Teknologi Sederhana Budidaya Ikan Bandeng
Ikan bandeng memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan modal yang digunakan untuk membudidayakannya cukup rendah.
JAKARTA - Jika Sahabat Tani ingin membudidayakan ikan air payau, ikan bandeng bisa menjadi pilihan.
Apalagi, ikan bandeng memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan modal yang digunakan untuk membudidayakannya cukup rendah.
Selain itu, teknologinya juga mudah digunakan, baik untuk konsumsi maupun umpan hidup dalam penangkapan ikan tuna.
Baca juga: Prospek Ikan Gabus yang Bagus
Untuk menggunakan teknologi budidaya ikan bandeng, Sahabat Tani perlu beberapa persiapan, seperti:
Perbaikan kontruksi.
Sebagai wadah pemeliharaan, kontruksi tambak harus disiapkan dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada masa pemeliharaan berlangsung.
Perbaikan pintu dan saluran air.
Hal ini dikarenakan, konstruksi pintu air akan mengalami penyusutan selama penggunaanya dan akhirnya terjadi kerusakan atau lapuk.
Perbaikan pintu air dilakukan dengan mengganti komponen yang rusak, kemudian dibersihkan.
“Perbaikan saluran air dilakukan dengan membersihkannya dari sampah kemudian diperlebar dan diperdalam dengan mengangkat dan membuang lumpur yang terdapat pada dinding dan dasar saluran,” ujar Aldise Kresna Dewi, penyuluh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.
Selain itu, perbaikan pematang juga perlu dilakukan dengan menutup bocoran yang disebabkan oleh organisme atau hama penganggu seperti belut, kepiting, dan udang peletok.
“Ada bocoran pada pematang akan sangat merugikan, karena nener yang ditebar dapat meninggalkan petak pemeliharaan bersama air yang keluar melalui bocoran tersebut,” tuturnya.
Pengeringan
Sejalan dengan perbaikan kontruksi, menurut Aldise perlu dilakukan pengeringan selama satu hingga dua minggu atau hingga tanah dasar tambak retak-retak tetapi tidak berdebu.
Sahabat Tani juga perlu melakukan pengapuran yang bertujuan untuk menaikkan dan menstabilkan pH tanah.
“Pengapuran dilakukan pada saat tanah benar-benar kering dengan menggunakan kapur pertanian (CaCO3) sebanyak 500 kilogram per hektare,” sebutnya.
Kapur tersebut tersebar secara merata pada seluruh permukaan tanah dasar tambak.
Sesudah melakukan persiapan, Sahabat Tani juga perlu melakukan pemupukan dan pemberantasan hama.
Pupuk yang perlu digunakan dalam pemupukan tambak yaitu, pupuk organik dan anorganik.
“Pupuk organik berupa kotoran ayam, sapi, dan dedaunan dengan dosis 1.000 kilogram per hektare atau pupuk urea 150 kilogram per hektare, ditaburkan secara merata di dasar tambak,” jelasnya.
Kemudian, tanah dasar diairi macak-macak dengan tinggi air sekitar 5 sentimeter pada bagian pelataran dan dibiarkan selama satu minggu dalam kondisi terik matahari.
Pupuk anorganik berupa urea dan TSP dengan dosis masing-masing 75 kilogram per hektare diaplikasikan dua hari setelah pemasukan air.
“Setelah klekap tumbuh, samponin diaplikasikan ke dalam air tambak dengan dosis 15 parts per million, untuk membunuh ikan-ikan kecil, ikan liar, dan hama lainnya,” katanya.
Selain itu, Aldise juga menyebut beberapa hama yang dapat menyerang ikan bandeng, seperti berang-berang (Amblomix cineria), werelu (Lutrogate perspicillata), ular (Cerberus rhynchops), biawak (Varamus salvator), kakap (Lates calcalifer), payus (Elops hawaiensis).
