• 23 November 2024

Membuat Disinfektan dari Cuka Kayu

uploads/news/2020/12/membuat-disinfektan-dari-cuka-426398e21ef726b.jpg

Rasionya 1% cuka kayu lebih efektif dibanding etanol 70%.”

JAKARTA - Pandemi COVID-19 memberikan efek positif terhadap penggunaan produk kesehatan yang meningkat belakangan ini, salah satunya disinfektan.

Untuk membuat disinfektan alami, Sahabat Tani dapat memanfaatkan cuka kayu dan bambu yang diklaim Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mampu membunuh virus, bakteri, dan kuman 70 kali lipat dibanding alkohol.

Baca juga: Gewang, Si Tanaman Serba Guna

Rasionya 1% cuka kayu lebih efektif dibanding etanol 70%,” ujar Prof. Gustan Pari, peneliti BLI.

Cuka kayu (wood vinegar, pyroligneous acid) merupakan cairan berwarna coklat pekat dan berbau sangit yang diperoleh dari distilasi asap yang dihasilkan dari proses pembuatan arang kayu.

Komponen utama yang terdapat dalam cuka kayu yaitu asam asetat dan metanol, dan karenanya zat ini pernah digunakan sebagai sumber komersial untuk asam asetat.

Cuka kayu yang disimpan beberapa lama dan diencerkan dengan air, jika disiramkan ke daun atau sekitar akar tumbuhan bisa dimanfaatkan untuk membantu metabolisme tumbuhan tersebut.

Setelah mengenal cuka kayu, setelah itu Sahabat Tani perlu mengetahui cara atau proses pembuatannya.

Beberapa langkah atau tahapan pembuatannya yaitu:

Siapkan bahan

Bahan baku untuk membuat cuka kayu yaitu semua jenis kayu yang tidak terlalu kering, minimal memiliki kadar air 30%.

Contohnya yaitu cumpung kelapa muda.

Cumpung kelapa muda merupakan batok kelapa dengan

Bahan ini mudah di dapat dan cukup murah harganya.

Biasanya di dapat dari penjual es kelapa muda yang cumplungnya dijadikan sebagai limbah atau dibuang begitu saja.

Pembakaran bahan

Bahan baku tadi dimasukkan ke dalam tungku sampai penuh.

Pastikan ruang tungku pembakaran tersebut tertutup rapat agar asapnya tidak bocor.

Asap bocor bisa mengurangi hasil cuka kayu.

Hanya mulut tungku saja yang terbuka.

Kemudian nyalakan api melalui mulut tungku.

Gunakan kayu kering untuk membantu pembakaran karena bahan bakunya masih basah.

Setelah cumplung tadi mulai membara, kayu bakar tadi tidak diperlukan lagi.

Supaya pembakaran sempurna, api di mulut tungku harus terus menyala.

Menampung embun

Asap dari pembakaran cumplung tadi akan masuk ke penampungan asap, sekaligus menjadi pendingin.

Usahakan api terus menyala agar asap terus bertambah.

Asap penampungan akan keluar melalui lubang

Asap dialirkan melalui pipa tanah melalui corong di atas

lubang pembuangan.

Buluh bambu basah dalam pipa akan mendinginkan asap sehingga terkondensasi menjadi embun.

Embun akan mengalir ke bawah dan menetes melalui pipa

Embun dapat ditampung di dalam wadah, misalnya

1,5 meter kubik cumplung kira-kira akan menghasilkan cuka

kayu sebanyak 20 liter.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan penyuluh kehutanan lapangan diketahui bahwa satu tong yang volumenya 200 liter itu kalau di bakar bisa menghasilkan cuka kayu sekitar 20 liter dalam waktu 24 jam,” ujar Prof. Gustan.

Simpan selama sebulan

Embun tadi yang telah dikumpulkan ke dalam ember sekarang dimasukkan ke dalam botol tertutup atau

dirigen tertutup.

Simpanlah dalam ruangan yang sejuk selama satu bulan dan jangan sampai terkena cahaya matahari langsung.

Cairan embun tadi akan terfermentasi secara alami.

Maka jadilah cuka kayu.

Cuka kayu ini berbau asap dan dingin.

Baca juga: Melihat Potensi Tanaman Kemiri Sunan

Cuka kayu terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan bawah yang berwarna pekat merupakan tir.

Lapisan tipis paling atas yang berwarna kekuningan merupakan minyak yang bisa digunakan sebagai

minyak bakar.

Terakhir, yaitu lapisan di tengah yang disebut cuka kayu.

Setelah itu, cuka kayu siap digunakan.

Related News