• 24 November 2024

"Si Beruk" Penyelamat Sawit

uploads/news/2019/10/fakta-lain-beruk-918509a85554b0d.jpg

Beruk ternyata lebih suka makan tikus dibanding minyak kelapa sawit.

MALAYSIA - Para peneliti yang meneliti kera ekor babi atau yang juga dikenal dengan nama beruk dibuat kebingungan. Mereka bingung lantaran baru tahu jika beruk yang hidup di kawasanhutan hujan Malaysia dan perkebunan kelapa sawit di Malaysia, lebih suka makan tikus dibanding kelapa sawit. Karena itulah, fakta ini dipercaya dapat membantu produksi minyak kelapa sawit dan mengurangi dampak lingungan yang ditimbulkan perkebunan sawit.

Para peneliti tersebut mempelajari perilaku beruk sejak Januari 2016 hingga September 2018. Sebelum melakukan riset, banyak peneliti yang percaya jika beruk merupakan primata pemakan buah, termasuk buah kelapa sawit. Namun bukti di lapangan berkata lain, beruk nyatanya hanya mengonsumsi 12 ton buah kelapa sawit dalam satu tahun, setara 0,5% dari hasil panen perkebunan yang luasnya bisa mencapai 400 ribu hektare.

Dibanding memakan buah kelapa sawit, beruk rupanya lebih menyukai berburu tikus di tengah perkebunan. Menurut para peneliti, satu kelompok beruk dapat memangsa lebih dari 3.0000 ekor tikus dalam setahun. Secara tidak langsung, perilaku beruk yang suka makan tikus ini dapat membantu petani kepala sawit. Apa lagi, keberadaan tikus di perkebunan dapat mengurangi hasil panen sampai 10%.

“Saya sangat terkejut ketika mengamati beruk makan tikus di perkebunan. Yang paling mengejutkan, ternyata beruk bisa makan begitu banyak daging. Beruk selama ini dikenal sebagai primata pemakan buah, hanya sesekali mereka makan burung kecil atau kadal,” kata rekan penulis stusi, Nadine Ruppert seperti melansir IFLScience.com belum lama ini.

Dalam hasil laporan yang terbit di jurnal Current Biology, para ilmuwan juga mencatat jika beruk berpotensi menjadi agen pengendali hama. “Kera ekor babi menemukan tikus yang bersembunyi pada lubang batang kelapa sawit. Satu kelompok beruk dapat menangkap lebih dari 3.000 tikus per tahun,” ujar pemimpin penulis Anna Holzner.

Dengan perilaku tersebut, para peneliti memperkirakan jika beruk dapat menekan hasil panen yang berkurang dari awalnya 10% menjadi 3% untuk perkebunan seluas hektare. Ini pun dianggap setara dengan menyelamatkan Rp9,1 miliar.

Related News