, ada orang tertarik mengebunkan anggur ini karena buahnya produktif dan rasanya enak. Ada juga tren di Taiwan, bahwa buah ini memiliki tujuh rasa," kata Rana saat ditemui di sekitar Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, baru-baru ini.

Dari tren saat itu, ketujuh rasa yang dimiliki buah anggur brazil, diantaranya memiliki rasa leci, jambu biji, manggis, markisa, menteng, lengkeng dan anggur.

Variasi rasa itu juga, sambungnya, bisa dibilang berbeda-beda tergantung hari kematangan buah.

"Jadi ada rasanya seperti leci, nanti hari apa rasanya seperti jambu biji. Jadi, kata mereka memang ada variasi rasa berbagai buah, makanya disebut buah tujuh rasa. Walaupun, mungkin tidak terlalu dominan, tapi ada memang berbagai rasa jenis buah di buah ini," kata Rana.

Ia mengatakan, agar buah tumbuh optimal, pembersihan cabang-cabang di batang menjadi hal rutin.

Karena di sepanjang batang itulah nantinya muncul buah yang ditandai keluarnya bintik-bintik, kemudian menjadi bunga.

"Jadi harus dibersihkan cabang-cabang di batang. Jangan ada cabang-cabang di dalamnya karena dari situlah keluarnya buah," ujarnya.

Meski anggur brazil saat ini sudah tak sepopuler saat 2010 dan 2011 silam, namun menurutnya, anggur jenis ini tetap memiliki nilai komersil tinggi dan tidak sampai terjun bebas, karena masih dicari oleh kalangan pehobinya.

"Pohon ini tetap masih dicari orang karena suka. Untuk seperti varietas sabara ini saja, itu dibutuhkan waktu selama lima sampai enam tahun baru mulai berbuah," sebutnya.

Baca juga: Pompa Air Penyelamat Petani Bogor

Untuk potensi usaha, kata Rana, anggur brazil masih cukup menjanjikan untuk mendatangkan pendapatan.

Namun, ada baiknya usaha dilakukan dengan konsep agrowisata. 

"Jadi untuk usaha bagusnya kalau agrowisata, pengunjung bisa petik sendiri. Kalau buah dijual di toko kurang pas. Artinya tidak tahan lama," tandasnya.

Related News