• 25 April 2024

5 Hewan Penguasa Hutan Indonesia

uploads/news/2021/02/5-hewan-penguasa-hutan-234307afe8c1159.jpg

Satwa tersebut juga sering disebut predator yang merupakan karnivora kelas dan jarang sekali memiliki lawan tangguh di lingkungannya.

JAKARTA - Untuk hewan yang liar di alam, para peneliti biasa menyebutnya dengan satwa liar.

Jika sudah disebut satwa liar, ia akan menjadi hewan yang berburu hewan lain untuk dimangsa guna mencukupi kebutuhan makanannya.

Mereka biasanya dikenal sangat ganas, bahkan kerap menyerang manusia meski bukan target buruan sesungguhnya.

Satwa tersebut juga sering disebut predator yang merupakan karnivora kelas dan jarang sekali memiliki lawan tangguh di lingkungannya.

Itulah mengapa mereka jadi ganas dalam menggasak mangsa.

Indonesia memiliki banyak sekali satwa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Hewan liar dikenal sangat buas meski banyak di antaranya mulai terancam punah karena perburuan manusia.

Peneliti dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Prof. Hendra Gunawan, Ph.D Menjelaskan, ada beberapa satwa liar yang menguasai hutan-hutan di seluruh Indonesia seperti daerah Jawa, Sumatera, Sampai Kalimantan.

Berikut merupakan lima satwa penguasa hutan Indonesia versi Jagadtani.id.

Baca Juga: Pandemi, Hewan Kebun Binatang Dipuasakan

Harimau sumatera

Harimau sumatera atau yang memiliki nama latin Panthera tigris sumatrae merupakan predator asli yang hidup di hutan Sumatera.

Saat ini, status harimau sumatera sudah sangat kritis.

Perburuan liar yang dilakukan oleh penduduk lokal membuat populasinya semakin menurun.

Bahkan, jika tidak segera ditanggulangi hewan ini akan segera habis. Apalagi saat ini hanya terdapat sekitar 400 ekor saja.

Meski begitu, Prof. Hendra Gunawan, Ph.D menegaskan, walaupun harimau sumatera sudah banyak diburu, tetapi dia tetaplah satwa liar yang tidak akan bisa jinak sepenuhnya kepada manusia.

Satwa liar merupakan satwa yang masih memiliki sifat-sifat liar, jadi meskipun harimau sudah jinak bisa dipangku-pangku, masih disebut satwa liar karena masih memiliki sifat liar, bila terganggu atau stres bisa menyerang pemiliknya,” ujarnya sembari mengingatkan.

Macan tutul

Macan yang satu ini banyak sekali hidup di hutan-hutan sekitar Jawa Barat.

Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) kadang lahir dengan warna bulu yang hitam pekat.

Untuk warna yang serba hitam ini banyak orang menyebutnya dengan macan kumbang.

Selain itu, macan tutul jawa merupakan macan paling kecil dibanding jenis lain.

Ini setiap hutan yang berbeda secara geografis dan ekologis memiliki 'penguasa' yang berbeda atau bisa sama. Untuk kebanyakan hutan di Jawa, puncak rantai makanan adalah macan tutul (jika satwa ini masih ada)” ungkapnya. 

Buaya muara


Buaya muara (Crocodylus porosus) merupakan jenis buaya paling ganas yang tersebar di hampir semua wilayah Indonesia.

Buaya ini memiliki habitat di muara sungai di mana air asin dan tawar menyatu.

Buaya muara memiliki panjang 2,5-3,3 meter ketika dewasa, bahkan ada yang sampai sepanjang 12 meter seperti yang ditemukan di Sungai Sangatta, Provinsi Kalimantan Timur.

Buaya muara memiliki rahang yang sangat kuat.

Giginya yang sangat tajam, juga bisa mengoyak apa saja yang ada di depannya.

Buaya muara aktif saat siang maupun malam hari.

Mereka akan memangsa apa saja hewan yang ditemui mulai dari amfibi, reptil, burung, bahkan mamalia besar seperti sapi atau kerbau.

Dalam kasus-kasus tertentu, buaya ini juga kerap menyambar manusia yang kebetulan berada di pinggiran sungai.

Baca Juga: Darurat Kebun Binatang Indonesia

Elang

Mengulik tentang burung elang mungkin takkan jauh-jauh dari bahasan soal kehebatannya.

Ya, Sahabat Tani mungkin tahu kalau burung ini merupakan salah satu yang terhebat di angkasa.

Sama hebatnya seperti hiu putih di lautan atau leopard di hutan belantara.

Tentang elang, sebenarnya makhluk ini tak hanya bisa kita kagumi karena kehebatannya, tapi juga kisah hidupnya yang luar biasa berat.

Kalau penguasa diartikan sebagai puncak rantai makanan, maka penguasa ekosistem hutan adalah para pemangsa. Pemangsa puncak (apex predator) adalah satwa yang tidak dimangsa lagi oleh satwa lain seperti salah satunya elang,” ujar Prof. Hendra.

Baca Juga: Teror Harimau Sumatera Ancam Petani

Komodo


Komodo merupakan spesies terbesar dari familia Varanidae, sekaligus kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 meter dan beratnya bisa mencapai 100 kilogram.

Komodo merupakan pemangsa puncak di habitatnya karena sejauh ini tidak diketahui adanya hewan karnivora besar lain selain biawak ini di sebarang geografisnya.

Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan, membuat mereka menjadi salah satu hewan paling terkenal di dunia.

Sekarang, habitat komodo yang sesungguhnya telah menyusut akibat aktivitas manusia, sehingga lembaga IUCN pun memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan.

Biawak komodo juga telah ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia dan habitanya dijadikan taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, yang tujuannya didirikan untuk melindungi mereka.

Related News