Di Indonesia sendiri, ada dua jenis jangkrik yang paling sering dipilih untuk diternak dan diperjualbelikan di pasaran sebagai pakan burung dan pakan reptil.
JAKARTA - Jangkrik merupakan salah satu hewan serangga yang memiliki banyak manfaat bagi manusia.
Seringkali jangkrik dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pembuatan kosmetik, campuran makanan, dan yang paling sering dimanfaatkan sebagai pakan burung maupun hewan ternak.
Namun, apakah Sahabat Tani tahu, jika ada banyak sekali jenis jangkrik di alam ini?
Biasanya, di setiap daerah memiliki nama-nama yang berbeda pada penamaan jangkrik.
Baca juga: Mengintip Peluang Bisnis Peternakan Jangkrik
Contohnya seperti jangkrik madu, jangkrik alam, jangkrik sliring, jangkrik kalung, jangkrik kasir, jangkrik cier, jangkrik madam, jangkrik kidang, jangkrik jaliteng, dan masih banyak lagi.
Di Indonesia sendiri, ada dua jenis jangkrik yang paling sering dipilih untuk diternak dan diperjualbelikan di pasaran sebagai pakan burung dan pakan reptil.
Menurut salah satu peternak jangkrik, Sarman, kedua jenis jangkrik itu antara lain jenis jangkrik alam dan jangkrik kalung.
Yang pertama yaitu jangkrik alam.
Jangkrik ini paling banyak diternakan di Indonesia.
Serangga yang memiliki nama latin Acheta domestica ini merupakan jenis jangkrik yang tersebar luas di seluruh wilayah indonesia pada umumnya.
Bentuk tubuh jangkrik alam juga tidak terlalu besar seperti jangkrik kalung dan juga tidak terlalu kecil.
Karena tubuhnya yang kecil dan warnanya terlihat lebih cerah, burung kicauan akan lebih tertarik untuk memakan jangkrik alam.
Sehingga jenis jangkrik ini akan dicari oleh para penghobi burung untuk dijadikan pakan burung maupun reptil.
“Kalau daerah lain biasanya punya penyebutan yang berbeda untuk jangkrik alam. contohnya di beberapa daerah ada yang menyebut jangkrik alam seperti nama Jangkrik Seliring, Jangkrik Bering atau Jangkrik Madu Coklat,” kata Sarman saat ditemui Jagadtani.id di rumahnya yang berlokasi di Kelurahan Sudimara Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Provinsi Banten, belum lama ini.
Namun, masa panen dari telur jenis jangkrik ini lebih lama daripada jenis lainnya yaitu sekitar 25-40 hari.
Jangkrik alam bisa ditemukan di sawah, perkebunan, dan tanah luas yang memiliki cukup kelembaban.
Biasanya, musim kawin jangkrik alam akan berlangsung selama musim hujan.
Saat musim kawin tiba, jangkrik betina akan menghampiri jangkrik jantan yang menarik perhatian.
Cara menarik perhatian jangkrik betina adalah jangkrik jantan akan mengeluarkan bunyi-bunyian yang khas yang bersumber dari gesekan sayap di punggungnya.
Fakta menarik lainnya, satu ekor indukan betina jangkrik alam akan memproduksi telur sebanyak 100-200 butir selama hidupnya.
Lebih lanjut, kata Sarman, membudidayakan jenis jangkrik alam ini tidaklah sulit.
Karena jangkrik alam sangat tahan stres dan tahan terhadap perubahan cuaca.
Bahkan, cukup diletakan di ruangan yang tertutup dan lembab, maka jangkrik akan bisa menetaskan telur-telurnya dalam jangka waktu sekitar dua minggu kemudian.
Lanjut Sarman, jangkrik alam memiliki beberapa subspesies lagi. yaitu jangkrik dengan tubuh berwarna hitam agak kecoklatan dan yang berwarna hitam pucat.
Para peternak lebih memilih jangkrik alam sebagai pakan dibandingkan dengan jenis jangkrik yang lain karena jangkrik alam memiliki kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jangkrik lainnya.
Dengan kadar protein yang tinggi, maka kebutuhan protein pada burung dapat tercukupi dengan memberikan jangkrik alam sebanyak 2-3 ekor saja.
“Yang kedua, ada namanya jangkrik kalung. Nah jangkrik kalung ini ukuran tubuhnya lebih besar daripada jangkrik alam,” jelasnya.
Sama halnya dengan jangkrik alam, jangkrik kalung juga banyak dipilih oleh para peternak untuk diternak.
Ciri-ciri yang terlihat dari jangkrik kalung dapat bisa dilihat dari bagian lehernya yang terdapat tanda kuning melingkar seperti membentuk sebuah kalung.
Jangkrik kalung ini juga biasanya dimanfaatkan untuk pakan burung, pengusir tikus, jangkrik aduan, dan sebagai jangkrik peliharaan.
Baca juga: Cara Budidaya Jangkrik Bagi Pemula
Hanya saja, kadar protein jangkrik kalung jauh lebih rendah dibandingkan jangkrik alam.
Serangga jenis ini hidup di sekitar sawah, semak belukar, terutama yang dekat dengan sumber air atau daerah yang agak lembab.
Makanan jangkrik ini bisa berupa rerumputan, buah-buahan, bahkan protein seperti pur ayam.
“Kalau saya biasanya kasih makan dari pur ayam, atau dari batang bambu hasil dari kebun atau bisa juga dari sisa buah-buahan,” tutup Sarman.