Untuk meningkatkan pendapatan petani, kapuk juga dapat diintegrasikan dengan tanaman sela seperti palawija, tanaman obat, dan buah-buahan.
JAKARTA - Tren dunia untuk kembali ke serat alam yang ramah lingkungan, berpotensi mengangkat kembali kapuk sebagai komoditas strategis di masa mendatang.
Apalagi, tumbuhan dengan nama latin Ceiba pentandra ini tidak hanya bisa dimanfaatkan bagian kapuknya.
Serat buahnya dapat diolah sebagai bahan dasar matras, bantal, hiasan dinding, pakaian pelindung, penahan panas, dan peredam suara.
Kulit keringnya juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Baca juga: Manfaat Luar Biasa Kacang Pinus
Begitu pun dengan biji, bungkil, kayu, daun, dan bunga kapuk, dapat diolah menjadi berbagai produk komersial.
Melansir Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), untuk meningkatkan pendapatan petani, kapuk juga dapat diintegrasikan dengan tanaman sela seperti palawija, tanaman obat, dan buah-buahan.
Pemilihan jenis tanaman sela biasanya tergantung pada wilayah pengembangannya.
Di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, misalnya, yang banyak dipilih yaitu kacang tanah, jagung, dan ubi kayu.
Sementara itu di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, mangga, jeruk, dan srikaya lebih banyak dipilih sebagai tanaman sela.
Menurut hasil observasi di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Muktiharjo pada 2019, integrasi kapuk dan tanaman sela ubi kayu bisa menghasilkan 5 ton gelondong kapuk per hektar dan 25 ton ubi kayu per hektar dengan total penerimaan mencapai Rp 60.000.000 per hektar.
Oleh karena itu, penanaman tanaman sela bisa membantu mengungkit pendapatan petani, mengurangi risiko kerugian, meningkatkan efisiensi penggunaan lahan, dan membuka kesempatan kerja.
Selain tanaman sela, budidaya kapuk juga cocok diintegrasikan dengan peternakan lebah madu.
Pasalnya, interaksi lebah madu dengan tanaman kapuk dapat meningkatkan produktivitas dan mutu hasil kapuk.
Pendapatan petani pun bisa terangkat lewat madu yang dihasilkan lebah.
Baca juga: Namnam, Buah yang Mulai Terlupakan
Meski demikian, petani perlu memastikan ketersediaan pakan alami lebah sepanjang tahun.
Apalagi, mengingat kapuk hanya berbunga dan menghasilkan nektar sekali dalam setahun.
Penanaman kapuk tipe indika dan karibea dalam satu kawasan, mampu menyediakan pakan alami selama lima bulan karena dua tipe tanaman tersebut berbunga di waktu berbeda.
Petani juga dapat memanfaatkan tanaman sela semusim dan tahunan untuk menyediakan sumber pakan alami bagi lebah di bulan lainnya.