“Misalnya seperti busuk akar. Busuk akar itu disebabkan karena terlalu banyak menyiram air pada media tanamnya, sementara jenis adenium ini jenis tanaman yang tidak perlu terlalu banyak air, cenderung kepada kering.”
JAKARTA - Bagi para pecinta tanaman hias, tentu tidak ingin tanaman kesayangannya mengalami kegagalan pertumbuhan.
Adanya penyakit pada tanaman, dapat menghambat pertumbuhan dan dapat merusak tanaman bahkan bisa membuat tanaman mati.
Meskipun adenium termasuk salah satu jenis tanaman hias yang jarang terserang hama dan penyakit.
Namun, jika dibudidayakan dalam jumlah yang banyak, ada kemungkinan tanaman dapat terserang penyakit.
Baca juga: Cara Grafting Si Cantik Adenium
Timbulnya berbagai penyakit tersebut, disebabkan karena tidak terjaganya kebersihan di sekitar lingkungan penanaman.
Beberapa faktor seperti udara dan kelembaban media tanam, juga bisa menjadi salah satu penyebab timbulnya penyakit.
Namun Sahabat Tani tidak perlu khawatir, hal tersebut dapat diatasi dengan beberapa cara untuk mencegah timbulnya serangan-serangan penyakit.
Sebelum itu, Sahabat Tani juga perlu mengetahui beberapa jenis penyakit yang bisa timbul pada adenium, serta pencegahan dan beberapa cara mengatasinya.
Menurut Asep, salah satu pembudidaya adenium, beberapa jenis penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan adenium yaitu, serangan busuk akar, kutu merah, kutu putih, busuk batang, spider mite pada daun, jamur, dan fusarium (layu pucuk).
“Misalnya seperti busuk akar. Busuk akar itu disebabkan karena terlalu banyak menyiram air pada media tanamnya, sementara jenis adenium ini jenis tanaman yang tidak perlu terlalu banyak air, cenderung kepada kering,” kata Asep saat ditemui Jagadtani.id baru-baru ini di Kampung Sembung RT. 09/RW. 06 Kelurahan Cikokol, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Selain busuk akar, kata Asep, kutu juga menjadi momok bagi pembudidaya adenium.
Kutu sangat gemar bersarang di dalam media yang lembab, salah satu contohnya seperti jenis kutu putih, dengan bentuk seperti kutu rambut dan berwarna putih.
Gejalanya terlihat dari pucuk tanaman yang layu dan bila media dibongkar, tampak akar membusuk, dan terdapat hewan kecil bertepung putih menempel di akar.
Untuk mengatasinya, Sahabat Tani bisa mengganti media tanamnya dan bersihkan bagian akar adenium, serta menyemprotkan insektisida berbahan aktif diafentiuron, dan klorpirifos seperti, Pegasus dan Dursban.
Lebih lanjut, Asep juga menjelaskan serangan lain yang perlu diantisipasi yaitu, busuk batang.
“Untuk serangan busuk batang, pada awalnya batang akan terlihat berwarna kekuningan, lama kelamaan menjadi coklat tua kemudian menghitam. Solusinya, biasanya saya segera kerok dan potong bagian yang hitam-hitamnya itu, kemudian segera dioleskan salep kambium agar batangnya kembali aktif tumbuh yang baru lagi,” jelas pria berusia 31 tahun itu.
Baca juga: Cara Sukses Membuat Bonsai Kelapa
Jenis serangan berikutnya yaitu, spider mite.
Asep menjelaskan, spider mite merupakan hewan kecil berwarna merah yang kerap membuat jaring laba-laba di bawah ketiak daun.
Penyebab utamanya, yaitu karena kurangnya sinar matahari dan cenderung diletakkan di tempat yang lembab dan kekurangan sirkulasi udara.
“Kalau untuk Jamur dan serangan fusarium (pucuk layu), perubahan fisiknya berupa daun berwarna kuning, rontok dan pucuk daun menghitam. Solusinya, segera buang bagian-bagian yang mulai terlihat tanda-tanda tersebut, dan segera beri fungisida pada bagian yang dipangkas,” tutupnya.