• 22 November 2024

NTT Genjot Kawasan Sentra Jagung

uploads/news/2020/10/ntt-genjot-kawasan-sentra-64165f3b7e96a08.jpg

Pemerintah NTT telah mendistribusikan bibit jagung untuk 16 kabupaten yang menjadi lokasi pengembangan jagung melalui program TJPS.”

JAKARTA - Optimalisasi peningkatan lahan tanam jagung di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terus digenjot.

Pemerintah Provinsi NTT bertekad menjadikan daerah yang beribukota di Kupang tersebut sebagai sentra tanaman Jagung.

Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi NTT, Cosmas D Lana mengatakan, Pemprov NTT sedang mengadakan program tanam jagung panen sapi (TJPS).

Baca juga: Sumsel akan Bangun Bank Gabah

Program ini menggunakan lahan seluas 10.000 hektare dengan menetapkan 16 lokasi sebagai wilayah pengembangan tanaman jagung.

Wilayah tersebut antara lain Kabupaten Sumba Tengah, Sumba Timur, Sumba Barat, Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Kupang, serta sebagian kabupaten di Pulau Flores, Sabu Raijua, dan Rote Ndao.

"Pemerintah NTT telah mendistribusikan bibit jagung untuk 16 kabupaten yang menjadi lokasi pengembangan jagung melalui program TJPS," kata Cosmas kepada ANTARA belum lama ini.

Cosmas juga menyebut, hingga Agustus 2020, luas lahan yang telah ditanami jagung mencapai 1.435 hektare dari 10.000 hektare yang ditargetkan pada 2020.

Adapun jenis bibit jagung yang ditanam pada program TJPS yaitu, jagung jenis komposit sebanyak 31.046 kilogram, serta jagung hibrida sebanyak 64.099 ton.

Jagung komposit dan hibrida sendiri dibedakan dari sumber asal benih.

Jagung komposit dapat digunakan sebagai sumber benih produksi dengan harga benih tergolong lebih murah, karena proses pembenihannya mudah dan cepat.

Serta kebutuhan pupuk kimia dengan dosis yang tak banyak, karena tidak memerlukan unsur hara yang sangat tinggi.

Sedangkan benih jagung hibrida tidak dapat dijadikan sebagai sumber benih berikutnya, persilangan antar galur perlu keahlian khusus, harga benih lebih mahal dibandingkan komposit, kebutuhan pupuk kimia dosis tinggi, namun memiliki keunggulan potensi hasil yang tinggi.

Baca juga: Lampung Berdayakan Petani lewat KPB

Cosmas juga mengungkap, nantinya hasil panen jagung dari program TJPS akan digunakan untuk pembelian ternak, sehingga diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepemilikan ternak di tengah masyarakat.

Menurutnya, gebrakan yang dilakukan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT, Josef A Nae Soi melalui program TJSP, merupakan konsep kolaborasi pertanian dan peternakan untuk mendongkrak pendapat ekonomi masyarakat.

Program ini juga diharapkan dapat mengatasi masalah kemiskinan, yang masih menggerogoti sebagian masyarakat di provinsi NTT yang berbasis kepulauan ini.

Related News