Saatnya Petani Melek Internet
Melalui internet, para petani bisa mengetahui perkembangan dunia pertanian termasuk teknologi dan varietras-varietas unggul yang telah dihasilkan.
BOGOR - Derasnya arus informasi di dunia maya memberi keuntungan tersendiri bagi masyarakat khususnya para petani. Melalui internet, mereka bisa mengetahui perkembangan dunia pertanian termasuk teknologi dan varietras-varietas unggul yang telah dihasilkan. Salah satu petani yang memanfaatkan internet untuk mendapatkan informasi pertanian yaiyu Komsari, petani asal Lampung yang tergabung dalam Gapoktan Mandiri Sejahtera di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.
Komsari mengaku, mengetahui beberapa varietas unggul baru (VUB) yang dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dari media daring, salah satunya melalui situs Balitbangtan. Varietas yang menarik minat Komsari yaitu Sorum Bioguma dan Padi Inpari 40. Secara singkat, sorgum bioguma memiliki keunggulan berupa bobot biomassa mencapai 54,30 ton/hektare dan potensi hasil mencapai 9,26 ton/hektare. Sementara inpari 40 memiliki potensi hasil 9,6 ton/hektare.
Setelah mengetahui keunggulan yang dimiliki dua VUB tersebut, Komsari memutuskan untuk mengadopsi dengan cara datang langsung ke Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) Bogor, yang merupakan salah satu unit pelaksana teknis di bawah Balitbangtan. Dari kunjungan tersebut ia bersama tiga rekannya mendapatkan 10 kg benih sorgum bioguma dan 10 kg benih inpari 40 kategori benih penjenis atau breeder seed (BS) untuk dikembangkan menjadi benih sebar (BR).
“Saya sebagai petani yang pertama kali mengembangkan sorgum di sana, sudah mengajak temen-temen dari beberapa kabupaten untuk mengembangkan sorgum hasil penelitian Balitbangtan,” ujar Komsari dalam keterangan tertulis Balitbangtan belum lama ini.
Saat ini, sorgum yang dikembangkan di Lampung belum terlalu banyak dan masih dikonsumsi sendiri. Namun, untuk kedepannya, menurut Komsari, sorgum bioguma akan dimanfaatkan untuk pakan ternak.
“Dengar dari berita sorgum ini juga bisa dijadikan gula, nanti kami akan coba ke arah sana,” kata pria yang juga menjabat ketua gapoktan ini.
Total lahan yang siap dijadikan tempat pengembangan sorgum ini mencapai ribuan hektar yang tersebar di lima kabupaten di Lampung, yakni Mesuji, Tulang Bawang Barat, Way Kanan, Lampung Timur, Lampung Selatan dan Lampung Tengah.
“Khusus di kabupaten Way Kanan, tanahnya sudah dibajak dan siap tanam,” tegas Komsari.
Dari upaya pengembangan dua komoditas ini, Komsari berharap para petani di daerahnya bisa merasakan hasil penelitian Balitbangtan, karena menurutnya masih banyak petani yang belum mengetahui varietas-varietas unggul yang baru dilepas.
Selain meminta pemerintah untuk lebih gencar melakukan sosialisasi dan mendiseminasikan hasil penelitian, ia juga berpesan agar para petani lebih aktif mencari tahu tentang teknologi maupun varietas-varietas terbaru yang bisa dimanfaatkan untk meningkatkan kesejahteraan.