• 24 November 2024

Jogja Youth Farming Pikat Milenial

uploads/news/2019/11/jogja-youth-farming-pikat-406295124fb5a6d.jpg

Jogja Youth Farming menjadi salah satu tempat anak muda untuk belajar dan mengembangkan sistem pertanian yang inovatif.

BANTUL - Karang Taruna ‘Taruna Yodha’ di Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul tergugah memanfaatkan lahan tadah hijau untuk menarik minat generasi muda untuk bertani. Lahan bernama Jogja Youth Farming itu menjadi salah satu tempat anak muda untuk belajar dan mengembangkan sistem pertanian yang inovatif.

Di tempat itu, beberapa anak muda menanam beraneka sayur mayur. Selain itu, dari mereka juga memiliki berbagai tanaman hidroponik dan perikanan mina belut. Lalu ada pula rumah hijau yang di dalamnya berisi tanaman cabai. Tak hanya itu, ada juga toko yang berisi barang-barang hasil daur ulang di samping area pertanian tersebut.

Menurut Ketua Karang Taruna ‘Taruna Yodha’, Tugiyanto, keberadaan Jogja Youth Farming berawal dari banyaknya petani yang berhenti karena telah berusia senja. Melihat fenomena itu, ia bersama teman-temannya tergugah membuat tempat yang mengusung inovasi baru dalam pertanian, sehingga nantinya mampu menarik generasi muda untuk bertani.

“Karena itu kami ingin membuat tempat berkonsep pertanian, edukasi sekaligus wisata. Tapi karena terkendala biaya, kami harus masukkan proposal ke sana-sini," katanya saat ditemui di Jogja Youth Farming, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, seperti dilansir Detik.com, Jumat (1/11).

“Semua itu dilakukan karena kita ingin menarik anak muda untuk bertani melalui usaha produktif sektor pertanian di sini (Desa Argomulyo). Apalagi di sini banyak yang belum punya pekerjaan dan harapannya mereka bisa kerja di sini (Jogja Youth Farm),” tambahnya.

Proposal berisi konsep yang ia usung bersama teman-temannya itu akhirnya disetujui oleh salah satu perusahaan BUMN. Setelah mendapat suntikan dana, Tugiyanto dan teman-temannya mulai merealisasikan konsep tersebut.

“Lalu kami mulai menyewa tanah kas desa seluas 3.500 meter persegi dan mulai dikembangkan bulan Juli kemarin bersama pihak-pihak terkait. Pengembangannya seperti membuat lahan pertanian organik, perikanan yang digabung dengan pertanian dan tempat pengolahan sampah menjadi kerajinan,” jelasnya.
Menurutnya, anggota Taruna Yodha kala itu bersemangat untuk mengembangkan Jogja Youth Farming karena pada 2017, Karang Taruna mereka berhasil menyabet juara dua Karang Taruna Berprestasi Tingkat Nasional dalam acara pemberian penghargaan pilar sosial dalam acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Tahun 2017.


Konsep inovasi pertanian di Jogja Youth Farming yaitu menciptakan sistem pertanian terpadu. Seperti sistem penyiraman water sprinkle, kolam ikan terpadu dengan media tanam sistem apung dan budidaya tanaman hidroponik.

“Hasil pertanian di sini organik semua, mulai dari cabai, bawang merah, kangkung, daun kemangi, bayam dan pare ulo. Terus untuk perikanan ada ikan nila, ikan gabus dan belut,” katanya.

Selain itu, ada juga ‘turahan store’ yang berfungsi sebagai tempat edukasi untuk mengolah sampah menjadi hasil kerajinan yang memiliki nilai ekonomi. Menurutnya, hal itu dapat mendongkrak sektor perekonomian masyarakat, khususnya di Desa Argomulyo.

“Kami juga sudah panen selama empat kali (untuk sayuran), dan hasil panennya dijual lewat online. Jadi sayur itu dikemas secara menarik lalu dijual online. Kenapa online? Karena harganya bisa lebih tinggi dan peminatnya cukup banyak kalau jual lewat online,” kata Yugiyanto.

Ia juga menambahkan, dengan adanya tempat untuk mengembangkan sektor, perikanan, edukasi, dan wisata ini dapat menambah minat anak muda untuk berkecimpung di sektor pertanian.

Kedepannya akan dikembangkan juga untuk peternakan. Jadi di sini bisa untuk bertani, berternak, wisata sekaligus mengedukasi masyarakat akan pentingnya regenerasi petani,” tandasnya.

Related News