• 22 November 2024

Enam Jenis Lele Unggul Indonesia

uploads/news/2020/12/enam-jenis-lele-unggul-57364480dcf32ab.jpg

Dibanding jenis ikan lele lokal (Clarias batrachus), ikan lele pendatang baru ini memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan besar, sehingga dikenal sebagai lele unggul.”

JAKARTA - Jika Sahabat Tani ingin banting setir sebagai peternak ikan lele, mungkin ikan lele unggul bisa menjadi solusinya.

Menurut, Agus Rochdianto, dari Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (PPPKP), Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ikan lele unggul (Clarias gariepinus) merupakan jenis ikan hasil introduksi yang didatangkan ke Indonesia pada awal 1980-an.

Baca juga: Budidaya Lele di Kampung Klayas

Dibanding jenis ikan lele lokal (Clarias batrachus), ikan lele pendatang baru ini memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan besar, sehingga dikenal sebagai lele unggul,” cetus Agus dalam keterangan tertulis BRSDMKP belum lama ini.

Lalu, ikan lele jenis atau varietas apa saja yang ada di Indonesia ?

Lele dumbo

Ikan lele ini merupakan jenis unggul yang pertama kali diperkenalkan ke Indonesia pada awal 1980-an.

Lele dumbo berasal dari Afrika, dengan ciri-ciri tubuhnya bewarna coklat kehitaman dan akan timbul bercak-bercak warna putih bila terkejut atau stres,” terang Agus.

Jika dipelihara di kolam, lele dumbo bisa tumbuh bongsor dan besar.

Dari ukuran tubuhnya yang besar inilah, akhirnya nama dumbo disematkan pada lele ini.

Dibanding jenis lele lokal, patil lele dumbo juga tidak beracun, sehingga relatif lebih aman bila dipegang dengan tangan kosong.

Selain itu, ukuran misai atau sungut lele dumbo juga lebih panjang dibanding lele lokal. 

Lele sangkuriang

Lele sangkuriang merupakan hasil rekayasa dari para peneliti di Balai Besar Budidaya Ikan Air Tawar (BBBAT) Sukabumi.

Lele sangkuriang merupakan varietas unggulan dari lele dumbo hasil perkawinan antara lele dumbo betina F2 (induk betina generasi kedua) dengan lele dumbo jantan F6 (induk jantan generasi ke enam) yang menghasilkan lele dumbo jantan F2-6,” jelas Agus.

Setelah itu, lele dumbo jantan F2-6 dikawinkan kembali dengan lele dumbo betina F2, sehingga menghasilkan ikan lele sangkuriang.

Ciri-ciri lele sangkuriang ini diantaranya, memiliki warna punggung hitam kehijaun dan bagian perutnya berwarna putih kekuningan.

Beberapa sifat unggul yang dimiliki lele sangkuriang diantaranya, pertumbuhan harian bobot pada pembesaran selama tiga bulan sekitar 3,35% dan konversi pakan berkisar 0,8-1,0.

Lele sangkuriang secara resmi dirilis sebagai jenis lele unggul oleh KKP melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.26/Men/2004 tanggal 21 Juli 2004,” paparnya.

Lele phyton

Lele phyton dikenal juga dengan nama ikan lele paiton.

Varietas ikan lele ini merupakan hasil perkawinan antara induk betina lele dari Thailand F2 dengan induk jantan lele dumbo F6.

Ikan ini pertama kali dikembangkan pada 2004 oleh para sekelompok pembudidaya ikan lele yang ada di Kabupaten Pandeglang, Banten. “Awalnya pengembangan ini hanya dilakukan percobaan semata dan bukan melalui proses riset di laboratorium. Namun, secara tidak sengaja muncullah jenis baru yaitu, lele phyton yang ukurannya lumayan besar. serta cocok untuk konsumsi,” tuturnya.

Lele phyton sendiri mempunyai ciri warna dan bentuk kepala yang hampir menyerupai bentuk kepala ular phyton.

Bisa jadi, karena inilah pembudidaya ikan lantas memanggil lele varietas ini dengan nama lele phyton.

Ciri-ciri lainnya, lele phyton memiliki ukuran mulut relatif kecil dan kepala pipih memanjang dengan warna yang cerah.

Beberapa keunggulan lele phyton atau paiton ini di antaranya mudah beradaptasi dan juga memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, dapat dibudidayakan di segala cuaca, iklim, maupun suhu baik itu dingin atau panas,” tuturnya.

Selain itu, tingkat kelangsungan hidup lebih dari 90%.

Penggunaan pakan atau food convertion ratio (FCR) hanya 1, dengan derajat penetasan telur mencapai 90%.

Selain itu, waktu pemeliharaan juga sangat singkat yaitu, mulai dari telur sampai benih siap jual atau dengan panjang sekitar 7-8 sentimeter, hanya membutuhkan waktu 1,5 bulan.

Begitu pun pembesaran, benih berukuran 7-8 sentimeter hanya membutuhkan waktu dua bulan, dengan ukuran panen 125-150 gram per ekor. 

Lele masamo

Lele masamo diproduksi dan diperkenalkan pertama kali oleh pabrik pakan ikan PT. Matahari Sakti di Mojokerto, Jawa Timur.

Lele Masamo merupakan hasil pengumpulan sifat berbagai plasna nutfah lele dari berbagai negara.

Diantaranya yaitu lele Dumbo dan Clarias macrochephalus atau dikenal juga sebagai bighead catfish, yang merupakan lele asal Afrika yang dikembangkan di Thailand,” jelasnya.

Lele masamo memiliki ciri-ciri ukuran tubuh lebih lonjong, menyerupai sepatu pantofel model lama.

Sirip lebih panjang, badan lebih panjang dan berwarna kehitaman.

Ciri khas lainnya yaitu, ketika lele masamo stres akan muncul warna keputihan atau keabu-abuan.

Ciri lainnya, lele masamo memiliki tonjolan di tengkuk kepala serta bentuk kepala yang lebih runcing.

Lele mutiara

Terakhir yaitu lele mutiara yang diproduksi oleh para peneliti di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat yang dirilis pada 27 Oktober 2014.

Namun, baru dilepas secara resmi oleh KKP melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. 77/Kepmen-KP/2015 tanggal 14 Juli 2015.

Lele mutiara merupakan hasil persilangan dari varietas lele mesir, paiton, sangkuriang, dan dumbo yang diseleksi selama tiga generasi pada karakter pertumbuhan.

Lele mutiara memiliki banyak keunggulan seperti laju pertumbuhan yang tinggi sampai 40%, produktivitas panen tinggi, keseragaman ukuran tinggi, pemeliharaan singkat, irit dalam penggunaan pakan (FCR 0,6-1,0), toleransi terhadap lingkungan tinggi, dan daya tahan terhadap penyakit juga tinggi,” imbuhnya.

Lele mandalika

Selain lima jenis lele unggul di atas, KKP juga pernah merilis lele mandalika yang merupakan hasil persilangan ikan lele sangkuriang betina dengan lele masamo jantan.

Baca juga: Menyulap Limbah Lele menjadi Pupuk

Benih sebar lele mandalika ini merupakan hasil hibridisasi yang dilakukan oleh Instalasi Balai Benih Ikan Batu Kumbung, Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat,” ujarnya.

KKP sendiri telah merilis benih sebar lele mandalika ini dengan SK Nomor 42/KEPMEN-KP/2014 tanggal 22 Juli 2014.

Related News