“Panen tahun ini turun drastis. Salah satu faktornya adalah pada cuaca, kemaraunya kurang.”
TANGERANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi jika akan terjadi anomali iklim La Nina atau peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia pada Oktober-November di Pulau Jawa.
La Nina sendiri merupakan naiknya suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur menjadi dingin.
Rupanya, hal ini juga berpengaruh terhadap musim panen durian tahun ini.
Baca juga: Durian, Si Raja Nutrsi
Ahmad, salah satu petani durian, sekaligus pengelola Harum Nursery menuturkan, banyak petani durian yang merasakan dampak dari curah hujan yang cukup tinggi kali ini terhadap hasil panen.
“Biasanya kalau bulan oktober mau masuk bulan November, di grup Facebook para petani durian mulai ramai posting perkembangan buah durian yang mau di panen, sekarang mah sepi-sepi aja. Sepertinya akan tertunda panennya, bahkan bisa gagal panen,” kata Ahmad saat di temui di Jalan Amil Kiman, RT 06 RW 03, Kelurahan Kunciran Jaya, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten oleh tim Jagadtani.id belum lama ini.
Ahmad menjelaskan, musim hujan yang terus-menerus mengguyur wilayah Tangerang membuat perkembangan pohon-pohon durian tidak berkembang secara maksimal.
Padahal, durian dapat tumbuh maksimal pada wilayah dataran rendah dengan iklim cuaca panas.
“Panen tahun ini turun drastis. Salah satu faktornya adalah pada cuaca, kemaraunya kurang. Istilahnya dalam satu bulan itu full terus menerus hujan. Intensitas tahun ini cukup lebat, beda sekali dengan tahun lalu. Sehingga pohon durian bukannya tumbuh kembang, malah tumbuh daun terus,” ucap Ahmad.
Lebih lanjut, Ahmad mengaku bibit bisa saja dipaksakan berbuah dengan memberikan bahan kimia.
Namun hal itu tak ia jadikan pilihan, sebab dapat menyebabkan dosis yang berlebihan pada buah dan pengeluaran biaya yang cukup mahal.
Baca juga: Menanti Sertifikasi Durian Andalan Babel
“Untuk durian kalau memang tahun ini gagal panen akibat cuacanya yang tidak bagus, solusinya bisa saja pakai bahan kimia untuk menumbuhkan tanaman, namun kami tidak ingin memaksakan seperti itu. Mengikuti alur saja. Selain itu, biayanya akan mahal sekali dan nantinya biaya tersebut tidak akan tertutup dengan hasil panen,” ungkapnya.
Meski demikian, Ahmad tetap memandang positif kegagalan panen tahun ini dan berharap banyak di panen tahun berikutnya.
“Kalau tahun ini gagal, anggap saja tahun ini kita menyuburkan pohon, yang nantinya harapan kita pohon ini untuk panen tahun depan lagi,” tutupnya.