Pertolongan Pertama Kena Gigitan Rabies
“Pertolongan pertama pada kasus gigitan hewan rabies dan suntikan anti-rabies pascagigitan dapat mencegah seseorang tertular penyakit rabies.”
JAKARTA - Jika Sahabat Tani memelihara anjing atau kucing, perlu mewaspadai penyakit rabies.
Selain anjing dan kucing, rabies juga dapat menular kera.
Penyakit ini bersifat zoonosis, artinya penyakit hewan yang dapat menular ke manusia.
Sedangkan hewan yang tidak dapat tertular rabies yaitu kodok, burung, ular, dan lebah.
Baca juga: Membedakan Hewan Sehat dan Sakit
Rabies di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi pada 1984 di Jawa Barat, kemudian menyebar ke wilayah lain.
Di Indonesia sebagian besar kasus rabies ditularkan oleh anjing, sebagian kecil ditularkan oleh kucing dan kera.
Kebanyakan korban rabies yaitu anak-anak usia di bawah 15 tahun.
Ini berarti, anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama merupakan mayoritas korban kematian akibat rabies.
Selain itu, hingga saat ini rabies belum ada obatnya.
Apabila seseorang sudah tertular rabies hampir 100 % akan berakhir dengan kematian.
Untuk itu, sebelum rabies menular perlu dicegah dengan segera.
“Pertolongan pertama pada kasus gigitan hewan rabies dan suntikan anti-rabies pascagigitan dapat mencegah seseorang tertular penyakit rabies,” ujar Inang Sariati dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian.
Oleh karenanya, diperlukan upaya berkelanjutan, agar masyarakat mengenali hewan yang tertular rabies.
Hewan yang tertular rabies biasanya berperilaku berbeda dibandingkan hewan yang sehat.
Hewan peliharaan yang biasanya bersahabat, bisa berubah menjadi galak dan berusaha menggigit apa saja.
Baik itu manusia maupun hewan lain, yang berhadapan dengannya tanpa diprovokasi.
“Orang atau hewan lain yang kena gigit atau cakar oleh hewan yang sudah terkena rabies, dapat terjangkit rabies pula,” ungkapnya.
Sebab, air liur hewan yang terkena rabies membawa virus rabies.
Artinya, hewan yang tertular rabies dapat menularkan rabies kepada hewan lain dan manusia yang digigit atau cakarnya.
Virus rabies, bila memasuki tubuh manusia, akan berjalan melalui pembuluh syaraf.
Target utamanya yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
Hal ini menyebabkan peradangan pada otak, sehingga otak tidak dapat mengendalikan fungsi tubuh yang dapat berakibat kematian.
“Langkah pertama yang harus dilakukan apabila seseorang digigit atau dicakar hewan yang dapat menularkan rabies, segera beritahu orang tua atau orang dewasa, sehingga mereka dapat memberikan pertolongan,” jelasnya.
Adapun tindakan pertolongan yang perlu dilakukan yaitu:
Perawatan luka gigitan
Luka dicuci dengan air sabun atau deterjen, selama 10-15 menit, kemudian diberi obat luka atau alkohol 70 %.
Pencegahan penyakit tetanus dan infeksi bakteri lain juga perlu mendapatkan perhatian.
Sahabat Tani juga perlu mengetahui luka dengan risiko tinggi yaitu, luka gigitan multiple, luka di daerah muka, kepala, leher, jari tangan, jilatan pada mukosa.
Sedangkan luka dengan risiko rendah yaitu, jilatan pada kulit, cakaran atau abrasi, gigitan di daerah tangan, kaki, badan.
“Hentikan vaksinasi bila pada hari ke-14 setelah mengigit ternyata hewan penggigit tersebut masih sehat atau hidup,” ujarnya.
Selain itu, luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi.
Lalu, di sekitar luka gigitan yang terpaksa dijahit, perlu disuntik serum anti-rabies (SAR) sebanyak mungkin, sisanya disuntikan secara intra muskular.
“Untuk selanjutnya segeralah berobat ke puskesmas, klinik, dokter, atau petugas kesehatan untuk merawat luka gigitan dan memutuskan, apakah seseorang perlu disuntik imunisasi rabies,” tuturnya.
Suntikan VAR sendiri dapat mencegah penyakit rabies dan membantu tubuh seseorang menghasilkan zat antibodi yang dapat melawan virus.
Baca juga: Asyiknya Ditemani Anjing Kintamani
Karena penyakit rabies masih belum ditemukan obatnya, maka pertolongan pertama dengan menyuntik anti rabies pasca digigit atau dicakar, dapat mencegah seseorang tertular penyakit rabies.
“Oleh karena itu, mari kita dan keluarga melindungi diri dengan cara menghindari atau tidak menyentuh hewan (terutama anjing, kucing, dan kera) yang tidak dikenal maupun hewan liar lainnya,” imbuhnya
“Atau, jika ingin menyentuhnya, terlebih dahulu meminta izin atau atas sepengetahuan pemiliknya.Ini semua tentu saja untuk keamanan dan keselamatan kita bersama,” tutupnya.