• 3 May 2024

Katuk, Lebih dari Pelancar ASI

uploads/news/2020/12/katuk-lebih-dari-pelancar-82776c4564235e7.jpg

Yang biasanya langsung laris daun katuk. Karena bagus untuk kekebalan tubuh juga, terus segar dimasak bening, tinggal campur lauk, ayam goreng atau tahu tempe.”

TANGERANG - Di masa pandemi COVID-19, masyarakat Indonesia sering dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, serta jamu tradisional, yang berguna untuk melawan virus sehingga kekebalan tubuh pun terjaga.

Karena itu, para ibu rumah tangga kini mulai berbondong-bondong membeli aneka sayuran dan buah-buahan.

Baca juga: Melihat Keajaiban Daun Kelor

Hal itu diamini Susi, pedagang sayuran di Perumahan Pondok Lakah Permai, Kelurahan Paninggilan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Menurutnya, sayuran jualannya lebih cepat habis bila dibandingkan daging dan seafood.

Iya kalau sekarang-sekarang pagi saja sudah habis sayurannya, diborong ibu-ibu. Giliran ayam, ikan, cumi, itu jarang yang mau. Sekalinya mau, untuk acara rumah biasanya,” ucap Susi, kepada Jagadtani.id, Kamis (24/12) kemarin.

Yang biasanya langsung laris daun katuk. Karena bagus untuk kekebalan tubuh juga, terus segar dimasak bening, tinggal campur lauk, ayam goreng atau tahu tempe,” lanjutnya.

Daun katuk (Sauropus androgynus) merupakan sayuran yang memiliki sumber nutrisi beragam.

Di dalamnya, terdapat kandungan nutrisi seperti lemak, protein, vitamin C, zinc, magnesium, kalium, kalsium dan sebagainya.

Ia mengandung banyak vitamin A, sehingga baik untuk perawatan mata.

Selain itu, daun katuk juga memiliki kandungan vitamin B dan beberapa antioksidan seperti flavonoid, lutein, polifenol, dan zeaxanthin.

Daun katuk sendiri lebih dikenal memiliki manfaat sebagai pelancar air susu ibu, jadi tak heran banyak ibu rumah tangga mengkonsumsi daun tersebut untuk melancarkan ASI.

Daun ini dapat dikenali dari bentuknya yang kecil dan berwarna hijau gelap.

Ia dapat dikonsumsi sebagai suplemen, serta teh herbal.

Di industri peternakan, daun katuk berguna untuk meningkatkan produksi susu.

Selain itu, juga dikenal sebagai obat anti kuman, obat pelancar air seni dan obat kencing manis.

Kalau perkembangbiakan tanaman ini bisa dilakukan dengan stek batang. Pilih batang yang belum tua, kalau daunnya tumbuh sedikit bisa dipangkas batang utamanya, ini untuk proses peremajaan,” jelasnya.

Menurut hasil penelitian, daun katuk mampu menurunkan kadar glukosa darah, maka daun ini berpotensi sebagai obat kencing manis.

Baca juga: Mengenal Kale, Sayuran Kaya Nutrisi

Selain itu manfaat lainnya yang dimiliki daun katuk pun beragam, sehingga menjadikannya sebagai tanaman yang baik dikonsumsi.

Namun, jika dikonsumsi berlebihan, sayuran ini juga memiliki efek yang tidak baik.

Daun katuk memiliki kandungan senyawa papaverina sebagai alkaloid, yang dapat menyebabkan keracunan dan kematian jika dikonsumsi secara berlebihan.

Maka, konsumsi daun katuk secukupnya saja, sesuai kebutuhan tubuh.

Related News