Breeder Cupang Beromzet Ratusan Juta
“Harapan saya, semoga Indonesia lebih dikenal lagi para breeder-nya. Karena yang saya lihat, orang luar negeri itu kalau dengar cupang, ingatnya langsung ke Thailand, bukan ke Indonesia.”
TANGERANG - Jurusan apa pun yang diambil seseorang saat kuliah, tidak dapat menjamin karir yang nantinya akan dipilih.
Hal inilah yang dialami Dominikus Ferdinand (29).
Pemuda asal Jakarta ini lebih memilih beternak ikan cupang pada saat masih duduk di bangku kuliah.
“Saya ternak cupang itu dari tahun 2009. Waktu itu sudah langsung jualan, hanya belum ramai seperti sekarang. Tapi, lumayan hasilnya. Beberapa tahun kemudian, hasilnya sudah bisa buat beli kontrakan sendiri,” ujarnya saat ditemui jagadtani.id.
Baca juga: Ternak Cupang ala Moms Betta
Padahal, saat kuliah pria yang akrab disapa Domi ini mengambil dua jurusan S1 yaitu, Sistem Informasi dan Manajemen di salah satu universitas swasta di Jakarta.
Meski demikian, usaha yang sudah dimulai sejak 2004 itu kini mulai berbuah hasil.
Ia berhasil meraup omzet sekitar Rp100.000.000-200.000.000 dari 10.000 ekor cupang jantan per bulan, yang ia jual baik secara online atau offline.
Harga cupang yang ia jual berkisaran Rp20.000 hingga Rp1.500.000, tergantung dari kualitas ikannya.
“Semenjak pandemi ini banyak yang datang langsung ke farm. Sebelumnya paling online saja. Saya pernah lelang cupang di Instagram, dengan harga paling tinggi itu Rp7.000.000 jenis blue rim,” ujar Domi.
Selain di Serpong, Domi mengaku jika ia juga memiliki peternakan cupang di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Setiap harinya, dirinya juga mengaku sering mengirim cupang miliknya ke seluruh kota di Indonesia.
Bahkan, ia juga kerap secara rutin mengekspor cupang ke Malaysia, Singapura, Korea Selatan, bahkan hingga ke Amerika Serikat.
“Pengiriman paling jauh sih ke Amerika Serikat. Kalau di Indonesia sendiri sudah pernah ke seluruh kota, sampai ke Papua. Lewat cupang, saya juga jadi punya banyak teman di luar negeri dan tidak hanya di Asia saja, tapi sampai ke Eropa. Karena, ternyata dunia cupang ini luas banget, sampai ke seluruh dunia,” katanya.
Domi juga menyebut, rata-rata cupang yang ia jual merupakan cupang yang diperuntukkan untuk kontes.
Domi sendiri juga mengaku, ia lebih menguasai kontes cupang dari International Betta Contest (IBC), ketimbang Standar Nasional Indonesia (SNI).
Hal inilah yang menyebabkan dirinya mempunyai banyak koneksi antar peternak cupang di mancanegara.
Baca juga: Bisnis Menggiurkan Budidaya Blue Rim
“Awal-awal saya malah ikut kontes SNI lebih dulu. Tapi makin ke sini, jadi IBC. Cupang yang bisa diikuti kontes sebenarnya jenis apa saja, asal mental dan badannya sesuai,” tuturnya.
Dirinya pun memiliki harapan, jika para breeder atau peternak cupang asal Indonesia lebih dikenal lagi di luar negeri.
“Harapan saya, semoga Indonesia lebih dikenal lagi para breeder-nya. Karena yang saya lihat, orang luar negeri itu kalau dengar cupang, ingatnya langsung ke Thailand, bukan ke Indonesia. Jadi, kita sebagai para peternak atau breeder, harus buat dunia percupangan ini mendunia, jadi bisa buat Indonesia bangga,” tutupnya.