• 22 November 2024

Kisah Para Santri Menanam Hidroponik

"Kegiatan ini untuk pembelajaran santri bukan hanya pintar ilmu agama tapi nantinya pintar bertani juga"

BOGOR - Berbagai jenis sayuran tumbuh subur di area green house Pondok Pesantren Al Ghozali di Kelurahan Cimanggu, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Sejak dua bulan lalu tepatnya di bulan Desember 2020, para santri mulai mengembangkan bidang pertanian bercocok tanam sayuran dengan memanfaatkan sebagian lahan pondok pesantren.

Bercocok tanam sayuran itu terwujud atas dukungan Bank Indonesia yang memfasilitasi pembangunan green house dengan sistem hidroponik.

"Green house ini baru berjalan dua bulan," kata Penanggungjawab Green House Pondok Pesantren Al Ghozali, Ferdy Sugianto kepada Jagadtani.id belum lama ini.

Baca JugaSerunya Bercocok Tanam Kangkung Hidroponik

Di green house ini terdapat 12 meja instalasi hidroponik dengan 14.700 lubang tanam. Pada masa tanam kali ini, para santri menanam enam jenis sayuran diantaranya kangkung, bayam merah, hijau, pakcoy serta kailan.

Ferdy juga menyampaikan, pada masa tanam selanjutnya akan hanya ditanam tiga jenis sayuran saja, yakni kangkung, kalian, dan pakcoy.

Hal itu dikarenakan sayuran seperti bayam ada hambatan dalam produksi dimana pertumbuhan tidak rata dan mudah terserang hama jamur.

"Jadi dipilih kangkung, kailan dan pakcoy, lumayan tumbuhnya rata dan memiliki masa panen cepat seperti kangkung 14 hari," katanya.

Ia mengaku usaha bercocok tanam sayuran yang dilakukan tidak menemui kesulitan dalam pemasaran. Hasil panen yang dipetik para santri dipasarkan ke sejumlah supermarket.

Baca JugaCara Menanam Padi dengan Akuaponik

"Alhamdulillah, saat ini kita sudah bisa panen dua kali sekali. Sekali panen dihasilkan 250 sampai 300 pack sayuran. Per packnya 250 gram dengan harga dikisaran Rp,5.000 diambil di sini," jelasnya.

Dijelaskan juga, semua aktivitas di green house dilakukan santri bukan hanya penanaman tapi juga mulai menyemai benih, mengemas sayuran hingga pemasaran.

"Kegiatan ini untuk pembelajaran santri bukan hanya pintar ilmu agama tapi nantinya pintar bertani juga. Apalagi ini bertani modern dengan sistem hidroponik," sambungnya.

Aktivitas santri sendiri dilakukan secara bergantian dua hari sekali oleh dua orang dengan dibantu satu orang pembimbing.

"Ada 30 santri di-rolling per dua hari sekali. Untuk jadwal mengaji tetap dan tidak menggangu aktivitas pesantren," kata Ferdy.

Ia mengungkapkan, pada sistem hidroponik perlu diperhatikan adalah suplai nutrisi ke tanaman. Untuk itu, pengontrolan bak nutrisi harus rutin dilakukan agar suplai nutrisi tetap terjaga.

Baca Juga: Membuat Nutrisi Hidroponik Sendiri

Perawatan lainnya adalah pembersihan lumut pada paralon menggunakan sikat. Pembersihan itu dilakukan tiga sampai empat bulan sekali.

Menurutnya, agar ketersediaan sayuran tetap terjaga perlu dilakukan pengaturan penanaman. Sehingga seminggu mejelang panen harus sudah dilakukan penyemaian benih.

"Jadi hari Senin kita nanam tiga meja, misalnya. Kemudian menanam lagi hari Kamis di tiga meja lagi. Jadi seminggu perkiraan mau panen harus sudah menyemai lagi," tutupnya.

 

Related News