Menanam Paprika di Pekarangan Rumah
“Paprika harus ditanam di bawah paparan sinar matahari penuh. Meski pun begitu, Anda juga bisa menanamnya di bedeng yang terkena sedikit naungan.”
JAKARTA - Jika Sahabat Tani mulai gemar berkebun, cobalah untuk menanam paprika.
Paprika sendiri memiliki beragam varietas, mulai dari yang manis dan renyah, sampai yang kecil dan pedas.
Melansir WikiHow, jika Sahabat Tani ingin menanam paprika, pekebun profesional asal Colorado, Amerika Serikat, Lauren Kurtz, memberikan beberapa tips.
Pertama, pilih varietas yang diinginkan.
Baca juga: Cara Aman Memindahkan Tanaman Pot
Terdapat beragam jenis paprika di pasaran dan Sahabat Tani bisa memilihnya berdasarkan warna, ukuran, dan tingkat kepedasannya.
Seperti paprika lonceng atau disebut juga paprika manis yang merupakan varietas yang paling ringan.
Paprika ini tersedia dalam berbagai warna seperti oranye, kuning, merah, dan hijau, yang biasanya berukuran satu kepalan tangan.
Sahabat Tani bisa menyantap paprika ini dalam keadaan mentah atau menambahkannya pada hidangan.
Ada juga ada paprika pedas atau di Indonesia biasa disebut “cabai besar”, yang tersedia dalam berbagai varietas.
Paprika yang paling ringan yaitu paprika anaheim, namun jenis yang paling terkenal yaitu cabai jalapeno dan serrano.
Setelah itu, pilih lokasi penanaman.
Usahakan pilih area yang mendapatkan sinar matahari secara penuh dan drainase yang baik.
“Paprika harus ditanam di bawah paparan sinar matahari penuh. Meski pun begitu, Anda juga bisa menanamnya di bedeng yang terkena sedikit naungan. Hindari menanamnya di tempat yang mendapatkan naungan secara terus-menerus. Apabila lahan di halaman banyak mengandung batu, atau mengalami banjir saat hujan, sebaiknya Anda menanam paprika di pot atau bedeng kebun (bidang tanah yang ditinggikan dengan pinggiran dari kayu atau bata),” ujarnya.
Lalu, uji pH tanah jika Sahabat Tani ingin mencari tahu, apakah lahannya cocok untuk menanam paprika.
Paprika sendiri tumbuh subur pada tanah dengan pH antara 6,2 dan 7.
Meski begitu, Sahabat Tani tetap bisa menanamnya pada tanah dengan pH tinggi, karena paprika bisa tumbuh pada lahan yang agak basah.
“Ini memang opsional, tetapi berguna, agar Anda bisa menerapkan strategi yang paling efektif untuk mejaga agar tanah dan tanaman tetap sehat,” sebutnya.
Setelah itu, gunakan pengubah unsur tanah, agar lahan di halaman tetap sehat dalam waktu yang lama.
Pupuk juga akan memengaruhi jumlah nutrisi yang ada di dalam tanah, sedangkan pengubah unsur tanah (amendment) akan memperbaiki berbagai aspek yang terkait dengan kondisi fisik tanah, termasuk kadar pH.
Apabila tanahnya cenderung asam, tambahkan sedikit kapur pertanian beberapa bulan sebelum penanaman, kemudian ujilah pH-nya untuk kali kedua agar memastikan kadarnya sudah ideal.
Jika tanah terlalu basah, tambahkan lumut gambut atau belerang pertanian.
Lalu siapkan tanah dan campurkan kompos pada tanah, buang bebatuan, dan hancurkan bongkahan tanah yang berukuran besar.
“Berbagai jenis pupuk, misalnya tepung ikan, kotoran ayam, atau pupuk buatan pabrik bisa didapatkan di toko pertanian. Singkirkan gulma yang Anda jumpai, agar tidak mengganggu pertumbuhan paprika,” katanya.
Menyemai biji paprika
Setelah menyiapkan lahan, tentukan saat yang tepat untuk menanam paprika.
