Canggihnya Robot Orak-Arik Gabah
Robot ini bisa meringankan pekerjaan petani, sebab saat proses penjemuran gabah memerlukan waktu berhari-hari jika cuaca tak menentu.
PONOROGO - Para petani di Ponorogo kerap kerepotan mengeringkan gabah saat panen raya. Melihat hal itu, Else Windari memutuskan untuk membuat robot orak-arik gabah yang dikendalikan dengan ponsel pintar. Karya siswi kelas 9 SMPN 1 Jetis ini pun menyabet juara 2 tingkat nasional dan menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam ajang Kalbe Junior Scientist Awards (KJSA) 2019 dengan menyisihkan 424 peserta lainnya.
“Robot ini bisa membantu petani membolak-balik gabah agar cepat kering,” kata Else seperti melansir Detik.com, Sabtu (2/11).
Else menambahkan jika robot ini dapat dikendalikan melalui jaringan bluetooth dari ponsel pintar. Hal ini dianggap bisa meringankan pekerjaan petani, sebab saat proses penjemuran gabah memerlukan waktu berhari-hari jika cuaca tak menentu. Belum lagi rasa gatal yang menyerang saat proses menjemur padi.
“Proses pembuatan robot ini sekitar 4 bulan dan menghabiskan biaya Rp 500 ribuan,” jelasnya.
Else menjelaskan, jika robot ini terbuat dari berbagai komponen elektronik seperti motor listrik DC, micro controller arduino nano, charger solar controller, baterai, modul bluetooth hc 05, DC to DC step down dan relay.
“Robot ini juga dilengkapi dengan panel surya yang dapat membantu pengisian daya baterai ketika dijemur di terik matahari,” imbuhnya.
Menurutnya, jika arus pada baterai hidup, maka secara otomatis bluetooth juga menyala. Setelah itu, petani tinggal mengkoneksikan robot dengan ponsel pinter yang sudah terinstal software remote control.
“Petani tinggal mengarahkan robot maju mundur kiri kanan sampai padi yang dijemur bisa rata dan bisa dijangkau dari jarak lima sampai 10 meter,” katanya.
Sementara itu, guru pembimbing robotik SMPN 1 Jetis Dwi Sujatmiko menambahkan jika robot buatan siswinya ini mendapat saran juri agar bisa bergerak otomatis. Namun, dalam perkembangannya, robot ini sering mengalami kendala dalam pemrograman robot. Seperti bisa ter-reset sendiri yang bisa menyebabkan robot tidak bisa berbelok karena terputusnya koneksi dari bluetooth.
”Akhirnya setelah beberapa kali percobaan diketahui jika tegangan untuk mikrontroler tidak stabil, sehingga kami beri kondensator elektrolit (elco) untuk menstabilkan tegangannya,” pungkasnya.