Prospek Bisnis Pembesaran Kerang Darah
“Teknik budidayanya tergolong mudah.”
JAKARTA - Di sektor perikanan, Sahabat Tani tidak melulu membudidayakan ikan maupun udang.
Sahabat Tani juga dapat membudidayakan kerang darah (Anadara sp.).
Kerang darah sendiri memiliki banyak manfaat seperti mengatasi anemia, menjaga kesehatan jantung, membentuk dan merawat otot, dan menjaga fungsi sistem saraf.
Baca juga: Teknologi Sederhana Budidaya Ikan Bandeng
“Ada beberapa jenis kerang darah yang dapat dibudidayakan, di antaranya A. granosa, A. nodifera (kerang darah), A. inflata (kerang bulu), A. rhombea, A. antiquata (kerang gelatik), dan A. indica (kerang mencos). Teknik budidayanya tergolong mudah,” ujar Apriani Siabu dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), dalam keterangannya belum lama ini.
Untuk permulaan, Sahabat Tani cukup mengumpulkan bibit dari alam, kemudian dibesarkan di tambak untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Adapun pemasaran hasilnya juga tidak sulit, karena sudah dikenal dan disukai masyarakat.
Memulai usaha
Pilih lokasi usaha pembesaran yang airnya bersih dan jernih dengan salinitas 15 - 35 ppt, pH 7,5 - 8,5, suhu 24 - 32 derajat celcius, oksigen terlarut minimal 3 ppm, dan tidak tercemar.
Siapkan peralatan yang dibutuhkan, yaitu salinometer, termometer, pH meter, dan test kit kualitas air.
Setelah itu, perbaiki tambak.
Dasar tambak sebaiknya seimbang antara kandungan lumpur dan pasirnya.
Setelah itu, isi tambak dengan air payau setinggi 70 sentimeter.
Lakukan penebaran bibit setelah beberapa hari pengisian air.
Lalu, tebar bibit kerang darah dengan kepadatan tebar 2.000 ekor per meter persegi.
Kendala
Kerang sangat rawan dengan air yang terkontaminasi, karena termasuk binatang filter feeder.
Tambak dengan perairan yang kurang subur, akan memperlambat pertumbuhan kerang.
Baca juga: Mengintip Peluang Bisnis Limbah Perikanan
Kerang darah sendiri dapat mati pada salinitas di bawah 15 ppt.
Strategi
Jarangkan kepadatan bibit menjadi 200 - 300 ekor per meter persegi.
Hindari juga budidaya di daerah lokasi yang berpotensi polusi.
Cari lokasi yang salinitasnya tidak berubah secara ekstrim.
Terakhir, lakukan panen setelah berumur enam bulan.