“Selain serat sutra, serangga yang unik ini juga menghasilkan protein dan zat aktif yang menjadi tren baru dalam dunia perawatan kecantikan alami.“
JAKARTA - Dosen Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Dr. Yuni Cahya Endrawati mengungkapkan, manusia telah mengenal sutra sejak 3600 BCE atau abad 36 sebelum masehi.
Bukti sejarah mencatat, ditemukan sisa peradaban zaman Neolithic dan potongan kain sutra dari makam di Hemadu, Provinsi Zhejiang, China.
Sejarawan juga mencatat, pemanfaatan sutra dengan cara diolah menjadi kain ditemukan sejak abad 27 sebelum masehi di Qianshan Yang, Provinsi Zhejiang.
Baca juga: Mengenal Keeksotisan Ulat Sutera Samia
“Walaupun sutra alami sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari industri fashion, bahkan sudah merambah pada budaya batik kita, tetapi tidak banyak di antara kita yang menjadi penggemar fanatik sutra, yang mengetahui asal usul serat sutra ini dihasilkan,” ungkap Yuni.
Dalam upaya memperkenalkan dan mengembangkan serat sutra alami, Yuni pun mengaku telah melakukan berbagai penelitian.
Beberapa penelitiannya yaitu upaya meningkatkan manfaat serat sutra.
Peningkatan ini membuat serat sutra tidak hanya bisa digunakan untuk bahan tekstil, melainkan juga dapat menjadi produk material dan industri kecantikan.
Yuni pun menerangkan, berdasarkan jenis pakan ulat sutra alam secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu ulat sutra yang pakannya berbasis mulberry dan non mulberry.
Ulat sutra yang pakannya mulberry dikenal sebagai mulberry silkworm.
Sedangkan ulat sutra yang pakannya selain mulberry dikenal dengan non mulberry silkworm.
“Contoh dari mulberry silkworm adalah jenis bombyx mori yang hanya memakan daun murbei. Di Indonesia jenis ulat ini dikenal sebagai ulat sutra murbei. Peran ulat sutra jenis ini sangat vital karena serat sutra yang dihasilkannya berkontribusi sekitar 90% dari kebutuhan sutra dunia,” ujarnya.
Sementara, kelompok non mulberry silkworm memiliki banyak ragam.
Beberapa diantaranya yaitu tasar silkworm, eri silkworm, muga silkworm, fagara silkworm, anaphe silkworm, coan silkworm, mussel silkworm, dan spider silkworm.
Keragaman ulat sutra jenis ini didasarkan pada sumber serat dan tipe seratnya.
“Jenis ulat sutra non murbei lain yang ingin saya perkenalkan adalah sutra liar cricula yang merupakan ulat sutra yang sangat unik kokonnya,” terangnya.
Menurutnya, kokon cricula mempunyai pola pintal serat yang berlubang-lubang dan warnanya emas yang sangat memukau.
Keunikan serat dan kokon cricula ini membuat jenis ulat sutra ini dikenal sebagai sutra emas.
Ia pun menerangkan, pola pintal serat ulat jenis ini sangat unik dan berkaitan erat dengan tingkah laku ulat pada saat membentuk kokon.
Dalam pembentukan kokon ini untuk setiap lubang ulat menyusun seratnya dua sampai tiga lapis serat, dan setiap lapis merupakan untaian ganda dari serat.
Dalam industri fashion, tidak jarang serat sutra liar ini dipadukan dengan serat sutra murbei untuk menghasilkan kain sutra yang halus nan eksotik.
Hal ini tentunya akan menambah nilai jual dan nilai seni dari kain sutra yang dihasilkan.
“Selain serat sutra, serangga yang unik ini juga menghasilkan protein dan zat aktif yang menjadi tren baru dalam dunia perawatan kecantikan alami. Sebagai contoh, zat aktif yang diekstrak dari kokonnya sangat bermanfaat bagi peremajaan kulit,” jelasnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah ia lakukan, protein kokon mengandung material yang berfungsi mirip dengan natural moisturizing factor (NMF) pada kulit manusia.
Material tersebut merupakan asam amino serin, glisin dan treonin yang sangat baik dan bermanfaat bagi kulit kita.
Baca juga: Fakta Menarik Buah Murbei
Kelembaban merupakan faktor kunci kesehatan kulit.
“Oleh sebab itu protein dan zat aktif yang dikandung kokon sutra dapat berfungsi sebagai pelembab alami menjaga kesehatan kulit dan meminimalisir permasalahan kulit kita,” jelasnya.
Lebih lanjut Yuni menerangkan, tidak banyak orang yang mengetahui, jika hasil ikutan sutra yang berupa pupa dapat digunakan sebagai sumber protein baik bagi manusia maupun ternak.
Pupa mengandung protein kasar sekitar 48-60% dan 18 asam amino yang sangat baik untuk kesehatan seperti antioksidan, antiobesitas, antitumor dan yang terbaru sebagai imunoregulator.