• 22 November 2024

Kisah di Balik Jus Jeruk

uploads/news/2020/11/kisah-di-balik-jus-24632542389ff19.jpg

Di sisi lain, jus jeruk memiliki kandungan kalsium yang sangat rendah. Sebagai minuman yang dikenal “Nomor satu minuman dalam sarapan pagi” hal tersebut merupakan kelemahan yang serius.”

JAKARTA - Adakah Sahabat Tani yang gemar minum jus jeruk saat sarapan pagi?

Ya, jus jeruk, terutama orange dan grapefruit, merupakan minuman sarapan yang populer dan merupakan sumber vitamin C dan asam folat yang baik dalam nutrisi manusia.

Jus jeruk juga mengandung flavonoid yang dipercaya memiliki efek kesehatan yang bermanfaat.

Selain itu, jus ini merupakan sumber mineral yang cukup baik, terutama kalium.

Nilai khas kandungan kalium per 100 gram yaitu 150 miligram dalam jus jeruk grapefruit dan 200 miligram dalam jus jeruk orange.

Baca juga: Rahasia Budidaya Jeruk Kepruk Tejakula

Asupan harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa sendiri yaitu 4.700 miligram.

Ditambah, kalium juga penting dalam nutrisi manusia.

Kalium Ini memainkan peran penting dalam keseimbangan elektrolitik, kontraksi otot, dan aktivitas jantung.

Di sisi lain, jus jeruk memiliki kandungan kalsium yang sangat rendah. Sebagai minuman yang dikenal “Nomor satu minuman dalam sarapan pagi” hal tersebut merupakan kelemahan yang serius. Oleh karena itu, pengolah jeruk terkemuka pun mengembangkan jus jeruk yang diperkaya kalsium, yang memiliki kandungan kalsium yang sama dengan susu,” tulis Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan), dalam keterangan resminya belum lama ini.

Vitamin D juga ditambahkan ke beberapa jus jeruk yang diperkaya kalsium.

Pembuatan jus jeruk juga ditujukan agar lebih menarik secara gizi sebagai minuman sarapan untuk anak kecil.

Berguna saat perang dunia

Dalam sejarah manusia, perang sering kali menjadi dasar inovasi teknologi.

Setelah dimulainya Perang Dunia II, angkatan laut Nazi Jerman memusatkan perhatian untuk mengganggu jalur pasokan maritim ke Inggris dan mengirim U-boat untuk menenggelamkan kapal dagang.

Saat itu, Inggris mengimpor 70% makanannya, termasuk buah-buahan dan sayuran.

Untuk menghadapi situasi kekurangan yang berkepanjangan, Kementerian Makanan Inggris pun menetapkan sistem penjatahan, bersama dengan kampanye pendidikan gizi populer yang efisien. Jus jeruk termasuk dalam ransum bayi, wanita hamil, dan orang sakit. Tetapi untuk mencapai Inggris, jus jeruk harus melewati perairan yang berbahaya. Hal yang jelas harus dilakukan yaitu mengurangi konsentrasi massa dan volume sari buah jeruk,” jelas Balitjestro.

Konsentrat kemudian diproduksi di beberapa negara penghasil jeruk, menggunakan evaporator yang tidak cukup memadai untuk memekatkan jus jeruk.

Sebagian besar konsentrat yang dihasilkan, dikemas dalam tong kayu dan diawetkan secara kimiawi, sebagian besar dengan natrium bisulfit.

Pada 1941, Amerika Serikat juga ikut berperang.

Mereka mencoba memecahkan masalah pengembangan sumber vitamin C yang enak dan dapat diangkut untuk pasukan di medan perang Eropa.

Para peneliti di laboratorium Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA) di Winter Haven, Florida pun mengerjakan proses untuk konsentrasi jus jeruk dan pengawetan konsentrat.

Pada 1948, atau tepatnya tiga tahun setelah perang usai, proses untuk membuat konsentrat jus jeruk beku dengan sistem “cut-back” mulai dipatenkan.

Paten tersebut diklaim oleh USDA dan dibuka seluasnya untuk diterapkan oleh industri.

Secara paralel, peningkatan signifikan telah dibuat dalam desain evaporator.

Distribusi makanan beku menjadi lebih dapat diandalkan. Berkat kualitas yang baik dan kemudahan persiapan, didukung oleh kampanye publisitas yang efisien, jus jeruk pekat beku menjadi menu sarapan terkemuka di Amerika Serikat, dengan penetrasi yang cukup besar ke pasar luar negeri,” sebut Balitjestro.

Jus jeruk sendiri mengandung 86-90% air.

Konsentrasinya melibatkan pembuangan sebagian besar air ini.

Baca juga: Kertaji, Varietas Baru Jeruk Keprok

Tujuan utama konsentrasi dalam kasus jus jeruk yaitu,

pengurangan massa dan volume, mengakibatkan pengurangan biaya pengemasan, penyimpanan, dan transportasi.

Stabilitas konsentrat yang lebih baik karena pengurangan aktivitas air.

Konsentrasi tinggi dari padatan terlarut merupakan penghalang yang efisien terhadap pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim. Di sisi lain, reaksi kimia seperti pencoklatan nonenzimatis dipercepat dengan konsentrasi tinggi. Dengan demikian, jus pekat lebih tahan terhadap pembusukan mikroba,” tutup Balitjestro.

Related News