• 29 November 2024

Persiapan Kementan Jelang Bulan Ramadhan

uploads/news/2021/02/persiapan-kementan-jelang-bulan-21216716b7ba0d0.jpg

Yang pasti kita tidak boleh membuat harga mahal, sehingga rakyat kita tidak bisa makan. Tapi kita juga tidak boleh bergantung pada impor.

JAKARTA - Jelang datangnya Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan persiapan dan kesiapan kebutuhan pangan nasional dilakukan secara menyeluruh.

Persiapan itu diantaranya dengan mengintervensi sistem distribusi, yaitu mendekatkan stok pangan yang ada ke seluruh pasar-pasar di tiap daerah.

"Pertama, kita melakukan intervensi dengan mendekatkan stok kita ke pasar. Lalu mendekatkan sentral komoditi yang dibutuhkan di seluruh daerah. Kemudian yang kedua Kementan bersama Kemendag (Kementerian Perdagangan) akan melakukan operasi pasar. Konsolidasi ini sudah kita persiapkan dari sekarang," ujar pria yang akrab disapa SYL ini dalam keterangannya, Sabtu (13/2).

Baca juga: DPR Minta Anggaran Kementan Ditambah

Dirinya mengatakan, ibadah bulan suci tidak boleh diganggu atau bersoal dengan kecukupan pangan.

Karena itu, semua upaya akan dilakukan pemerintah agar masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa secara nyaman dan aman.

"Yang pasti kita tidak boleh membuat harga mahal, sehingga rakyat kita tidak bisa makan. Tapi kita juga tidak boleh bergantung pada impor. Oleh karena itu, semua upaya harus kita lakukan," katanya.

Secara umum, lanjutnya, pihaknya sudah menyediakan 11 kebutuhan bahan pokok secara baik.

Diantaranya yaitu, kebutuhan beras, kebutuhan minyak goreng, cabai, bawang, gula, telur, serta ayam potong.

Sedangkan kebutuhan daging, lanjutnya, stoknya yang terbatas hanya pada daging segar.

Baca juga: Harapan Baru dari Indonesia Timur

"Dari data yang kami miliki, stok daging beku kita cukup untuk bertahan sampai bulan ke depan. Kita punya kekurangan daging 200.000 ton, sementara yang kita makan 600.000 ton lebih dan ketersediaan kita hanya 400.000 ton. Yang pasti kita tidak boleh bergantung. Oleh karena itu sesuai arahan bapak presiden, kita harus memperkuatnya dengan upaya yang ada," katanya.

Karena itu, ia pun memerintahkan seluruh jajaran Kementan untuk memantau semua pergerakan komoditas pangan nasional, baik yang berkaitan dengan harga maupun dengan sistem distribusi.

"Makanya bicara pertanian itu tidak bisa bicara diatas kertas, harus mencium aroma lapangan. Setiap daerah memiliki iklim, kontur dan spesifikasi yang berbeda. Dari Aceh sampai Papua tidak akan sama. Pertanian itu akan berkait dengan cuaca dan bencana alam. Oleh karena itu pendekatannya harus melihat langsung situasi secara rutin," tutupnya.

Related News