• 29 April 2024

Gurihnya Jagung Nasa 29

uploads/news/2021/02/gurihnya-jagung-nasa-29-1164806fb350a66.jpeg

Benih jagung hibrida Nasa 29 produktivitasnya mencapai 13 ton per hektar.

JAKARTA - Belum lama ini Nakula Sadewa (Nasa) 29, jagung hibrida tongkol ganda yang diklaim dapat memproduksi sebanyak dua kali lipat dibanding jagung biasa buatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah panen perdana.

Hal tersebut terjadi di Desa Unra, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (14/2) lalu.

Dalam sambutannya, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah menyebut, panen perdana benih jagung yang dirilis Kementerian Pertanian pada 2017 silam ini merupakan salah satu ikhtiar Pemerintah Provinsi Sulsel untuk meningkatkan kesejahteraan petani jagung.

Baca juga: Mengatasi Penyakit Bulai pada Jagung

Panen dimulai di Bone, karena Bone merupakan penghasil jagung terbesar di Sulsel. Selain itu, Bone juga menjadi pioner produsen benih jagung hibrida di Sulsel bahkan di Kawasan Timur Indonesia,” ungkap Nurdin dalam keterangannya.

Ia menambahkan, di lahan seluas 100 hektar tersebut, semuanya menggunakan benih jagung hibrida Nasa 29.

Menurutnya, produktivitas Nasa 29 cukup tinggi dan berharap Kabupaten Bone bisa menjadi lebih mandiri lagi dalam hal benih jagung.

"Benih jagung hibrida Nasa 29 produktivitasnya mencapai 13 ton per hektar. Tinggal diperluas lahannya, supaya Kabupaten Bone bisa mandiri dalam hal penyediaan benih. Apa lagi benihnya hasil inovasi Balitbangtan, Kementerian Pertanian, dipastikan produksinya bisa meningkat lagi," ujar Nurdin.

Nurdin pun berharap, Kabupaten Bone menjadi percontohan mandiri benih jagung di Sulsel.

Setelah berhasil, maka akan diperluas ke daerah lain.

Selain itu, ia ingin Sulsel menjadi provinsi penghasil benih di wilayah Indonesia timur.

"Kita ingin semua kota/kabupaten di Sulsel mandiri benih. Sehingga, nantinya Sulsel akan menjadi penghasil benih jagung di wilayah timur," harap Nurdin.

Sementara itu, Kepala Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), Balitbangtan, Dr. Muhammad Azrai mengatakan, Balitsereal mendukung sepenuhnya program Gubernur Sulsel.

Kami sebagai inventor siap mendukung program Pak Gubernur untuk mewujudkan provinsi Sulsel menjadi provinsi yang mandiri benih jagung hibrida, maupun sebagai sentra produksi benih jagung untuk Kawasan Timur Indonesia,” ucapnya.

Selain itu, Azrai juga menjelaskan, selain varietas jagung hibrida Nasa 29, Pemda Sulsel melalui PT. Perseroda Sulsel juga telah melisensi varietas jagung Hibrida JH 37.

Keduanya mampu berkompetisi dengan varietas milik perusahaan multinasional.

Hal ini dapat segera terwujud karena varietas Nakula Sadewa 29 dan JH 37 yang dilisensi oleh PT. Perseroda Sulsel memiliki produktivitas yang mampu berkompetisi dengan varietas komersial multinasional dengan provitas mampu mencapai di atas 13 ton per hektar,” kata Azrai.

Sebagai informasi, jagung JH 37 merupakan komoditas unggul berumur sedang yaitu 99 hst.

Potensi hasil tinggi yang mencapai 12,5 ton per hektar dan agak tahan terhadap penyakit bulai Peronosclerospora philippinensis.

Selain itu, ia juga tahan terhadap penyakit karat daun (Puccinia sorghi) dan hawar daun dataran rendah (Helminthosporium maydis).

Baca juga: Sepuluh Produsen Jagung Terbesar Indonesia

Jagung Nasa 29 juga tak kalah unggul.

Varietas yang namanya merupakan pemberian Presiden Joko Widodo pada 2016 lalu yang bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia ini, merupakan jagung hibrida bertongkol ganda.

Nasa 29 memiliki umur panen 100 hari setelah tanam, dengan potensi hasil 13,5 ton per hektar, yang tahan terhadap penyakit bulai, karat, dan hawar daun.

Nasa 29 juga merupakan jagung hibrida stay green, yang memiliki warna batang dan daun diatas tongkol tetap hijau saat panen, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pakan.

Related News