• 22 November 2024

Meroketnya Ekspor Pertanian Sulteng

uploads/news/2020/10/meroketnya-ekspor-pertanian-sulteng-200339e83cb41c6.jpg

Kalau dilihat dari data semester pertama Januari 2019 sampai dengan Juni 2019, dibandingkan dengan Januari 2020 sampai dengan Juni 2020, itu ada peningkatan kurang lebih dua kali lipat sekitar 200%.”

PALU - Komoditas pertanian Sulawesi Tengah mengalami peningkatan ekspor yang cukup signifikan pada semester pertama di 2020.

Bahkan, tak tanggung-tanggung peningkatannya mencapai dua kali lipat dibanding periode tahun sebelumnya.

Baca juga: Menyulap Limbah Lele menjadi Pupuk

Dari hasil pendataan Balai Karantina Pertanian (Barantan) Kelas II A Palu, lima komoditas pertanian yang mengalami peningkatan ekspor yaitu kakao biji sebanyak 2.000 ton, kelapa parut 1.220 ton, kelapa bulat 336 ton, minyak kelapa kategori virgin coconut oil (VCO) 55 ton, dan minyak kelapa atau coconut oil (CO) sebanyak 15 ton.

"Kalau dilihat dari data semester pertama Januari 2019 sampai dengan Juni 2019, dibandingkan dengan Januari 2020 sampai dengan Juni 2020, itu ada peningkatan kurang lebih dua kali lipat sekitar 200%," ujar Kepala Barantan Kelas II A Palu, Ida Bagus Hary Soma Wijaya beberapa waktu lalu.

Peningkatan jumlah ekspor ini, lanjutnya, terindikasi dari diversifikasi produk, frekuensi pengiriman, peningkatan negara tujuan, dan bertambahnya volume ekspor.

Selain pertanian, beberapa komoditas juga mengalami peningkatan jumlah ekspor, seperti di sektor kehutanan seperti getah pinus dan rotan.

Sementara untuk peningkatan di komoditas peternakan yaitu sarang walet.

"Sarang walet itu pertahunnya kita sudah kirim ke daerah lain untuk diproses karena di Sulawesi Tengah sendiri belum ada rumah proses, jadi kami hanya mengirim mentah saja pertahunnya sekitar kurang lebih 43 ton,” tuturnya.

Terkait dengan peningkatan ekspor ini, Hery menjelaskan, ada beberapa komponen yang dinilai, seperti adanya peningkatan jenis komoditas, serta adanya diversifikasi produk.

"Contoh konkret, kalau di Sulawesi Tengah ini, sekarang kita sudah bisa mengolah dari produk kelapa atau tepung kelapa, dan ada cocofiber, cocopeat. Nah, di Kabupaten Banggai dan Tojo Una-una sudah ada pemodal asing dan selama ini mereka sudah melakukan ekspor rutin untuk produk kelapa," jelasnya.

Selain itu, saat ini Barantan Kelas II A Palu juga tengah menjalankan program Kementerian Pertanian yaitu akselerasi ekspor.

Baca juga: Parimo Bersiap Menyangga Ibu Kota

Sehingga, pihak Barantan Kelas II A Palu pun menargetkan pada 2024 akan ada peningkatan ekspor sebanyak tiga kali lipat.

"Kami menyebutnya gerakan tiga kali ekspor," tegasnya.

Dengan peran dan fungsi Barantan Kelas II A Palu, Hary pun optimis dan berharap target di 2024 untuk peningkatan ekspor pertanian dapat diraih, mengingat potensi pertanian di Sulteng yang besar.

Related News