Budidaya Lele di Kampung Klayas
“Harapannya akan dihasilkan minimal 2,25 ton ikan lele dalam dua bulan. Jikalau harga lele Rp40.000 per kilogram di Kota Sorong, maka usaha ini akan menghasilkan laba kotor Rp90.000.000.”
SORONG - Di tengah masa pandemi COVID-19, banyak sektor yang terdampak dan salah satunya di sektor ekonomi.
Hal itu terlihat dari pendapatan ekonomi masyarakat yang mulai menurun.
Sehingga, diperlukan model pengembangan ekonomi berbasiskan kearifan lokal, salah satunya budidaya ikan air tawar.
Baca juga: Menyulap Limbah Lele menjadi Pupuk
Banyak Pemerintah Daerah lewat Dinas Perikanan yang menawarkan program budidaya ikan air tawar, sebagai bagian untuk meningkatkan ekonomi dan memenuhi gizi masyarakat.
Melihat peluang tersebut, PT Pertamina Refinery Unit (RU) VII beserta Wahana Visi Indonesia (WVI) memperkenalkan budidaya ternak ikan lele (Clarias) di dalam kolam terpal dengan sistem bioflok di Kampung Klayas, Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat.
Menurut Manager Communication and corporate social responsibility (CSR) Pertamina RU VII, Dodi Yapsenang, keunggulan dari budidaya ini yaitu lebih praktis, mudah dikerjakan, dan biaya produksinya murah.
Sedangkan untuk tahap awal, ia menyiapkan sekitar 22.500 bibit lele beserta 75 sak pakan ikan beserta sarana lainnya.
"Harapannya akan dihasilkan minimal 2,25 ton ikan lele dalam dua bulan. Jikalau harga lele Rp40.000 per kilogram di Kota Sorong, maka usaha ini akan menghasilkan laba kotor Rp90.000.000. Tidak itu saja, dengan model ini diharapkan gizi anak-anak dapat lebih baik, karena ada asupan protein di rumah-rumah. Model pengembangan ternak lele dilakukan untuk 15 KK (kepala keluarga) di Kampung Klayas sebagai model pertama,” kata Dodi.
Tahapan budidaya ikan air tawar ini, menurut Dodi, telah dilaksanakan di program CSR sebelumnya dan sudah memasuki tahun ketiga.
Dengan adanya dukungan dari WVI dalam memberikan pelatihan dan pendampingan, lanjutnya, budidaya ternak lele bisa lebih ke tahapan selanjutnya, yaitu pembibitan sendiri.
Setelah itu, masuk ke proses pengembangan produksi dan pemasaranya kelak dapat diarahkan ke pasar potensial, serta upaya alternatif produksi daging ikan air tawar dalam bentuk abon ikan, ikan asap, dan sebagainya.
Baca juga: Manfaat Lain Air Kolam Lele
Dodi pun berharap, dengan model pengembangan budidaya ikan lele yang baru, akan mendapat dukungan dari semua pihak dan dapat dilanjutkan oleh pihak kampung dan pemerintah setempat.
"Dari awal, masyarakat dari 15 KK ini terlibat. Kami harap upaya ini berhasil dan bermanfaat bagi warga di sini, dan yang paling penting adalah keberlanjutan. Jangan sampai upaya ini sia-sia dan menjadi tidak bermanfaat karena tidak ada yang mengurusnya," harap Dodi.