Enam Cara Sukses Budikdamber
“Jika sudah dilakukan, tetapi tetap gagal, lakukan evaluasi dan lakukan kembali pada periode berikutnya berbekal evaluasi pada pemeliharaan sebelumnya.”
JAKARTA - Jika Sahabat Tani saat ini sedang gemar bercocok tanam sembari beternak ikan.
Budidaya ikan dalam ember bisa menjadi solusinya.
Namun, dibalik caranya yang mudah karena bisa dilakukan oleh semua orang.
Namun, sistem budikdamber bukan berarti tanpa kendala.
Baca juga: Demi Memperkenalkan Budikdamber ke Masyarakat
Kendala bisa saja muncul, karena proses bercocok tanam tidak terlaksana secara tertib.
“Jika sudah dilakukan, tetapi tetap gagal, lakukan evaluasi dan lakukan kembali pada periode berikutnya berbekal evaluasi pada pemeliharaan sebelumnya,” ujar Indah Kartika Dewi dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) dalam keterangannya belum lama ini.
Setelah itu, pelajari masalahnya, lalu cari solusi tepat untuk mengatasinya.
Setidaknya, ada beberapa tips sederhana dan mudah dilakukan, agar sistem budikdamber bisa terlaksana dengan baik.
Pengecekan unit
Jika perakitan instalasi budikdamber sudah dirasa cukup baik, biasanya ada yang luput, yaitu pengecekan pasca instalasi.
“Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya kebocoran pada ember (misalnya bolong) atau sebagai uji kekuatan ember,” sebutnya.
Jadi setelah unit dirakit, ember bisa langsung diisi air sampai batas atas mulut ember.
Hal itu dilakukan sekaligus pengisian air untuk media hidup lele.
Jika benih yang ditebar berukuran kecil (7-8 sentimeter), ketinggian air awal bisa hanya 40-50 sentimeter.
Setelah ikan ditebar, ketinggian bisa dinaikkan sampai maksimal.
Probiotik di awal
Hal ini penting, karena berfungsi untuk menciptakan kondisi air agar kondusif untuk ikan.
“Kita juga tidak mengetahui ada tidaknya zat berbahaya pada air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan. Dengan probiotik, hal tersebut dapat diminimalkan,” ujarnya.
Probiotik juga bisa ditambahkan setiap 10-14 hari sekali, tergantung kondisi air atau bisa bersamaan dengan sifon.
Ukuran benih ikan dan pemberian pakan
Untuk hasil maksimal, gunakan benih ikan yang berasal dari induk unggul dan berkualitas.
Jangan membeli bibit yang berukuran tidak seragam atau dalam kondisi cacat.
“Pakan juga harus mengandung nutrisi yang cukup untuk ikan, terutama kandungan proteinnya disesuaikan dengan kebutuhan ikan. Jangan menggunakan pakan yang sudah lama atau kadaluarsa, karena biasanya kandungan nutrisinya sudah rusak,” jelasnya.
Ukuran pakan juga disesuaikan dengan bukaan mulut ikan.
Dengan begitu, pakan yang diberikan bisa dimakan dan dicerna seutuhnya oleh ikan.
Penanaman dan panen tanaman
Penanaman bibit tanaman ke dalam gelas air mineral juga harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak asal.
“Caranya, dengan mengambil bibit semai dari wadah tray beserta medianya, lalu dipindahkan ke dalam wadah gelas yang sudah dimasukkan media tanam (arang sekam/arang kayu),” sebutnya.
Satu gelas air mineral dapat dimasukkan lima bibit.
Cara tebar dan panen ikan
Saat penebaran ikan, Sahabat Tani harus melakukannya berdasarkan prosedur cara budidaya ikan yang benar (CBIB).
Perlakuannya harus hati-hati, agar tingkat stres berada pada level minimal.
“Benih ikan diaklimatisasi terlebih dahulu selama 5 menit, lalu buka kemasannya (biasanya berupa plastik),” sebutnya.
Biarkan benih keluar perlahan dari kemasan tersebut.
Setelah itu, tuang benih secara perlahan-lahan.
Panen ikan pun juga tidak boleh dilakukan secara kasar.
Gunakan seser yang halus agar ikan tidak terluka saat dipanen.
“Setelah menguras air sampai habis, ikan bisa ditangkap dengan hati-hati. Setelah itu, tampung ikan dengan wadah yang sudah disiapkan sebelumnya,” jelasnya.
Intensitas cahaya matahari
Untuk mensukseskan budikdamber, sinar matahari juga menjadi faktor penting.
Baca juga: Panen Berlimpah dengan Sistem Budikdamber
“Idealnya, dalam sehari tanaman harus mendapatkan sinar matahari 8-10 jam, terutama untuk tanaman seperti kangkung yang membutuhkan sinar matahari,” katanya.
Jika kekurangan sinar matahari, tanaman tetap akan tumbuh, tetapi kurus.
Jadi, unit budikdamber harus diletakkan di tempat yang bisa terkena banyak sinar matahari.
“Jika kekurangan sinar matahari, biasanya tanaman akan terlihat kurus dan daunnya berwarna agak kuning. Namun, bila ikan kurang sinar matahari, air akan cepat bau karena bakteri pengurai limbah ikan kekurangan sinar matahari untuk berkembang,” tutupnya.