Jokowi Genjot Pengerjaan Food Estate
“Saya rasa kita ingin melihat model bisnisnya seperti apa, proses bisnis yang akan dilakukan di sini seperti apa, hitung-hitungannya sudah ada. Ini akan menjadi contoh untuk provinsi-provinsi lain yang ingin membuat food estate.”
JAKARTA - Pemerintah saat ini tengah fokus terhadap ketahanan pangan.
Pasalnya, pandemi COVID-19 mengajak hampir seluruh negara di dunia untuk memaksimalkan produksi pangan, agar tidak kembali menerima produk dari luar negeri.
Karena itu, pemerintah pun berupaya untuk melakukan pengembangan kawasan food estate di Kabupaten Humbang Huasundutan, Provinsi Sumatera Utara.
Baca juga: Ada Raisa di Food Estate
Di kawasan itu Presiden RI, Joko Widodo bersama Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meninjau kawasan dengan mengecek benih dan menyaksikan proses pengolahan lahan tanam berbasis teknologi modern.
Tak hanya itu, bibit tanaman hortikultura pun tengah dipersiapkan di kawasan food estate itu.
"Siang hari ini kita berada di Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Humbang Hasundutan, di sini sesuai dengan rencana akan dikerjakan Food Estate. Kita memiliki 2 lokasi yang akan kita pakai untuk memulai program pengembangan atau food Estate yang pertama di Provinsi Sumatera Utara yang kedua di Provinsi Kalimantan Tengah," tutur Presiden Jokowi dalam keterangan persnya di Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Selasa (27/10).
Menurutnya, adanya pengembangan lumbung pangan berbasis hortikultura bertujuan untuk mendirikan kawasan hortikultura berdaya asing, modern ramah lingkungan, mendorong terbentuknya lembaga petani berbasis korporasi.
Dalam proses pengembangan lahan pertanian, jenis hortikultura dijadikan sebagai komoditas utama yaitu kentang, bawang merah, dan bawang putih.
"Dan yang akan ditanam di sini seperti kita lihat ini adalah tempat dimulainya food estate di Provinsi Sumatera Utara yaitu untuk tanaman pertama kentang, yang kedua bawang merah dan yang ketiga bawang putih. InsyaAllah ini udah dimulai tanamnya dan hasilnya akan kita lihat kira-kira nanti dua sampai dua setengah bulan," ucap Jokowi.
Pengembangan lumbung pangan baru sendiri akan dilakukan di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.
Kedua provinsi tersebut dinilai memiliki potensi lahan yang cukup luas untuk dijadikan kawasan food estate.
Jokowi menjelaskan, pada proyek pengembangan lumbung pangan baru akan dilihat proses bisnis terintegrasi.
Sehingga, dapat disempurnakan dan menjadi contoh untuk pengembangan kawasan food estate pada provinsi lainnya.
"Saya rasa kita ingin melihat model bisnisnya seperti apa, proses bisnis yang akan dilakukan di sini seperti apa, hitung-hitungannya sudah ada. Ini akan menjadi contoh untuk provinsi-provinsi lain yang ingin membuat food estate," terang Presiden.
Sementara itu, dihadapan Presiden Jokowi, Syahrul Yasin Limpo menjelaskan pengembangan food estate di Kabupaten Humbang Hasuduntan.
Syahrul menyampaikan, total luas areal yang dipersiapkan kurang lebih mencapai 1000 hektare.
Kemudian areal yang sedang dalam penggarap seluas 215 hektare.
"Sesuai arahan Bapak Presiden kurang lebih ini areal yang sudah kita persiapkan sebagai lahan percontohan utama. Selanjutnya Kementerian Pertanian hanya bisa masuk setelah Kementerian LHK dan PUPR serta lainnya selesai," ujar pria yang akrab disapa SYL tersebut.
Menurut SYL, pengembangan kawasan food estate di Sumatera Utara, akan dibangun model industri hulu-hilir termasuk pascapanen.
Sehingga nantinya akan ada "market place" seperti pasar modern.
"Kami memang menargetkan pada peningkatan luas tanam dan produksi komoditas bawang merah, bawang putih dan kentang serta memperkuat kerja sama dan sinergi antar petani dengan stakeholders terkait," katanya.
SYL juga menyebut, pihaknya juga akan meningkatkan kapasitas petani dengan membentuk Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) untuk pengembangan komoditas hortikultura dan penyiapan benih hortikultura bermutu.
Dibangunnya Food estate berbasis hortikultura sendiri bertujuan untuk membangun kawasan hortikultura terpadu yang berdaya saing, ramah lingkungan dan modern, mendorong sinergitas dengan stakeholders dalam pengembangan food estate berbasis hortikultura, serta mendorong terbentuknya kelembagaan petani berbasis korporasi.
"Ada sekitar tujuh investor yang sudah siap dan tentunya akan mendukung omzet untuk kesejahteraan para petani," tegasnya.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan, banyak sasaran yang ingin dicapai dari pembangunan food estate ini.
Tidak hanya peningkatan luas tanam dan produksi bawang merah, bawang putih dan kentang, akan tetapi juga memperkuat kerjasama dan sinergitas petani dengan stakesholders terkait, sekaligus meningkatkan kapasitas petani serta membentuk kelembagaan ekonomi petani.
"Skema yang pas untuk menggerakkan agribisnis food estate ini adalah korporasi kemitraan antara petani dan investor. Petani sebagai sumber daya manusia yang ada di sini merupakan pemilik lahan, sekaligus sebagai tenaga kerja produktif," katanya.
Namun begitu, kata Prihasto, petani memiliki keterbatasan modal.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peran KUR menjadi penting.
Baca juga: Mimpi Besar lewat Food Estate
Setiap pinjaman memerlukan jaminan di bank, maka dibutuhkan sosok investor yang berfungsi sebagai off taker penyerapan hasil produksi petani dan mampu menyediakan benih, pupuk dan sparodi lainnya.
Pada tahun ini target pembukaan lahan untuk pembangunan FE Humbahas seluas 1.000 hektar, yang sumber dananya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementan, seluas 215 hektar dan Swasta 785 hektar.
Selain itu, pihak Swata yang telah menanamkan modal untuk pengembangan kawasan diantaranya adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Calbee Wings Food, PT. Champ Resto Indonesia, PT. Semangat Tani Maju Bersama, PT. Agra Garlica Lestari dan PT. Agri Indo Sejahtera, dan PT. Karya Tani Semesta.