Namun, hal itu tergantung jenis varietasnya, karena paprika memerlukan waktu tumbuh yang berbeda-beda, sehingga Sahabat Tani harus mencari informasinya terlebih dahulu.
Seperti paprika pedas yang membutuhkan waktu yang lebih lama atau kira-kira 12 minggu untuk mencapai tingkat kematangan, sedangkan paprika lonceng akan mencapai tingkat kematangan dalam waktu kira-kira delapan minggu.
“Jika Anda tinggal di negara dengan empat musim, ketahuilah bahwa paprika tidak bisa tumbuh pada tanah yang dingin atau membeku. Jadi, Anda harus menanamnya ketika cuaca sudah cukup hangat. Guna mendapatkan suhu tanah yang baik, tanam paprika di lahan minimal satu bulan sesudah hari terakhir embun beku (frost). Cari tahu waktu embun beku terakhir di area Anda melalui internet atau instansi terkait di daerah Anda,” tuturnya.
“Tentukan tanggal yang Anda anggap sesuai dengan suhu tanah yang diperlukan agar paprika bisa tumbuh, lalu hitung mundur dari tanggal tersebut ke delapan hingga sepuluh minggu sebelumnya. Tanggal ini akan digunakan sebagai saat awal untuk menyemai biji. Di negara dengan empat musim, akhir Mei merupakan waktu yang tepat untuk menanam paprika, dan ini berarti Anda harus mulai menyemai biji di awal Maret,” tambahnya.
Lalu, rendam biji paprika.
Dengan merendamnya, bagian penutup biji akan mudah pecah, sehingga proses pertumbuhannya menjadi lebih cepat.
Rendam biji di dalam air selama dua hingga delapan jam atau hingga biji tersebut tenggelam ke bagian dasar wadah perendaman.
“Siapkan satu cangkir teh kamomil encer untuk mensterilkan biji dan memecah lapisan kulit biji. Jika tidak ada teh kamomil, Anda bisa mencampur dua sendok makan hidrogen peroksida dengan satu cangkir air hangat untuk merendam bijinya,” ungkapnya.
Setelah itu, taburkan biji paprika di wadah persemaian.
Biji tersebut akan terus berada di wadah hingga siap ditanam.
Jadi, jangan ragu untuk menggunakan wadah apa pun yang tersedia, tidak perlu yang mewah dan bagus.
“Untuk memudahkan prosesnya, gunakan wadah persemaian buatan pabrik untuk menanam biji. Anda juga bisa menggunakan wadah dari plastik atau karton bekas makanan dengan membuat lubang di bagian bawahnya. Masukkan kerikil atau bebatuan kecil di bagian dasar wadah, kemudian tutupi dengan media tanam. Tanam biji paprika di bawah permukaan tanah dengan jarak antar biji sekitar 1 sentimeter, lalu siram media tanam hingga basah,” jelasnya.
Jika sudah selesai, tempatkan paprika di bawah sinar matahari.
Namun, jika Sahabat Tani menaruhnya di jendela ruangan karena cuaca tidak mendukung, hal itu tidak direkomendasikan, karena sinar matahari yang tersedia tidak mencukupi.
Untuk menggantinya, Sahabat Tani bisa menggunakan lampu berukuran besar, tidak perlu panas, dan letakkan sedekat mungkin dengan tempat persemaian.
Jika bibit telah tumbuh dua pasang daun sejati, pindahkan bibit tersebut dari wadah persemaian ke pot berukuran 5 hingga 10 sentimeter yang telah diberi media tanam.
Tempatkan tanaman di bawah sinar matahari hingga mencapai tinggi 10 hingga 15 sentimeter.
“Daun sejati merupakan daun yang terdapat pada tanaman paprika yang telah berukuran penuh, dengan bentuk yang besar dan runcing. Ini kebalikan dari kotiledon bulat yang muncul saat biji mulai bertunas di saat awal,” sebutnya.
