• 22 November 2024

Mengenal Varietas Bawang Merah Unggulan

uploads/news/2020/12/mengenal-varietas-bawang-merah-57210f0507107a5.jpg

Beberapa hal yang membedakan varietas bawang merah satu dengan yang lain biasanya didasarkan pada bentuk, ukuran, warna, kekenyalan, aroma umbi, umur tanam, ketahanan terhadap penyakit serta hujan, dan lain-lain.”

Siapa Sahabat Tani yang tidak suka dengan bawang merah?

Bawang merah kerap dijadikan sebagai bumbu penyedap dan memiliki berbagai macam varietas.

Indonesia sendiri memiliki banyak varietas, namun umur produksi varietas tersebut masih rendah (kurang dari 10 ton per hektar).

Baca juga: Suka Duka Panen Raya Brambang

Beberapa hal yang membedakan varietas bawang merah satu dengan yang lain biasanya didasarkan pada bentuk, ukuran, warna, kekenyalan, aroma umbi, umur tanam, ketahanan terhadap penyakit serta hujan, dan lain-lain,” ujar Iman Priyadi, penyuluh pertanian dari Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan) dalam keterangannya.

Beberapa jenis varietas bawang merah, antara lain:

Bima Brebes

Varietas lokal asal Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah ini sudah banyak dikenal masyarakat.

Bawang brebes biasanya sudah bisa dipanen pada umur 60 hari setelah tanam.

Jumlah produksinya pun tergolong tinggi, yaitu mencapai 10 ton per hektar umbi kering, dengan susut bobot umbi 22% dari bobot panen basah.

Daunnya berwarna hijau, berbentuk silindris, dan berlubang.

Umbinya berwarna merah muda, berbentuk lonjong, dan bercincin kecil pada leher cakramnya.

Bima brebes resisten terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis allii), tetapi peka terhadap penyakit busuk daun (Phytophthora porri).

Biasanya, daerah penanamannya lebih cocok di dataran rendah. 

Pikatan

Bawang merah pikatan memiliki umur panen berkisar 55 hari.

Potensi hasil dari bawang merah ini yaitu sekitar antara 6,20-23,31 ton per hektar.

Bawang merah ini juga mampu bertahan sampai enam bulan dalam keadaan normal.

Dengan adanya keunggulan bawang yang memiliki daya tahan yang lama, dapat meningkatkan produksi pangan khususnya sebagai salah satu sembilan bahan pokok pangan dalam masyarakat,” ujarnya.

Pancasona

Bawang merah pancasona memiliki umur panen berkisar 75 Hari.

Selain itu, potensi hasil dari bawang ini yaitu antara 6,90-23,70 ton per hektar.

Bawang ini juga mampu bertahan antara 3-4 bulan dalam keadaan normal.

Trisula

Bawang merah trisula memiliki umur panen berkisar 55 hari.

Potensi hasil dari bawang ini yaitu, sekitar 6,50-23,21 ton per hektar. 

Bawang ini mampu bertahan sampai 5 bulan dalam keadaan normal.

Untuk hasil panen, lama panen, dan bentuk, bawang merah trisula memiliki kesamaan dengan varietas bawang merah pada umumnya.

"Selain tahan hujan, juga tahan penyakit. Varietas baru ini tercipta sama sekali tidak ada campur tangan teknologi asing. Ini murni hasil kerja dari badan penelitian Kementerian Pertanian, untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang sebagian besar menurun karena adanya masalah cuaca,” jelasnya.

Sembrani

Bawang merah sembrani merupakan varietas yang tahan terhadap hujan dan mampu beradaptasi di lahan gambut.

Varietas tersebut telah diuji coba dan dibudidayakan oleh masyarakat Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah di lahan gambut pada periode iklim ekstrim basah dalam luasan areal 2.000 meter persegi.

Varietas unggul bawang merah yang memiliki adaptasi tinggi dari uji adaptasi varietas baru, akan digunakan sebagai dasar dikembangkan lebih luas di lahan gambut Kalimantan Tengah,” tuturnya.

Kondisi pertumbuhan pertanaman varietas unggul bawang merah pada kawasan pengembangan tersebut menunjukkan, varietas sembrani lebih unggul dibanding varietas lainnya.

Baca juga: Dilema Hadirnya Bawang Merah Impor

Tinggi tanaman sembrani pun mencapai 38,2 sentimeter.

Hasil panen yang dilakukan pada umur 62 hari setelah tanam (hst), terlihat sembrani mampu menghasilkan produksi terbaik yaitu, 18,7 ton per hektar basah.

Untuk sembrani, meskipun prabukti masih di bawah potensi maksimum yakni 24 ton per hektar, tetapi ini sudah jauh melebihi produksi Bima di sentra bawang Tegal dan Brebes pada kondisi musim hujan yakni sekitar 7 ton per hektar,” tuturnya.

Related News