• 25 April 2024

Petani Food Estate Mulai Panen

uploads/news/2021/02/petani-food-estate-mulai-64960e7598f3454.jpeg

Terima kasih kepada pemerintah karena food estate ini sangatlah membantu kami.

JAKARTA - Petani bawang merah asal Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, Mariono Siregar mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah seraya memamerkan hasil panennya.

Saat ini terdapat 215 hektare lahan di Desa Ria-Ria yang digarap untuk penanaman bawang merah, bawang putih dan kentang.

Bahkan sudah ada area bawang merah yang panen di Februari ini. 

Terima kasih kepada pemerintah karena food estate ini sangatlah membantu kami. Ini bawang yang baru saya panen, kualitasnya sangat bagus. Harganya Rp 10.000 per kilogram rogol basah,” ujarnya dalam keterangan Kementerian Pertanian belum lama ini.

Baca juga: Kabar Baik dari Food Estate

Sementara itu, terkait hasil panen, petani lain bernama Hotni Sihombing sangat menyayangkan adanya pihak-pihak yang berkeluh kesah di media sosial atas nama petani.

Menurut Hotni, mereka beropini jika hasil panen bawang dan kentang semuanya layu dan menguning.

Padahal, kenyataannya tidaklah begitu. 

Kita ini sudah dibantu pemerintah mulai dari Presiden Jokowi, Menteri Pertanian, dan bupati. Apa tidak senang seperti ini? Dibantu pupuk, obat-obatan, uang harian sampai benih. Kurang apa lagi? Mereka yang beropini buruk itu mungkin tidak punya lahan di food estate ini. Intinya kami senang dibantu seperti ini oleh pemerintah,” tegasnya.

Saat ini lahan bawang merah, bawang putih dan kentang di food estate Desa Ria-Ria sudah tumbuh dengan subur.

Meski demikian, tidak bisa dipungkiri jika ada beberapa bedeng yang tumbuhnya kurang baik.

Hal ini dikarenakan cuaca yang ekstrim. 

Pada kondisi yang lembab, berkabut atau curah hujan tinggi, cendawan akan membentuk massa spora yang sangat banyak dan bisa menginfeksi daun.

Akibatnya, lapisan luar daun menjadi layu dan mengering, bahkan bisa juga mengakibatkan umbi membusuk. 

Selain cuaca, faktor tanah yang belum matang atau tanah garapan baru juga dapat berpengaruh pada kesuburan tanaman. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyebutkan keseluruhan food estate tahap pertama ini dikelola oleh petani bernama Humbang Hasundutan.

Selanjutnya, segera dibuka lagi lahan seluas 785 hektar untuk pengembangan food estate.

Total area food estate yang akan kita kembangkan adalah 1.000 hektare. Ada lahan 215 hektare yang sudah kita kerjakan pada 2020. Sisanya 785 hektare ini sedang disiapkan CPCL-nya dan Insya Allah dalam waktu dekat CPCL sudah siap. Begitu siap, para investor sudah bisa masuk langsung. Tentunya para investor ini akan bekerja sama dengan petani,” papar Prihasto.

Selain itu, menurut Prihasto, dalam pengembangan kawasan di Sumatera Utara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengarahkan pembangunannya ke model industri hulu-hilir, termasuk pascapanen, sehingga nantinya akan ada marketplace seperti pasar modern. 

"Sesuai arahan Menteri Pertanian SYL ke saya, target food estate berbasis hortikultura ini akan difokuskan pada peningkatan luas tanam dan produksi komoditas bawang merah, bawang putih dan kentang, sehingga dapat memperkuat kerjasama dan sinergi antara petani dengan stakeholders terkait," jelasnya.

Baca juga: Primadona Baru di Food Estate

Lebih lanjut, ia juga menuturkan, Kementan akan meningkatkan kapasitas petani dengan membentuk Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) untuk pengembangan komoditas hortikultura dan pengadaan benih hortikultura bermutu.

Menurutnya, pembangunan food estate berbasis hortikultura ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian petani di Sumatera Utara.

Prihasto pun sangat optimis, program super prioritas Kementan ini akan menjadi pembangkit kesejahteraan petani. 

Ke depannya, lokasi food estate di Desa Ria Ria juga bisa dikembangkan menjadi area agro edu wisata karena lokasinya yang didukung oleh pemandangan alam yang cantik dan indah.

Related News