Jika tingginya telah mencapai 10 hingga 15 sentimeter, lakukan penyesuaian (hardening) pada bibit paprika.
Apa lagi, paprika merupakan tanaman yang ringkih dan harus dikenalkan dengan lingkungan luar ruangan yang dingin secara bertahap sebelum Sahabat Tani menanamnya di lahan.
“Dua minggu sebelum Anda memindahkan paprika ke luar ruangan, kenalkan tanaman pada lingkungan di luar ruangan secara bertahap. Mulailah dengan meletakkan bibit di luar ruangan selama beberapa jam sehari, di tempat yang tidak terkena angin dan sinar matahari langsung. Secara perlahan tingkatkan waktu di luar ruangan saat tanaman terus tumbuh. Jangan membiarkan paprika tetap di luar ruangan selama semalam hingga Anda selesai melakukan penyesuaian iklim,” jelasnya.
Apabila ketinggian bibit telah mencapai sekitar 10 hinga 15 sentimeter, tanaman tersebut telah siap untuk ditanam di lahan.
Menanam paprika
Saat menanam bibit paprika, beri jarak antar tanaman 40 hingga 60 sentimeter dan bila perlu, pasang ajir atau tiang penopang untuk membantu tanaman berdiri tegak.
“Proses ini berlaku untuk semua bibit, baik Anda memulainya dari biji maupun bibit tanaman yang Anda beli di penjual bibit. Tanam paprika dengan kedalaman yang sama ketika tanaman tersebut tumbuh di pot. Berilah jarak antarbaris tanaman paprika sekitar 25-40 sentimeter,” ujarnya.
Lalu, siram tanaman secara teratur, karena tanah bisa kering di waktu tertentu dan Sahabat Tani harus menyiraminya secara teratur, agar tanaman menghasilkan buah yang besar dan segar.
Berilah air dalam jumlah yang cukup untuk membasahi tanah hingga mencapai akar.
Setelah itu, berilah mulsa di atas tanah.
Hal ini untuk menambah nutrisi yang akan membantu pertumbuhan paprika dan mencegah tumbuhnya gulma yang mengganggu akar.
“Mulsa yang bagus untuk paprika adalah jerami dan cacahan rumput. Tambahkan mulsa setebal 5 sentimeter ke seluruh bagian tanah di sela-sela dan sekeliling tanaman,” imbuhnya.
Apabila ada gulma yang tumbuh di antara mulsa, gunakan tangan untuk mencabut gulma tersebut secara perlahan, agar tidak merusak akar paprika.
Gulma sendiri akan merebut ruang dan nutrisi tanaman paprika, sehingga Sahabat Tani harus membuangnya dari area tersebut.
Beri pupuk tanaman jika perlu, beberapa tanda yang menunjukkan, tanaman memerlukan pupuk yaitu pertumbuhan lambat atau daun menjadi pucat.
Gunakan pupuk dengan kandungan nitrogen yang tinggi, misalnya emulsi ikan atau pupuk organ cair (copost tea), dan sebarkan secara merata pada area penanaman.
Ikuti petunjuk yang ada di kemasan pupuk dan siram tanaman terlebih dahulu, agar pupuk tidak hilang karena terbilas air.
Terakhir, panen paprikanya.
Pada umumnya, Sahabat Tani memerlukan waktu kira-kira dua bulan untuk memanen paprika.
Baca juga: Membuat Habitat Buatan untuk Kura-kura
Agar paprika terus menghasilkan buah di awal musim, panen paprika sebelum buah mencapai puncak kematangan.
“Nanti, ketika tanaman sudah mendekati akhir musim produksi, biarkan buahnya matang sedikit lebih lama sebelum Anda memanennya. Makin dalam warnanya, makin matang buahnya. Panen paprika dengan memotong di bagian atas tangkai. Jika ditarik dengan tangan, batang dan akar tanaman paprika yang rapuh bisa rusak. Di negara empat musim, jika embun beku hampir tiba, petik semua buah walaupun belum matang. Semua buah yang ada akan rusak jika terkena embun beku,” tutupnya.