Nyaring Budidaya Belut dalam Tong
“Jika tidak ada sirkulasi air, maka kolam belut akan menjadi kotor dalam waktu dua hingga tiga hari.”
JAKARTA - Jika Sahabat Tani ingin membudidayakan belut, namun tidak memiliki lahan yang cukup, budidaya belut di dalam tong bisa menjadi alternatif yang bisa kalian coba.
Melansir situs Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, jenis drum yang dapat digunakan yaitu seukuran drum bekas oli yang sering kita jumpai.
Caranya yaitu, dengan melubangi sisi drum tersebut selebar kurang lebih 30 sentimeter secara memanjang dari atas ke bawah.
Baca juga: Seluk Beluk Bisnis Belut Rawa
Kemudian, drum yang sudah dilubangi sisinya tersebut direbahkan dengan posisi lubang di atas.
Sahabat Tani juga dapat menyambung drum-drum tersebut untuk mendapatkan kolam yang panjang.
Tentu saja Kalian harus mengelas sambungan drum, agar drum tidak bocor saat diisi air.
“Penting untuk kalian ketahui, sebelum drum diisi air, drum harus dicat terlebih dahulu agar terhindar dari karat saat terisi air. Setelah catnya kering, drum diisi dengan lumpur dengan sampai dengan ketebalan kurang lebih 50 sentimeter,” ujar Nonog Hanugrah dari Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Sumatera Barat dalam keterangan resminya belum lama ini.
Lalu drum diisi air hingga permukaan air kurang lebih 5-10 sentimeter di atas lumpur.
Langkah selanjutnya yaitu mengkondisikan kolam drum, agar seperti habitat belut sebenarnya.
Caranya dengan menanami eceng gondok di dalam kolam drum.
Eceng gondok juga berfungsi untuk memproduksi oksigen bagi belut yang Sahabat Tani pelihara di dalam drum.
Sebagai acuan, jumlah ideal eceng gondok dalam drum yaitu kurang lebih 30% dari luas permukaan air di dalam drum.
“Temperatur yang terlalu panas, tidak baik dalam pembudidayaan belut. Oleh karenanya, drum sebaiknya tidak diletakkan di tempat yang langsung terkena sinar matahari,”
Jika Sahabat Tani memperhatikan hal-hal di atas, maka besar kemungkinan budidaya belut dalam drum akan memberikan hasil yang memuaskan buat kalian.
Jangan lupa, prospek budaya belut sangat baik untuk keadaan pasar saat ini.
Kolam budidaya belut
Untuk budidaya belut, Sahabat Tani harus mengetahui terlebih dahulu kolam yang baik untuk belut dapat tumbuh.
Secara garis besar, teknik budidaya belut tidaklah terlalu sulit.
Kolam tempat budidaya belut harus selalu mendapat sirkulasi air yang terus menerus, walaupun debit airnya kecil.
Yang terpenting, usahakan selalu ada air yang masuk dan ada pula air yang keluar.
Dengan selalu adanya sirkulasi air, maka kandungan oksigen dalam air kolam selalu terjaga.
Selain itu, sirkulasi air yang terus menerus akan menjaga kondisi air kolam agar tidak cepat keruh.
“Jika tidak ada sirkulasi air, maka kolam belut akan menjadi kotor dalam waktu dua hingga tiga hari. Tentu saja hal ini akan merepotkan kalian untuk membersihkannya,”
Pada dasarnya, kolam budidaya belut dibedakan menjadi empat kategori, yaitu: kolam induk belut atau kolam untuk mendapatkan benih belut; kolam untuk benih belut atau belut berukuran 1 sampai dengan 2 sentimeter; kolam belut tanggung atau berukuran belut 3 hingga 5 sentimeter; kolam pertumbuhan atau pembesaran untuk konsumsi, yang terbagi lagi menjadi dua tahap.
Tahap ukuran 5 hingga 8 sentimeter, sampai membesar menjadi 15 sampai dengan 20 sentimeter, dan selanjutnya tahap ukuran 15 sampai dengan 20 sentimeter sampai membesar menjadi ukuran 30 hingga 40 cm yang siap untuk dipanen
“Umumnya kolam-kolam tersebut sama, namun hanya ukuran dan kapasitasnya saja yang berbeda bergantung pada daya tampungnya. Biasanya, kolam induk belut dapat diisi oleh enam ekor belut per meter persegi,” jelasnya.
Sedangkan kolam benih belut dapat diisi oleh kurang lebih 500 ekor belut per meter persegi.
Kolam belut tanggung dapat diisi 250 ekor belut per meter persegi.
Sedangkan kolam pertumbuhan tahap pertama dapat diisi 100 ekor belut per meter persegi dan tahap kedua atau tahap akhir dapat diisi 50 ekor belut per meter persegi.
Waktu pemeliharaan atau budidaya belut sendiri dapat dikategorikan sebagai berikut; dari bibit belut sampai menjadi belut tanggung kurang lebih membutuhkan waktu satu bulan atau sampai ukuran kurang lebih 5 sentimeter.
“Jika kalian menerapkan teknik budidaya belut yang yang benar, belut tanggung ini membutuhkan waktu kurang lebih dua hingga empat bulan sampai menjadi ukuran kurang lebih 30 sentimeter yang siap untuk dikonsumsi. Namun demikian, kalian tidak perlu khawatir, karena pada dasarnya, cara budidaya belut relatif mudah untuk dipelajari,” katanya.
Cara memberi pakan
Dalam budidaya belut, cara memberikan pakan yang benar merupakan hal yang wajib diperhatikan.
Jika tidak, belut yang kalian ternak tidak akan dapat berkembang dengan baik.
Pemberian pakan dalam budidaya ikan belut cukup dilakukan satu kali dalam sehari.
Hal ini yang membuat budidaya belut relatif lebih mudah, jika dibandingkan dengan budidaya lele atau ternak ikan lainnya.
Waktu yang baik dalam pemberian pakan belut yaitu di waktu sore hari.
“Mengapa sore hari? Karena belut merupakan binatang nocturnal atau binatang yang mencari makan di malam hari. Terutama jika kalian melakukan budidaya belut sawah,” ujarnya.
Jenis pakan yang baik bagi belut yaitu cacing sutra, bekicot, ikan kecil, atau keong emas.
Sahabat Tani dapat campurkan pelet pada pakan belut tersebut dengan campuran satu berbanding satu.
Sebagai contoh, jika Sahabat Tani memberikan 1 kilogram bekicot, maka kalian dapat mencapurkannya dengan 1 kilogram pelet.
Baca juga: Licinnya Usaha Pengepul Belut
Sesuaikan jumlah pakan yang Sahabat Tani berikan dengan jumlah belut yang kalian pelihara.
Satu hal penting yang Sahabat Tani harus ketahui yaitu sifat kanibalisme belut.
Di saat belut mengalami perubahan kelamin, maka belut cenderung menjadi hewan kanibal atau pemakan sesamanya.
“Oleh karena itu, pemberian pakan harus tepat waktu dan cukup jumlahnya. Terlebih lagi jika kalian memilih budidaya belut super, maka jumlah pakan yang diberikan pun harus lebih banyak dibanding budidaya belut parung, atau budidaya belut lainnya,” tutupnya.