• 29 March 2024

Jalur Positif Produksi Beras 2020

uploads/news/2020/10/jalur-positif-produksi-beras-99174f68b0346ed.jpg

Ketersediaan stok beras perlu diamati dari waktu ke waktu, sehingga perencanaan ke depan bisa semakin bagus.”

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menargetkan peningkatan 310.000 ton atau 1% produksi beras di sepanjang 2020 dibandingkan realisasi produksi beras di 2019.

Target tersebut dihitung berdasarkan pertumbuhan luas panen dan produksi padi yang juga mengalami pertumbuhan.

Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto menyebut, luas panen padi pada2020 mencapai 10,79 juta hektare.

Baca juga: Tekad Merauke Menjadi Lumbung Pangan

Sedangkan total produksi padi di 2020 mencapai 55,16 juta ton dalam bentuk gabah kering giling.

"Jika dibandingkan tahun 2019, luas panen padi hanya sebesar 10,68 juta hektare. Sedangkan total produksi di tahun yang sama hanya 54,60 juta ton. Artinya luas panen dan produksi padi sama-sama naik 1,02%," ujar Suhariyanto, dalam keterangan tertulis, Kamis (15/10).

Meski demikian, lanjutnya, produksi beras sejauh ini masih terpusat di beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Dengan kondisi tersebut, ia berharap, pergerakan produksi di provinsi lainnya juga terus diperhatikan.

"Ketersediaan stok beras perlu diamati dari waktu ke waktu, sehingga perencanaan ke depan bisa semakin bagus," katanya.

Perlu diketahui, ekspor pertanian di September 2020 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu 20,84% month-to-month (mtm) atau 16,22% year-on-year (yoy).

Adapun hasil sektor pertanian yang naik cukup besar, di antaranya produk hortikultura, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kopi, lada, serta udang hasil tangkapan.

"Kenaikan eskpor hasil pertanian secara tahunan dikontribusi oleh kenaikan ekspor beberapa komoditi seperti sarang burung, udang hasil tangkap, cengkeh, sayuran, dan lada hitam," katanya.

Di sisi lain, BPS juga mencatat upah nominal buruh tani pada September 2020 mencapai 0,08% dengan angka upah rill mencapai 1,03%.

Kenaikan juga terjadi pada upah buruh bangunan sebesar 0,98% dan upah rill 1,03%.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mengatakan, produksi pertanian sejauh ini masih terus berjalan normal, meski suasana global masih dilanda pandemi COVID-19.

Untuk beras misalnya, Kementan mengklaim jika stok beras hingga akhir tahun mendatang masih dalam kondisi aman dan terkendali.

"Stok akhir tahun, beras kita masih memiliki 7,1 juta ton," klaim.

Untuk mengantisipasi peningkatan posisi tawar petani atas ulah para tengkulak, Kementan pun mengaku sudah memiliki dua program jangka panjang.

Keduanya yaitu, Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling).

Kolaborasi Kostratani dan Kostraling sendiri dicetuskan oleh Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, sebagai sarana pendukung konektivitas Agriculture War Room (AWR) yang menghubungkan antara kegiatan pertanian di Jakarta dengan pertanian seluruh Indonesia.

Baca juga: Sawah Bergelar Warisan Budaya Dunia

Dengan program tersebut, ia berharap, panen raya tidak lagi menjadi momok bagi petani.

Karena, Kostraling berperan vital dalam membeli gabah dari kelompok tani (Poktan) atau gabungan kelompok tani (Gapoktan) sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) untuk disimpan atau digiling, dalam upaya menyediakan beras kualitas standar pada waktu yang tepat.

Related News