Selain itu, ada juga kerang-kerangan (Therapon meraps), bulan-bulan (Megalops cyprinoids), beloso (Butis butis), kentul (Egretta intermedia), blekok (Ardiola rellvides), pecuk ulo (Anhinga rufa melanogaster), mujair (Oreocromis mossambicus), dan udang jambet (Mesodopsis orientalis).
Menurutnya, penanggulangan hama tersebut dapat dilakukan secara fisik, yaitu memonitor tambak sesering mungkin.
Hama yang ditemukan segera disingkirkan dari areal budidaya.
Pada hari kedua, ketinggian air ditingkatkan secara berangsur-angsur hingga mencapai 30 sentimeter.
“Setelah klekap tampak cukup banyak yang ditandai dengan air berwarna hijau, ketinggian air ditingkatkan lagi menjadi 40-60 sentimeter dan selanjutnya dilakukan penebaran benih ikan bandeng (nener),” ucapnya.
Setelah melakukan pemupukan dan mengenal berbagai hama yang dapat menyerang ikan bandeng, sahabat tani juga perlu mengetahui cara menebar nener.
Penebaran nener dilakukan pada pagi hari saat suhu udara dalam kondisi rendah.
Bandeng yang ditebarkan berkisar antara 3.000-5.000 ekor per hektare.
“Sebelum ditebar, terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi suhu dan salinitas air tambak dengan cara menempatkan nener dalam satu wadah,” ujarnya.
Kemudian, air tambak dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam wadah tersebut, sehingga suhu dan salinitas air dalam wadah menjadi sama dengan kondisi air tambak.
Setelah itu, nener dapat ditebar secara hati-hati agar tidak mengalami stres dan kematian.
Dalam membudidayakan ikan bandeng, Sahabat Tani juga perlu mengetahui cara pemberian pakan.
Secara alami, pakan utama ikan bandeng ditambak (klekap) dapat ditumbuhkan melalui pemupukan pada saat persiapan dan pengolahan tambak.
“Untuk memacu laju pertumbuhan ikan bandeng, dapat diberikan pakan tambahan berupa pellet khusus ikan bandeng sebanyak 5-10% bobot badan (BB) per hari,” jelasnya.
Pakan tambahan tersebut pertama kali diberikan pada ikan yang telah mencapai umur 15 hari.
Selain itu, Sahabat Tani juga perlu mengetahui pengelolaan kualitas air dalam budidaya ikan bandeng.
Selama masa pemeliharaan berlangsung pengamatan kondisi tambak dilakukan terus menerus untuk menjaga atau memprediksi kualitas air.
Nilai parameter kualitas yang baik untuk ikan bandeng yaitu: salintas 15-30 part per thousand; suhu 27-31 derajat celsius; pH 7,5-8,5; kecerahan 20-30 sentimeter; dan dissolved oxygen >3 part per million.
Terakhir, teknik pemanenan bandeng juga perlu diperhatikan oleh Sahabat Tani.
Pemanenan bandeng dilakukan dengan setelah ikan berumur 4-6 bulan pemeliharaan dengan ukuran berkisar antara 3-4 ekor per kilogram.
Pemanenan dilakukan mengunakan jaring insang.
“Pemanenan dapat dilakukan pada saat air pasang, dengan memasukkan air laut ke dalam tambak agar ikan-ikan bergerak ke arah pemasukan air,” ujarnya.
Kemudian digiring dengan jaring ke dekat pintu pemasukan.
Baca juga: Mengenal Si Monster Ikan, Arapaima
Ikan-ikan yang terkurung segera dipindahkan ke dalam penampung dengan seser.
Selain itu, pemanenan juga dapat dilakukan saat air sedang surut dengan cara menyurutkan air tambak terlebih dahulu.
“Kemudian ikan-ikan digiring ke salah satu sudut tambak menggunakan jaring. Ikan-ikan yang terkurung, segera dipindahkan ke dalam penampung,” tutupnya.