Budidaya Nila di Kolam Deras
“Air bawah dibuat deras dengan harapan semua kotoran ikan dan sedimen bisa hanyut, tetapi air permukaan tenang tempat berlindungnya ikan. Dengan demikian, baik inlet maupun outlet dibuat di dasar kolam dengan menggunakan pipa maupun buis beton.”
JAKARTA - Salah satu usaha di tengah pandemi COVID-19 yang bisa Sahabat Tani coba yaitu budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus).
Apa lagi, kenaikan tingkat konsumsi ikan di masyarakat saat ini cukup signifikan.
Salah satu teknik budidaya nila yang bisa Sahabat Tani terapkan yaitu budidaya nila di kolam air deras.
Baca juga: IMTA, Teknologi Budidaya Ikan Kekinian
Menurut I Made Budiasa, dari Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan, kolam air deras memiliki kelebihan yaitu, padat tebar yang tinggi, mencapai 20 kilogram per meter kubik.
Selain itu, Sahabat Tani juga dapat menggunakan pakan buatan, tanpa mengandalkan pakan alami, serta sirkulasi oksigen yang tinggi.
Untuk memulai usaha budidaya, Sahabat Tani dapat memulai cara-cara berikut ini:
Kolam
Kolam air deras dapat berbentuk botol, bulat maupun segi tiga.
Luas kolam tidak lebih dari 30 meter persegi, dengan kemiringan antara inlet dan outlet sebesar 8%.
Prinsipnya yaitu, dalam jangka waktu 10 menit, seluruh air kolam sudah terganti.
“Air bawah dibuat deras dengan harapan semua kotoran ikan dan sedimen bisa hanyut, tetapi air permukaan tenang tempat berlindungnya ikan. Dengan demikian, baik inlet maupun outlet dibuat di dasar kolam dengan menggunakan pipa maupun buis beton,” ujarnya dalam keterangan tertulis belum lama ini.
Benih
Penebaran benih dilakukan pada pagi hari untuk mempercepat proses adaptasi dengan ketentuan:
Benih dipilih benih berukuran seragam dengan ukuran 10-12 centimeter.
“Seleksi, berasal dari keturunan yang berkualitas, strain yang baik, aktif bergerak. Selain itu,tidak cacat, merupakan turunan satu paket lengkap induk, serta hasil seleksi, dengan padat penebaran 20 kilogram per meter persegi,” jelasnya.
Pakan
Pemberian pakan dilaksanakan 3x sehari diberikan pada pagi, siang, dan sore hari disebar secara merata.
Dosis pakan diberikan sebanyak 3-5% dari biomassa per hari.
“Jenis pakan yang diberikan dapat berupa pakan apung maupun pakan tenggelam dengan kadar protein minimal 28%, karbohidrat minimal 12%, lemak minimal 8%, serat kasar maksimal 8%,” paparnya.
Pemeliharaan
Masa pemeliharaan dilakukan selama tiga bulan untuk mencapai ukuran konsumsi yaitu 250 gram lebih.
“Pada masa ini, pengamatan kualitas air dilaksanakan secara rutin, sedangkan sampling dilakukan secara berkala setiap bulan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ikannya, serta kondisi ikan saat itu,” tuturnya.
Berdasarkan hasil sampling, dapat ditentukan biomassa, serta volume pakan yang diberikan waktu berikutnya.
Baca juga: Mengenal Hama dan Penyakit Nila
Panen dan pemasaran
Panen dilaksanakan secara selektif, khusus yang memenuhi ukuran pasar.
Panen diharapkan dapat dilaksanakan oleh anggota kelompok dan didampingi oleh penyuluh.
Hal ini dimaksudkan agar keterampilan anggota kelompok dapat ditingkatkan, dan dapat melaksanakan kegiatan panen tidak hanya di kelompoknya, tetapi juga di anggota kelompok lain.
“Untuk pemasarannya langsung dipasarkan yang difasilitasi penyuluh atau petugas perikanan lainnya dengan sasaran kolam pancing, pasar ikan dan pasar tradisional. Selain itu, juga terdapat pasar khusus yang merupakan rumah makan yang menginginkan nika dengan ukuran tertentu,” tutupnya.