“Lidah mertua tidak memerlukan perawatan yang rumit, mampu bertahan pada banyak kondisi, bahkan media dengan kesuburan kurang, tahan kekeringan karena termasuk tanaman sukulen (banyak menyimpan air).”
JAKARTA - Jika Sahabat Tani penggemar tanaman hias, pastinya sudah tidak asing dengan tanaman lidah mertua atau snake plant (Sansevieria).
Lidah mertua merupakan tanaman yang memiliki bentuk yang unik, minimalis, tanpa batang, dengan daun berstuktur keras dan mengkilat.
Tanaman ini termasuk herbacious tahunan atau perennial, evergreen, berbiak dengan umbi lapis.
Menurut peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan), Muchdar Soedarjo, terdapat sekitar 600 spesies yang berasal dari daerah tropis di Afrika barat, lalu menyebar dari Nigeria timur hingga Kongo.
Baca juga: Ilex Cornuta, Penghias sekaligus Penyembuh
Tanaman ini juga tergolong Crasulaceaen Acid Metabolism (CAM), yaitu mengumpulkan cahaya di siang hari dan melakukan metabolisme di malam hari.
“Malam hari penyerapan oksigen sedikit, sehingga tidak mengganggu penyerapan oksigen kita jika ditanam sebagai tanaman indoor. Pergerakan tanaman atau tropisme disebabkan oleh lingkungan seperti cahaya, gravitasi, dan sentuhan. Hal ini berkaitan erat dengan perbedaan jumlah auksin pada organ. Sisi terluar organ yang membengkak mengandung auxin lebih banyak dibanding sisi bagian dalam,” jelasnya dalam keterangan resmi Balithi.
Menurut Muchdar, kelebihan lidah mertua dibanding tanaman hias lain yaitu budidayanya cukup mudah.
Tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi sedikit air atau sekitar 40% dan cahaya matahari, mampu tumbuh dalam ruangan, dapat hidup di negara yang memiliki empat musim.
Selain itu, tanaman ini juga memiliki cukup banyak manfaat seperti, anti polutan dan penghasil serat, serta mempunyai nilai ekonomi tinggi karena keindahan daun, baik itu struktur daun dan pola kombinasi warna pada daun.
Cara budidaya
Menurut Muchdar, tanaman ini dapat diperbanyak dengan cara stek, air layering, dan pembelahan umbi.
“Lidah mertua tidak memerlukan perawatan yang rumit, mampu bertahan pada banyak kondisi, bahkan media dengan kesuburan kurang, tahan kekeringan karena termasuk tanaman sukulen (banyak menyimpan air),” ujarnya.
Selain itu, tanaman ini menyukai kondisi lingkungan dengan cahaya atau intensitas dan lama penyinaran serta kelembaban cukup atau sedikit air bahkan toleran kekeringan, ia juga dapat tumbuh di tanah berpasir dan juga pada beberapa jenis tanah dengan drainase baik, dan suhu sedang.
Jenis-jenis lidah mertua
Lidah mertua juga memiliki beberapa kultivar daun variegata dengan stripe kuning atau perak pada tepi daun diantaranya, compacta, goldiana, hahnii, laurentii, dan silbersee, sansivieria mutasi cylindrica dan giant.
“Penyimpangan penampilan terlihat pada saat usia remaja kurang lebih delapan bulan. Ditandai dengan tampilan daun yang muncul, berbeda dari induk (bentuk dan warna),” tuturnya.
Jenis yang banyak digemari masyarakat menurut Muchdar yaitu, cylindrica.
Bentuknya membulat dan makin ke atas makin runcing, batang kuat dan pertumbuhannya cepat.
Jenis lain seperti trifasciata, memiliki berdaun lebar, tumbuh memanjang ke atas, warna hijau tua dengan garis hijau muda.
“Kerabat trifasciata, sansivieria hahnii juga banyak diminati dengan strukturnya yang kecil, arah gerak melingkar, warna kuning dengan strip hijau, dan berfungsi untuk menyerap polutan serta radiasi,” jelasnya.
Ada juga Ehgen bergi, berdaun panjang namun melengkung ke bawah, gerakan daun tidak memutar, namun mendatar sehingga tampak dari depan, daun datar dengan daun saling menumpuk.
Lalu Foscalina, dari genus kirkii mempunyai warna coklat, berdaun lebar, berkanal, dan tepi daun bergelombang.
Karakter daun pipih, melengkung dan pendek, dengan ukuran kecil, memiliki lima daun dengan berdiameter kurang dari 30 sentimeter.
Manfaat lidah mertua
Selain dimanfaatkan sebagai tanaman hias baik itu indoor, outdoor, dan tanaman pot, juga bisa diambil seratnya, karena tanaman ini memiliki serat yang kuat.
“Di Amerika Serikat, lidah mertua banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar produk tekstil, alat musik, tali, dan bahan baku kertas,” tuturnya.
Baca juga: Pakis Boston, Pembersih Udara Terbaik
Manfaat lainnya tanaman ini sebagai antiseptik, antikanker dan mampu menyerap zat polutan atau senyawa beracun seperti benzene dan formaldehide.
Hasil riset NASA selama 25 tahun membuktikan, lidah mertua dapat menyerap 107 unsur dalam polusi udara.
Bahkan, menurut penelitian, biji lidah mertua bersifat antibakteri yang efektif menekan mycobakterium tubercolosis penyebab penyakit TBC.
“Dibanding tanaman hias lain, lidah mertua tergolong tanaman dengan sedikit hama dan penyakit (cukup kuat). Umumnya, hama berupa siput dan thrips, sedangkan penyakit biasanya disebabkan oleh jamur dan bakteri,” tutupnya.