Mengenal Ikon Puspa dan Satwa 2020
“Penetapan ikon puspa dan satwa ini juga untuk memperkenalkan serta mengajak seluruh masyarakat, agar menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati sebagai aset yang harus dijaga kelestarian di habitat aslinya di alam Indonesia.”
JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan kecombrang (Etlingera elatior) dan rusa timor (cervus timorensis), sebagai ikon puspa dan satwa 2020.
Penetapan keduanya untuk memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) yang dilaksanakan setiap 5 November.
Menurut Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wamen (LHK), Alue Dohong, momen HCPSN kali merupakan momen untuk membangun kesadaran dan membentuk kecintaan masyarakat Indonesia terhadap puspa dan satwa Indonesia.
Baca juga: Mengintip Konservasi Rusa di HPD
Momen ini juga terus dikampanyekan kepada masyarakat, agar ikut serta menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia.
“HCPSN tahun ini mengangkat tema ‘Puspa dan Satwa Harapan untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan’ dengan tujuan untuk mengingatkan kita semua akan perlunya perlindungan puspa dan satwa Indonesia, terutama yang berada di sekitar lingkungan terdekat, sebagai sumber ketahanan pangan, demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan, di tengah pandemi COVID-19,” ujarnya dalam keterangan tertulis KLHK, Kamis (5/11) kemarin.
“Ikon puspa tahun ini, kecombrang, sedangkan ikon satwa tahun ini adalah rusa timor. Penetapan ikon puspa dan satwa ini juga untuk memperkenalkan serta mengajak seluruh masyarakat, agar menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati sebagai aset yang harus dijaga kelestarian di habitat aslinya di alam Indonesia,” tambahnya.
Sebagai informasi, kecombrang merupakan jenis bunga yang dapat dikonsumsi atau termasuk ke dalam edible flower.
Yang menarik dari tumbuhan ini yaitu, bunga, buah, batang, daun, hingga rimpangnya dapat dimanfaatkan sebagai rempah-rempah, obat tradisional beserta keperluan lainnya.
Kecombrang merupakan spesies dari famili Zingiberaceae yang tersebar luas di Indonesia.
Sebutan lokalnya pun beragam, seperti unji, honje, cekala, patikala, bongkot, sambuang, dan kecombrang.
Umumnya, kecombrang tumbuh di pinggiran hutan primer dan sekunder pada dataran rendah yang teduh.
Sedangkan rusa timor merupakan jenis satwa liar yang potensial dan prospektif untuk dikembangkan melalui penangkaran yang dapat dimanfaatkan hasilnya, dengan tetap memperhatikan unsur kelestariannya.
Baca juga: Khasiat Ranggah Muda Rusa Timor
Berdasarkan jumlah populasi dan persebarannya, rusa timor masuk ke dalam konservasi vulnerable (rentan) oleh IUCN Red List.
Karena itu, rusa timor memerlukan upaya sistematis dan terprogram dalam pengembangan penangkaran rusa, agar upaya peningkatan populasi melalui penangkaran rusa ini dapat memberikan dampak lebih besar dan signifikan.
Keberhasilan penangkaran rusa juga perlu dilengkapi dengan upaya-upaya promosi konsumsi daging rusa di kalangan masyarakat sebagai alternatif sumber protein hewani.