Budidaya Kedelai demi Swasembada
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik.
JAKARTA - Belakangan ini tahu dan tempe seperti hilang di pasaran.
Hal itu tak lepas dari aksi mogok yang dilakukan oleh para pengrajin tahu dan tempe.
Mereka mengeluhkan kenaikan harga kedelai, dari yang semula berkisar Rp 6.500-7.000 per kilogram naik menjadi Rp 9.200-10.000 per kilogram.
Hal itu tak lepas dari naiknya harga kedelai di pasar luar negeri akibat COVID-19, yang berimbas pada kenaikan harga di dalam negeri.
Baca juga: Langkah Kementan Tingkatkan Produksi Kedelai
Apa lagi, hingga saat ini Indonesia masih belum mampu berswasembada kedelai.
Karena itu, pemerintah pun mendorong produksi kedelai di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan di masyarakat.
Hal ini bisa menjadi peluang yang harus dimanfaatkan, agar Indonesia tidak selalu bergantung dengan negara lain.
Apa lagi, Indonesia memiliki lahan yang luas, subur dan memiliki iklim yang cocok untuk budidaya kedelai.
Melansir Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, untuk menanam kedelai, Sahabat Tani bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
Syarat tumbuh
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik.
Pada tanah yang miskin unsur hara (tandus) kedelai masih dapat tumbuh dengan syarat diberi pupuk organik, pupuk kandang dan pengapuran.
Tanaman kedelai memerlukan pengairan yang cukup selama masa pertumbuhan.
Curah hujan ideal antara 100-200 millimeter per bulan, dengan temperatur antara 25-27 derajat celcius.
Budidaya kedelai paling baik dilakukan pada ketinggian 0-900 meter di atas permukaan laut dengan sinar matahari penuh, minimal 10 jam per hari.
Persiapan lahan
Lahan untuk budidaya kedelai perlu dibajak atau dicangkul terlebih dahulu, agar tanah menjadi gembur.
Kemudian dibuat saluran-saluran air, agar tanaman tidak tergenang saat musim hujan.
Saluran air atau drainase dibuat setiap 5-6 meter dengan kedalaman dan lebar disesuaikan dengan kondisi lahan.
Tanaman kedelai pada lahan yang tergenang, akan tumbuh kerdil dan tidak mampu berproduksi dengan baik.
Taburkan dolomit jika pH tanah rendah dan taburkan pupuk kandang atau kompos jika lahan kurang subur atau tandus.
Bisa juga ditambahkan dengan pupuk TSP, KCL dan Urea dengan perbandingan 2:1:1.
Persiapan benih
Agar mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya benih yang digunakan yaitu benih unggul bersertifikat.
Jika ingin membuat benih sendiri, pilihlah benih dari tanaman yang sehat dan memiliki produktivitas tinggi.
Benih kedelai yang baik yaitu, benih yang didapatkan dari tanaman yang berumur cukup tua dan sehat.
Kebutuhan benih berkisar 40-50 kilogram per hektar.
Penanaman
Sebelum ditanam, sebaiknya benih diberi insektisida dan fungisida terlebih dahulu, agar benih terhindar dari serangan hama dan jamur.
Campurkan 100 gram insektisida dan 100 gram fungisida dengan 10 kilogram benih.
Insektisida yang digunakan yaitu insektisida yang berbentuk tepung, semisal metindo atau lannate.
Penanaman dapat dilakukan dengan cara ditugal, dengan jarak tanam 40x25 centimeter atau disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.
Setiap lubang diisi dengan 2-3 benih, kemudian ditutup tipis dengan tanah.
Penanaman yang baik dilakukan setelah hujan turun atau pada saat tanah dalam kondisi basah.
Pemeliharaan dan perawatan
Pengairan
Tanaman kedelai sangat peka terhadap kekurangan air.
Fase pertumbuhan yang sangat membutuhkan air yaitu pada awal pertumbuhan vegetatif saat berumur 15-21 hari setelah tanam.
Pada fase pembungaan yaitu berumur 25-35 hari setelah tanam dan pada fase pengisian polong yaitu, berumur 55-70 hari setelah tanam.
Pada fase-fase tersebut, tanaman kedelai sangat membutuhkan air dan harus dilakukan pengairan jika tidak turun hujan.
Penyiangan
Gulma atau rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman kedelai, perlu dilakukan penyiangan.
Jika tidak, tanaman kedelai akan terganggu pertumbuhannya karena terjadi persaingan dalam mendapatkan nutrisi.
Pemupukan susulan
Pemupukan susulan juga perlu dilakukan, agar tanaman kedelai tidak kekurangan unsur haranya.
Namun, jika kondisi tanahnya sangat subur, pemupukan susulan tidak perlu dilakukan.
Taburkan urea pada fase pertumbuhan dan pada fase pembungaan sampai fase pembentukan biji atau polong.
Lalu, berikan pupuk yang mengandung unsur phospor dan kalium, semisal TSP dan KCL.
Dosis yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman kedelai antara lain, lalat bibit atau lalat kacang (Ophiomya phaseoli tryon), lalat buah, ulat grayak, oteng-oteng, ulat penggulung daun, ulat jengkal, penggerek buah, ulat buah, dan penggerek daun.
Pengendalian dapat dilakukan dengan sanitasi lahan dan penyemprotan insektisida tepat sasaran.
Penyakit yang sering menyerang tanaman kedelai antara lain, karat daun, busuk batang, busuk akar, layu, dan bercak daun.
Pengendalian dapat dilakukan dengan memperhatikan sanitasi dan kebersihan lahan serta penyemprotan dengan fungisida.
Panen
Kedelai dapat dipanen muda sebagai kedelai rebus atau dipanen tua setelah biji matang.
Baca juga: Rahasia Meningkatkan Produktivitas Kedelai
Kedelai harus dipanen pada waktu yang tepat, yaitu setelah biji atau polong benar benar sudah matang atau tua.
Ciri-ciri kedelai yang sudah siap panen yaitu, daun menguning dan mudah rontok, polong biji mengering, dan berwarna kecoklatan.
Pemanenan dilakukan dengan cara memotong batang atau mencabut dengan sabit.
Pemanenan dengan cara mencabut batang tidak dianjurkan, karena dapat mengurangi kesuburan tanah.