• 22 November 2024

Kabar Baik dari Food Estate

Saya senang dengan adanya program food estate ini, dan kami ingin terus didampingi supaya hasilnya bisa lebih baik lagi.”

JAKARTA - Taufik, petani di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya usai dirinya memanen padi sekitar 6,4 ton per hektar.

Varietas yang kami tanam Inpari 42 dan alhamdulillah hasilnya meningkat daripada kemarin. Hasil panen ini juga siap kami gunakan sebagai benih,” ungkapnya dalam keterangan resmi Kementerian Pertanian (Kementan), Minggu (31/1).

Hal yang sama dirasakan Haryanto, ia berhasil memanen padi hingga mencapai 5,1 ton per hektar dan juga sebagian ia sisihkan untuk digunakan sebagai benih.

Saya senang dengan adanya program food estate ini, dan kami ingin terus didampingi supaya hasilnya bisa lebih baik lagi,” ujar petani berusia 35 tahun ini.

Baca juga: Teknologi Pengusir Hama Food Estate

Taufik dan Haryanto sendiri tergabung dalam kelompok tani Karya Makmur, yang memiliki lahan garapan mencapai 100 hektar.

Menurut Edi Subairi, petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) Desa Belanti Siam, di Belanti Siam terdapat lahan yang mencapai 1.000 hektar dengan hasil panen yang sangat memuaskan, yaitu rata-rata 5,5-5,6 ton per hektar.

Memang ada di beberapa titik hasil kurang memuaskan, karena faktor iklim yaitu padi roboh, sehingga petani panen di awal dan hasil tidak maksimal,” tuturnya.

Terkait robohnya tanaman padi di beberapa titik tersebut, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng, Syamsuddin menjelaskan, pihaknya telah memberikan rekomendasi kepada petani untuk melakukan tanam pindah yang dapat memperkuat perakaran tanaman, sehingga memperkecil kemungkinan roboh.

Namun beberapa masih terbiasa dengan cara tanam tabur sehingga tanaman tidak mampu menahan terpaan angin sehingga tanaman roboh dan panen harus dipercepat,” jelasnya.

Namun, Syamsuddin tetap bersyukur terhadap panen kali ini yang rata-rata mendapatkan 4-6 ton per hektar.

Kami sudah melihat kondisi lahan dan pertanaman, dan siap dilakukan panen pada minggu pertama Februari sekitar 200-250 hektar,” katanya.

Terpisah, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan), Fadjry Djufry menyatakan, sejak awal dimulainya program Food Estate, Balitbangtan telah menerjunkan tim terbaiknya.

Tim tersebut melakukan pengkajian, memberikan rekomendasi dan melakukan pendampingan, baik kepada pemerintah daerah setempat ataupun langsung kepada petani. 

Food Estate adalah program super prioritas, disini kami juga telah membangun center of excellence yaitu model ideal food estate yang sesuai dengan kondisi petani serta peluang industri. Lokasi tersebut yang akan menjadi pusat percontohan bagi kawasan di sekitarnya,” sebutnya.

Pada beberapa kesempatan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyatakan optimismenya terhadap program Food Estate, meskipun terjadi dinamika di lapang.

Ini lahan yang sangat dinamis, tidak seperti di Jawa, Sumatera, atau Sulawesi. Di sini lahan rawa, kontur tanahnya ada yang dalam, sedang, datar, dan cukup bagus. Oleh karena itu, dinamika lapangan juga ada," ungkap pria yang akrab SYL tersebut belum lama ini.

Menurutnya, penggunaan teknologi menjadi salah satu dasar optimisme itu.

SYL juga mengungkapkan, dalam program ini penerapan mekanisasi serta teknologi pertanian, diharapkan dapat mengoptimalkan rawa menjadi lahan pertanian produktif dan meningkatkan produksi pertanian.

Baca juga: Ada Raisa di Food Estate

Terkait hal tersebut, Fadjry menyatakan, pihaknya sudah menerapkan teknologi budidaya Rawa Intensif, Super dan Aktual (RAISA), yang dapat mendukung produksi padi pada lahan dengan kandungan zat besi dan natrium yang tinggi.

Dengan aplikasi teknologi ini akan dapat meningkatkan produktivitas padi serta diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200 atau bahkan IP 300 dalam setahun,” ujarnya.

Oleh karena itu, Syamsuddin menyebut, BPTP sebagai kepanjangan tangan Balitbangtan di daerah, akan terus memberikan pendampingan kepada petani sehingga seluruh wilayah yang menjadi lokasi Food Estate dapat mencapai hasil yang maksimal.

Kami akan terus mengawal dan memberikan pendampingan sesuai rekomendasi tim, seperti perlakuan lahan, cara tanam dan budidaya sehingga hasil dari pertanaman dapat optimal,” tutupnya.

Related News