• 21 November 2024

Kembalinya Sang Birokrat Berprestasi

uploads/news/2019/10/kembalinya-sang-birokrat-berprestasi-17467d324f06d54.jpg

Siti Nurbaya Bakar kembali terpilih menjadi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

JAKARTA – Ketika matahari belum sampai di atas kepala, Siti Nurbaya Bakar tiba di Istana Kepresidenan pukul 10.15 pada Selasa (22/10) kemarin. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dalam Kabinet Kerja 2014-2019 itu agak terburu-buru dengan sesekali berlari kecil ketika ia tiba di istana. Ia datang dengan mengenakan kemeja putih dan celana hitam, sambal tersenyum dan melambaikan tangan ke arah wartawan.

Seperti De Javu, dalam pengumuman yang dilakukan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc., kembali memegang jabatan lama yang ia pegang sebelumnya yaitu Menteri LHK dalam kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Sebelum menjadi menteri, ia sebelumnya merupakan kader dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di bawah pimpinan Surya Paloh. Dalam organisasi partai, Siti pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Nasdem

Siti Nurbaya merupakan penduduk asli Jakarta dan lahir pada 28 Juli 1956. Setelah menghabiskan masa muda bersekolah di Jakarta, ia meneruskan pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan lulus pada 1979. Lepas dari IPB, Siti Nurbaya memulai karir di dunia birokrasi saat dengan menjabat sebagai Kasubid Analisis Statistik Bapedda Lampung pada 1981. Kemudian secara karir beliau terus meroket dengan menduduki posisi Kasi Penelitian Fisik Bapedda, Kasi Pengairan Bapedda, Kasi Tata Ruang Bapedda, Kabid Penelitian Bappeda, Kabid Prasarana Fisik Bappeda, dan Wakil Ketua Bappeda Tk.I Lampung.

Sukses berkarir di Bapedda Lampung, membuat Siti Nurbaya diberi mandat di berbagai posisi strategis seperti Sekretaris Jenderal Depdagri di tahun 2001, Dewan Komisaris PUSRI (2011-sekarang), hingga akhirnya menghabiskan sisa masa pengabdiannya sebagai PNS sebagai Sekretaris Jenderal DPD RI (2006-2013). Tidak salah bila Presiden Jokowi kembali memilihnya lagi sebagai Menteri Lingkungan Hidup, sebab setelah lulus dari IPB Siti Nurbaya juga meneruskan pendidikan S2 International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede, Belanda, dan lulus pada 1988. Bahkan, beberapa tahun setelahnya dirinya juga melanjutkan pendidikan S3 di Institut Pertanian Bogor yang berkolaborasi dengan Siegen University, Jerman.

Sebelum ditunjuk sebagai menteri di Kabinet Kerja Jilid I, Siti Nurbaya juga tercatat aktif sebagai Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi di Lingkungan Kopertis wilayah III. Dengan deretan kesuksesan itu, tidak mengherankan bila dirinya sering diganjar penghargaan prestisius. Pada 2011 saja, Siti Nurbaya menerima Penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Penghargaan Pemimpin Pancasila dari Yayasan Indonesia Satu. Wanita yang pernah masuk daftar 99 Most Powerfull Women dari Majalah Globa Asia itu pun pernah meraih Penghargaan Laporan Akuntansi Standart Tertinggi dari Menteri Keuangan RI dari tahun 2008 hingga 2011.

Selama bekerja sebagai birokrat, Siti beberapa kali dianugerahi penghargaan, antara lain sebagai Pegawai Negeri Sipil Teladan Nasional pada 2004 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri dan penghargaan Bintang Jasa Utama oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Siti juga beberapa kali menjadi anggota delegasi Indonesia ke luar negeri.

Meski demikian, karir Siti tidak selamanya mulus, ketika menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Siti pernah tersandung kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran. Ibu dari dua anak tersebut dikabarkan menerima Rp100 juta dari rekanan. Tetapi, Siti lolos dari jeratan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena proyek tersebut diarahkan langsung dari menteri ke dirjen, tanpa melalui dirinya.

Lama berkecimpung di dunia birokrat, istri Rusli Rachman itu kemudian beralih ke dunia politik. Siti menjadi Ketua Dewan Pimpian Pusat Partai NasDem sejak 2013 hingga sekarang. Siti juga aktif mengajar di sekolah pascasarjana Institut Pertanian Bogor program studi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. (Annisa Bidara)

 

Related News