Berbagai Jenis Cuka dan Manfaatnya
Cuka dibuat melalui proses fermentasi cairan beralkohol atau cairan manis yang telah difermentasi untuk menghasilkan etanol oleh bakteri asam asetat.
JAKARTA - Sahabat Tani pastinya sudah tidak asing dengan cuka.
Cuka atau yang biasa disebut vinegar, mudah ditemukan di dapur.
Namun, yang populer hanya cuka putih dan cuka sari apel.
Padahal, ada banyak jenis cuka lainnya.
Cuka sendiri dibuat melalui proses fermentasi cairan beralkohol atau cairan manis yang telah difermentasi untuk menghasilkan etanol oleh bakteri asam asetat.
Baca juga: Tren Skincare Organik di 2021
Cuka biasanya dibuat dari bahan fermentasi seperti, kelapa, beras, kurma, kesemek, madu, dan lainnya, yang dapat digunakan untuk membuat cuka.
Melansir ANTARA dari Boldsky, berikut merupakan berbagai jenis yang tersedia di pasar dan manfaatnya:
Cuka sari apel
Sesuai namanya, cuka ini dibuat dari sari apel atau mustar.
Apel difermentasi dan melewati proses ekstensif untuk dikembangkan ke produk akhir.
Cuka yang berwarna kuning pucat ini, dibuat dari apel yang diperas, yang menambahkan rasa buah ke dalamnya.
Cuka apel sering digunakan ke dalam salad, chutney, pengawet makanan, dan bumbu perendam.
Manfaat kesehatan dari cuka sari apel diantaranya, mengatur kadar gula, meningkatkan kesehatan usus, meningkatkan berat badan, menyembuhkan sakit tenggorokan, meningkatkan kesehatan jantung, dan lainnya.
Cuka anggur merah atau putih
Cuka yang satu ini dibuat dari campuran anggur merah atau putih dan biasanya digunakan untuk memasak.
Cuka putih memiliki rasa yang tajam, sedangkan cuka merah dibumbui dengan raspberry alami.
Cuka merah biasanya sering digunakan dalam olahan daging babi, sedangkan cuka putih digunakan untuk olahan ayam atau kan.
Manfaat dari cuka merah dan putih yaitu sebagai obat untuk gangguan pencernaan, membantu memperlambat tanda-tanda penuaan.
Asam asetat pada cuka jenis ini terbukti sangat bermanfaat untuk mengurangi lemak tubuh, serta membantu meningkatkan kualitas kulit.
Cuka beras
Cuka ini merupakan salah satu bentuk cuka kuno, yang tidak terlalu populer di industri kesehatan.
Cuka beras dibuat dengan memfermentasikan anggur beras dan tersedia dalam warna putih, merah, dan hitam.
Selain itu, cuka ini juga tersedia dalam bentuk yang dibumbui atau tidak berbumbu, serta mengandung asam asetat dan asam amino dalam jumlah sedang.
Cuka beras putih sering digunakan untuk mengawetkan sayuran, sedangkan cuka beras merah digunakan untuk membuat saus atau celupan.
Manfaat dari cuka beras yaitu, dapat membantu melancarkan pencernaan, mengobati kelelahan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan meningkatkan kesehatan jantung dan hati.
Cuka balsamic
Secara tradisional, cuka ini dikenal sebagai cuka berwarna coklat tua yang dibuat dari anggur tanpa filter dan tidak difermentasi.
Tidak seperti jenis cuka lainnya, cuka balsamic tidak diperoleh dari alkohol yang difermentasi, namun dibuat dari buah anggur yang diperas dan dibiarkan menua seperti minuman anggur.
Cuka balsamic kaya akan antioksidan dan mengandung kolesterol rendah, serta lemak jenuh.
Manfaat kesehatan dari cuka ini yaitu, dapat membantu mengurangi risiko kanker, serangan jantung, meredakan nyeri, dan meredakan nafsu makan.
Cuka malt
Cuka berwarna emas muda ini populer di Austria, Jerman, dan Belanda.
Ini karena cuka malt terbuat dari bir dan memiliki rasa malt yang tajam.
Cuka mat juga mengandung asam asetat, lalu diencerkan antara 4% dan 8% keasaman, yang membuatnya menjadi bahan yang sangat baik untuk mengatur berat badan.
Baca juga: Penambah Imun Wanita Usia 40-an
Manfaat dari cuka malt yaitu, membantu mengontrol kadar gula, rendah kalori, sehingga bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan membantu menurunkan kolesterol.
Cuka tebu
Jenis cuka ini diekstrak dari tebu dan biasa digunakan di Filipina.
Rasa cuka tebu seperti cuka beras, namun berbeda dengan namanya, cuka tebu tidak manis dan memiliki rasa yang mirip dengan jenis cuka lainnya.
Manfaat dari cuka tebu yaitu, dapat membantu meningkatkan kualitas kulit, mengelola miringitis granular, serta membantu mengelola glikemia.