“Gigitan ular ini dapat berakibat serius juga sih. Biasanya, terasa sangat sakit dan bengkak di sekitar luka gigitan, tetapi tidak sampai membunuh manusia.”
JAKARTA - Pernahkah Sahabat Tani menjumpai ular cantik asli Indonesia yang satu ini?
Jika dilihat dari bentuk badannya, ular ini tidak memiliki badan yang terlalu besar, namun ular ini berbisa menengah dan spesies bertaring belakang.
Meskipun tampak cukup jinak pada siang hari, sebaiknya ular ini jangan ditatap terlalu dekat, karena mampu mendadak menyerang.
Baca juga: Mengenal Si ‘Glowing,’ Katak Papua
Ular ini Juga dikenal sebagai Ular Cincin Emas, Ular Taliwangsa, atau Ular Bakau (Boiga dendrophila).
Spesies ini memiliki badan berwarna hitam, leher bawahnya berwarna kuning, cincin berwarna emas di sekitar tubuhnya memiliki jarak yang sama.
Ular ini dapat ditemukan di hutan lembab sampai ketinggian 610 meter di atas permukaan laut.
Selain hutan lembab, ular ini juga hidup di tempat bakau atau dekat sungai.
Salah satu pecinta hewan reptil yang memiliki dan juga menjual ular ini yaitu Ewil zulfie, warga asal Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat.
Ia mengaku, sudah memiliki ular boiga sejak tiga tahun lalu.
“Kalau di alam liar dia biasanya memangsa burung dan membantu menjaga populasi tikus di Indonesia. Juga akan memakan tupai, kelelawar, katak, kadal, ular kecil, burung. Tapi kalau dipelihara saya kasih serangga-serangga besar,” ujarnya saat ditemui Jagadtani.id belum lama ini.
Sahabat Tani juga harus berhati-hati jika memelihara ular ini saat malam hari.
Sebab ular cincin-emas akan menjadi agresif dan aktif pada malam hari, dengan bisa menengahnya dapat menyebabkan pembengkakan cukup besar, namun tidak membahayakan manusia.
“Ular boiga ini juga biasa disebut ular cincin emas, karena di bagian badannya kan ada lingkaran kuning jadi disebut seperti cincin emas. Ular ini sering dijual belikan sebagai hewan peliharaan. Dia adanya di pulau Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Sumatera,” jelas Ewil.
Menurut Ewil, gigitan pada ular boiga ini termasuk membahayakan bagi manusia.
Jika tergigit ular ini, manusia bisa merasakan sakit hingga kurang lebih seminggu.
Baca juga: Forest Dragon, Naga yang Penakut
“Dia termasuk medium venom atau berbisa menengah. Gigitan ular ini dapat berakibat serius juga sih. Biasanya, terasa sangat sakit dan bengkak di sekitar luka gigitan, tetapi tidak sampai membunuh manusia. Sampai saat ini sih, saya belum mendengar ada laporan atau berita kematian karena gigitan ular ini. Kalau kegigit, biasanya saya sarankan minum antibiotik untuk penahan rasa sakit,” papar pria dua anak ini.
Ular ini sendiri berkembangbiak dengan bertelur (ovipar), dengan jumlah telur yang dihasilkan bisa sebanyak 4-15 butir.
Biasanya, panjang ular yang baru menetas sekitar 35 sampai 43 sentimeter.