Cegah Zoonosis dengan IV-Lab
Sistem IV-Lab untuk mendukung pengendalian penyakit hewan atau zoonosis.
JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) telah mengembangkan sistem informasi laboratorium terintegrasi atau dikenal juga sebagai Aplikasi IV-Lab untuk mendukung pengendalian penyakit hewan atau zoonosis. Menurut Direktur Kesehatan Hewan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa, hal ini penting dilakukan seiring dengan perkembangan kebutuhan sistem informasi daring yang mempercepat alur informasi dari lapangan ke laboratorium hingga penentu kebijakan di pusat.
Menurut Fadjar, sistem Aplikasi IV-Lab merupakan sistem informasi pengelolaan data pengujian di bidang kesehatan hewan, peternakan, dan kesehatan masyarakat veteriner yang diaplikasikan oleh laboratorium unit pelaksana teknis Ditjen PKH, yaitu semua Balai Veteriner (BVet) dan Balai Besar Veteriner (BBVet) di Indonesia. Penggunaan sistem aplikasi IV-Lab ini juga mempermudah pengelolaan data sampel dan pengujian laboratorium.
“Sistem aplikasi IV-Lab mempermudah pengelolaan data sampel dan pengujian laboratorium dengan status proses pengujian mampu telusur lebih cepat dan pelaporan ke pusat lebih mudah karena terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan hewan nasional (iSikhnas),” jelas Fadjar dalam keterangan resminya belum lama ini.
Fadjar juga menambahkan jika saat ini, pengembangan sistem informasi yang dilakukan mampu menampung dan mengolah hasil pengujian seluruh Balai Veteriner di Indonesia yang bisa mencapai 100 ribu sampel setiap tahunnya. Hal ini, lanjut Fadjar, penting mengingat Indonesia merupakan salah satu titik panas di Asia, harus selalu siaga dalam menghadapi wabah, dan kecepatan informasi terkait ancaman penyebaran penularan penyakit tersebut menjadi mutlak diperlukan.
Fadjar menjelaskan jika kejadian penularan penyakit sebenarnya bisa dilakukan dan mampu dikendalikan melalui tindakan yang cepat dan tepat. Salah satunya, melalui pemantauan yang mampu mendeteksi penyakit hewan secara tepat lewat sistem laboratorium yang mampu menyediakan hasil diagnosa yang cepat dan berkualitas.
Sementara itu, pakar informasi teknologi (BVet) Banjarbaru, Priyono, mengungkapkan jika sistem informasi IV Lab memiliki fitur yang memudahkan pengguna. Sistem aplikasi ini mumpuni sebagai perangkat yang dapat digunakan untuk perbaikan manajemen laboratorium, khususnya manajemen pengendalian penyakit pada umumnya.
“Penerbitan hasil uji diberitahukan secara langsung kepada pelanggan secara real time melalui email, SMS atau Whatsapp, sehingga pelanggan dapat mengakses laporan hasil uji miliknya secara online. Fitur real time dashboard dilengkapi dengan notifikasi hasil uji, status uji serta alert untuk kejadian penyakit tertentu,” terangnya.
Priyono berharap jika IVL diharapkan akan diterapkan oleh laboratorium veteriner Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia, serta dapat diintegrasikan dengan program E-Certivied, E-Kinerja, dan E-Billing.”Aplikasi ini juga menjadi salah satu nominasi terbaik kategori pelayanan internal pada lomba Teknologi informasi dan Komunikasi 2019 yang digelar oleh Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Kementan,” pungkasnya.