Penyebab Melonjaknya Harga Cabai
“Stok di petani sedang kurang. Ini karena beberapa sentra produksi sedang menanam padi atau tanaman lainnya sedangkan beberapa sentra yang lain produktivitasnya sedang turun akibat curah hujan tinggi.”
JAKARTA - Belakangan ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan naiknya harga cabai.
Padahal, fluktuasi harga cabai tidak terlepas dari supply (penawaran) dan demand (permintaan).
Menurut Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH), Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof. Muhammad Syukur, permintaan relatif tetap, sedangkan penawaran sangat tergantung ketersediaan cabai di tingkat petani.
Baca juga: Awal Tahun Harga Cabai Meningkat
Di Indonesia, lanjutnya, sebanyak 60% cabai dikonsumsi dalam keadaan segar, baik itu cabai besar, keriting, maupun rawit.
Sehingga, ketersediaan cabai di tingkat petani akan mempengaruhi harga di konsumen akhir.
“Stok di petani sedang kurang. Ini karena beberapa sentra produksi sedang menanam padi atau tanaman lainnya sedangkan beberapa sentra yang lain produktivitasnya sedang turun akibat curah hujan tinggi,” ungkap Prof. Syukur dalam keterangan resmi IPB University, Kamis (7/1).
Untuk mengantisipasi keterbatasan stok ini, Prof. Syukur menyebut, butuh strategi penyediaan seperti manajemen produksi yang harus direncanakan sejak awal.
Manajemen produksi ini, menurutnya, dapat dilakukan dengan penyebaran sentra produksi dan perencanaan produksi sesuai agroklimat dan kebutuhan.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah teknologi budidaya yang digunakan. Mulai dari penyediaan varietas tahan dan benih unggul, pengendalian organisme pengganggu tanaman dan teknologi produksi sepanjang tahun,” ungkapnya.
Untuk proses pasca produksi, ia menyarankan untuk melakukan pengolahan hasil saat penawaran meningkat.
Ia juga menyarankan, perlu adanya penguatan dalam kelembagaan petani cabai.
Terkait tingginya curah hujan, ia mengatakan jika kondisi tersebut juga dapat menurunkan produktivitas cabai mencapai 30%.
“Ini dapat terjadi akibat serangan penyakit yang meningkat. Untuk mengatasi ini, harus diantisipasi sejak awal penanaman dengan menerapkan teknik budidaya tertentu, bisa dengan jarak tanam renggang, drainase yang baik atau menggunakan rumah plastik,” tambahnya.
Ia juga menyarankan, agar para petani menambah luas tanam cabai guna meningkatkan produksi cabai.
Baca juga: Hobi Makan Pedas Berujung Bertani
Meskipun harga cabai melonjak belakangan ini, Prof Syukur mengaku, kenaikan harga cabai ini bukan dikarenakan hari besar keagamaan maupun permintaan meningkat pada perayaan tahun baru.
Peningkatan harga cabai ini justru terjadi akibat ketersediaan produk yang menurun.
“Pada bulan November, Desember, Januari, dan Februari curah hujan sangat tinggi di beberapa wilayah sehingga perlu diantisipasi. Selain itu, saat over supply di bulan-bulan tertentu, kelebihan produk harus segera diserap agar harga tidak turun drastis. Justru kalau dibiarkan harga turun terlalu lama akan memicu harga cabai yang naik di bulan-bulan selanjutnya,” pungkasnya.