• 22 November 2024

Gagal Melaut Karena Banjir Rob

uploads/news/2020/11/gagal-melaut-karena-banjir-6163449a7a8a2fd.jpeg

Gelombang lautnya lagi tinggi, banyak nelayan sekarang-sekarang ini memilih tidak melaut.”

JAKARTA - Cuaca buruk yang mengakibatkan terjadinya banjir rob mencapai 1,5 meter, memaksa nelayan di Pelabuhan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta, tetap tinggal di daratan dan terpaksa tak melaut.

Ketinggian gelombang air laut yang tinggi, memaksa nelayan di Muara Angke untuk tidak menangkap ikan karena berisiko tinggi.

Hal itu terlihat dari banyaknya perahu-perahu kayu yang bersandar di sejumlah dermaga di sekitar lokasi.

Baca juga: Dampak La Nina bagi Nelayan

Puluhan nelayan yang sudah mempersiapkan perahunya untuk melaut, akhirnya membatalkan rencananya karena banyak perahu yang terbalik, sehingga semua peralatannya hanyut terbawa ombak.

Tisna (41), salah seorang nelayan mengaku, hampir sepekan lebih tidak melaut.

Tingginya gelombang air laut pada saat ini, menjadi alasannya untuk tidak menangkap ikan seperti biasanya.

"Gelombang lautnya lagi tinggi, banyak nelayan sekarang-sekarang ini memilih tidak melaut,” ucapnya kepada Jagadtani.id belum lama ini.

Meski berdampak pada pendapatan, namun menurutnya keselamatan tetap menjadi yang utama.

Karena akan berisiko tinggi untuk kapal-kapal kayu berukuran kecil.

Hal serupa juga diungkapkan Jaka (38), nelayan lainnya.

Agar dapurnya tetap mengebul ia pun terpaksa banting stir dengan menjadi buruh serabutan seperti kuli panggul di pasar.

Baca juga: MKP Ajak Milenial menjadi Nelayan

"Habis mau bagaimana lagi, kondisi kayak begini untuk menangkap ikan lagi tidak memungkinkan. Risikonya terlalu berbahaya kalau harus dipaksakan melaut juga,” ujarnya.

Jaka menambahkan, kondisi gelombang tinggi laut seperti saat ini, kerap terjadi pada bulan-bulan tertentu.

"Kalau musim angin barat seperti ini, bisa dibilang musimnya paceklik buat nelayan," pungkasnya.

Related News