“Penanaman kelapa genjah di pekarangan rumah perlu disosialisasikan dan didukung penuh oleh semua pihak terutama pemerintah untuk bantuan benih dan sarana prasarana pemeliharaan tanaman tersebut.”
JAKARTA - Kelapa genjah bisa menjadi pilihan bagi Sahabat Tani yang ingin menambah pendapatan.
Kelapa genjah memiliki saudara kelapa dalam yang termasuk ke dalam keluarga kelapa.
Perbedaan yang signifikan yaitu, kecepatan berbuah, tinggi tanaman, dan ukuran, serta jumlah buah.
Pada kelapa dalam mulai berbuah pada usia tanam 6-8 tahun, tinggi bisa mencapai 30 meter, ukuran buah 1,5 hingga 2,5 kilogram per butir dan tiap pohon dapat berbuah 90 butir dalam setahun.
Baca juga: Membuat Disinfektan dari Cuka Kayu
Sedangkan kelapa genjah sudah dapat berbuah pada usia tanam 3-4 tahun.
Pada umumnya, memiliki batang pendek sekitar 12 meter, ukuran buah kecil maksimal 1,5 kilogram per butir, namun jumlah buah per pohon per tahun dapat mencapai 140 butir.
Melihat karakteristik tersebut, kelapa genjah cocok ditanam oleh Sahabat Tani di pekarangan rumah, karena mudah untuk memanennya.
Kelapa genjah dapat untuk sekedar diambil kelapa mudanya, dimanfaatkan kelapa tuanya sebagai santan, bahkan yang lebih komersial yaitu disadap niranya untuk produksi gula kelapa.
“Penanaman kelapa genjah di pekarangan rumah perlu disosialisasikan dan didukung penuh oleh semua pihak terutama pemerintah untuk bantuan benih dan sarana prasarana pemeliharaan tanaman tersebut. Sehingga harapan untuk meningkatkan pendapatan petani/pekebun dapat terwujud secara masif,” ujar Subhi dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.
Menurutnya, bantuan benih harus memenuhi persyaratan yang ada, yaitu bersertifikat dan berlabel.
Artinya, benih kelapa genjah harus melalui pemeriksaan baik teknis maupun administrasi.
Benih yang dapat disertifikasi yaitu benih yang berasal dari kebun sumber benih yang sudah ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan atas nama Menteri Pertanian.
Saat ini, kebun sumber benih yang sudah ditetapkan berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Perkebunan baru tersebar di lima provinsi yaitu, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Bali, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.
Sumber benih kelapa genjah ini terdiri dari varietas unggul nasional dan lokal.
Varietas unggul kelapa genjah saat ini antara lain, kelapa genjah salak, raja, kuning bali, kuning nias, pandan wangi, coklat kopyor, hijau kopyor dan kuning kopyor, dan yang terakhir dilepas yaitu varietas entog kebumen.
Selain itu, ada juga kelapa genjah lokal yang terdapat di Bali dan Kalimantan Timur.
Menurut Ditjen Perkebunan, total potensi benih kelapa genjah tersebut hanya sekitar 800.000 - 900.000 batang benih saja.
“Memang, masih jauh dari target kebutuhan benih (5.000.000 batang) Program Pengembangan kelapa genjah di Lahan Pekarangan di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, saat ini diperlukan identifikasi calon-calon sumber benih dari kebun-kebun kelapa genjah yang ada di daerah,” jelasnya.
Menurut Subhi, identifikasi tersebut bertujuan untuk melihat kondisi fisik calon kebun sumber benih guna memenuhi persyaratan secara teknis.
Baca juga: Pestisida dari Limbah Tempurung Kelapa
“Jika memenuhi persyaratan teknis, maka dapat diusulkan untuk dilakukan penilaian dan penetapan calon kebun sumber benih dalam rangka menambah kebun sumber benih yang sudah ada. Identifikasi ini perlu dukungan penuh dari daerah (provinsi dan kabupaten) sebagai pemilik wilayah dan mengetahui potensi daerahnya terutama untuk kelapa genjah,” katanya.
Apalagi, penanaman kelapa genjah di pekarangan rumah dapat memberikan manfaat ekonomi bagi petani kelapa Indonesia.
“Dalam prosesnya, tentu butuh kerjasama dan dukungan serta kolaborasi dari semua pihak baik dari dewan atau asosiasi, perusahaan, litbang, pemerintah pusat atau daerah dan petani untuk memenuhi ketersediaan sumber benih yang cukup. Mengembalikan kejayaan kelapa Indonesia dimulai dengan meningkatkan pendapatan petani dari pekarangan rumah,” tutupnya.