• 22 November 2024

Balada Budidaya Bunga Pacar Air

Saya memang sengaja ada yang ditanam benih umur satu bulan dari pembibitan, ada yang umurnya dua bulan. Ini (bunga) biar ada terus tidak habis.”

BOGOR - Bunga kim hong atau dikenal dengan sebutan pacar air, sering dijumpai dan digunakan oleh masyarakat saat momentum hari besar keagamaan.

Bunga yang memiliki aneka ragam warna ini, sering digunakan sebagai bahan salah satu bunga tabur. 

Selain sebagai bunga tabur, tanaman yang memiliki nama ilmiah Impatiens balsamina L. ini memiliki segudang manfaat sebagai tanaman obat dari mulai biji, bunga, hingga daunnya.

Baca juga: Pacar Air, Si Pewarna Alami

Namun, untuk budidaya pacar air tidak hanya dilakukan pada saat momentum hari-hari besar tersebut saja.

Seperti yang dilakukan Suswandi, petani pacar air di Kelurahan Genteng, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. 

Suswandi atau yang biasa dipanggil Unang, mengaku ia masih tetap membudidayakannya di kebun dengan total lahan seluas 800 meter persegi.

Dalam budidaya pacar air, ia sengaja menanam benih dengan beda usia, agar stok bunga tetap terjaga.

"Saya memang sengaja ada yang ditanam benih umur satu bulan dari pembibitan, ada yang umurnya dua bulan. Ini (bunga) biar ada terus tidak habis," kata Unang kepada Jagadtani.id, belum lama ini.

Unang menjelaskan, sebelum penanaman dilakukan, perlu pengolahan tanah terlebih dulu.

Tanah yang sudah digemburkan, diberikan campuran sekam, pupuk kandang, dan diamkan sekitar seminggu. 

"Benih baru boleh ditabur setelah pengolahan tanah maksimal satu minggu. Saat awal saya beli tapi sekarang sudah mandiri artinya benih ada," katanya.

Untuk perawatan pacar air, menurutnya hal itu tidak terlalu sukar.

Pembersih rumput liar di sekitar tanaman utama, bisa dilakukan rutin setiap seminggu sekali. 

Sedangkan untuk penyiraman, bisa dilakukan satu kali setiap sore.

Namun, penyiraman tersebut menyesuaikan dengan kondisi cuaca di Kota Bogor. 

"Kalau musim kemarau hampir setiap sore. Tapi kalau musim hujan seperti sekarang tidak perlu disiram, cukup dengan air hujan saja," terangnya.

Menurutnya, tanaman berbatang basah dan daun memanjang bergerigi di pinggirnya ini, disukai ulat daun, ulat pohon, dan belalang, ketika tanaman masih kecil. 

Untuk mengendalikan gangguan hama tersebut, ia biasanya menyemprotkan pembasmi hama.

Pada masa tanam kali ini, ia mengaku menanam pacar air beberapa macam warna.

Diantaranya bunga merah, putih, ungu, dan oranye, serta pink. 

Tanaman sendiri mulai dapat dipanen saat umur dua bulan sejak penanaman, dengan produktivitas bunga berbeda-beda pada setiap tanaman. 

Namun dari perjalanan usaha selama ini, pada panen perdana bisa menghasilkan sebanyak 25 sampai 40 ember penuh bunga.

Per ember ia mengaku dapat mengumpulkan hingga 1,2 kilogram bunga. 

"Di kebun ini (luas 400 meter persegi) panen perdana kemarin itu bisa mencapai 25 sampai 40 ember.  Nah, setelah itu selanjutnya bisa dipanen kembali 10 ember per harinya," katanya.

Baca juga: Vanili, Si Harum yang Serbaguna

"Satu ember dijual di sini Rp 15.000. Kebanyakan yang beli dijual untuk bunga tabur di makam," sambungnya. 

Dari usahanya tersebut, Unang mengaku dirinya dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, terlebih di masa pandemi COVID-19 ini.

Ia juga mengaku sering kebanjiran pesanan pada saat momentum hari besar keagamaan. 

"Iya, ramainya saat Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Imlek dan hari besar lainnya," tutupnya.

Related News