Kenali Penyakit Darah pada Pisang
“Pada tanaman dewasa, pangkal daun ini akan patah. sehingga daun akan menggantung di sekitar batang. Pada anakan, menunjukkan gejala layu, meski pun infeksinya tidak selalu sistemik.”
JAKARTA - Penyakit darah merupakan salah satu penghambat dalam budidaya pisang, hal ini disebabkan oleh bakteri patogen tanaman yang disebut Ralstonia solanacearum ras 2, P. celebensis, atau Banana Blood Disease (BDB).
Gejala yang timbul akibat serangan penyakti ini diantaranya, terjadi penguningan pada daun yang telah membuka penuh.
Baca juga: Manfaat Bekatul yang Sebenarnya
“Pada tanaman dewasa, pangkal daun ini akan patah. sehingga daun akan menggantung di sekitar batang. Pada anakan, menunjukkan gejala layu, meski pun infeksinya tidak selalu sistemik. Pada tanaman pisang yang sudah menghasilkan buah, jantung pisangnya masih tampak mengering dan mengkerut serta menghitam,” jelas Kepala Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu), Dr. Ir. Ellina Mansyah, MP, dalam keterangan resmi Balai Penelitan dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan), Selasa (29/9).
Untuk melihat gejala lainnya, lanjutnya, jika batang dipotong tampak pada pembuluh vaskularnya terdapat nekrosis berwarna merah kecokelatan.
Selain itu, dari bagian yang dipotong akan keluar lendir bakteri yang berwarna putih sampai coklat kemerahan atau kehitaman.
“Jika dilihat dari luar, buah pisang yang terserang penyakit darah seringkali tampak sehat, namun jika dipotong buah pisang yang sakit akan busuk dan berisi lendir bakteri yang berwarna kuning kemerahan atau pun merah kehitaman,” sebut Ellina.
Menurutnya, penyakit darah disebarkan melalui beberapa perantara, yaitu dari satu tempat ke tempat lainnya oleh manusia melalui bahan tanaman atau pun buah yang diperoleh dari tanaman yang terinfeksi.
“Lalu dapat juga melalui serangga penyerbuk yang singgah pada bunga sakit dan kemudian singgah lagi pada bunga sehat. Hal itu bisa terjadi, karena melalui bibit yang sakit, melalui alat-alat pertanian, aliran air, dan alat-alat transportasi,” ujarnya.
Penyakit darah umumnya menyerang jenis pisang kepok dan terkadang ditemukan juga menyerang pisang siem.
Ellina mengatakan, cara pengendalian penyakit darah dapat dilakukan melalui cara preventif yaitu, selalu gunakan bibit tanaman pisang yang bebas penyakit tanaman (semua pisang rentan).
“Hal ini bertujuan menjaga keluar masuknya penyakit ke daerah baru,” katanya.
Kemudian, cegah serangga penular atau pembawa penyakit dengan membungkus segera jantung pisang setelah keluar dengan kantong plastik, kertas, atau pun bahan lain.
“Hal ini bertujuan untuk mengurangi penularan penyakit dalam dan di antara lokasi yang ditularkan oleh serangga pengunjung bunga,” tuturnya.
Baca juga: Manfaat Kulit Ari Kacang Tanah
“Jangan tunggu sampai mekar baru dibungkus dan memotong sesegera mungkin jantung pisang begitu sisir buah terakhir sudah selesai keluar,” tambahnya.
Selain cara preventif, Ellina juga menyebut, dapat dilakukan cara kuratif, yaitu dengan eradikasi tanaman atau segera hancurkan dan musnahkan tanaman sakit dan tanaman pisang yang ada di sekelilingnya.
“Selanjutnya selalu amati dan perhatikan jikalau sisa-sisa tanaman sakit yang telah dihancurkan tersebut tumbuh kembali,” tutupnya.