• 23 November 2024

Prospek Cerah Rajanya Buah

uploads/news/2019/09/prospek-cerah-rajanya-buah-68766eaabdac758.jpg

Demi meningkatkan kesejahteraan petani dan Pendapatan Asli Desa, penduduk Desa Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Klaten, memilih membudidayakan durian.

 

KLATEN - Budidaya durian dinilai banyak pihak memiliki prospek untuk menunjang perekonomian petani dan Pendapatan Asli Desa (PADes). Seperti yang dilakukan Pemerintah Desa Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Klaten. Mereka menanam ratusan bibit tanaman durian demi mengembangkan agrowisata kampung durian.

Kepala Desa Karangduren, Muh. Marsum, mengatakan saat ini ada sebanyak 736 bibit tanaman durian jenis “bawor” yang ditanam di beberapa titik lokasi. Dari jumlah itu, sekitar 300 bibit tanaman durian ditanam di lahan kas seluas 7.000 m2. Sisanya diberikan kepada masyarakat untuk ditanam di lahan mereka.

“Ini bibit tanaman durian jenis bawor berkaki empat, kualitasnya super. Diperkirakan empat sampai lima tahun ke depan, bisa panen. Harapannya, hasil maksimal,” kata Marsum beberapa waktu lalu.

Marsum menjelaskan, jika untuk menanam bibit tanaman durian butuh dana sekitar Rp24 juta yang bersumber dari Dana Desa. Budidaya yang dikembangkan Desa Karangduren dikembangkan untuk mewujudkan durian sebagai ikon desa dan pengembangan agrowisata menuju kampung durian, serta untuk menambah PADes.

“Nama desa kami, Karangduren, berarti banyak durian. Sedangkan, selama ini tidak ada pohon durian. Untuk itu, kami menanam pohon durian, agar sesuai dengan nama desa. Nanti ke depannya, durian bisa jadi ikon desa,” katanya.

Salah satu petani setempat, Sarno (48), menuturkan jika kondisi tanah pertanian di Desa Karangduren sangat cocok untuk budidaya tanaman durian. Sebelumnya, lahan pertanian selalu ditanami padi dan palawija. Menurutnya, peluang menanam durian jauh lebih menjanjikan.

Sementara itu, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Diparbudpora) Klaten, juga mendorong desa-desa di Kabupaten Bersinar untuk terus mengembangkan potensi yang ada untuk menarik wisatawan. Daya tarik wisata bisa beragam, salah satunya lewat pengembangan potensi buah-buahan seperti durian lokal.

Kabupaten Klaten diklaim berpotensi sebagai daerah agrowisata yang menghasilkan durian lokal. Beberapa daerah penghasil durian lokal juga tersebar di kawasan lereng Gunung Merapi seperti Kecamatan KEmalang, Karangnongko, Kebonarum, dan Jatinom. Hampir di setiap musim panen, kawasan itu selalu diburu wisatawan yang ingin mencicipi durian khas Klaten.

Kepala Seksi Pembinaan dan Pemasaran Wisata Bidang Pariwisata, Disparbudpora Klaten, Ety Pusparini, mengatakan jika durian lokal asal Klaten bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Selain membantu dalam peningkatan sektor pariwisata, budidaya durian juga memiliki prospek untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Pihaknya pun mengajak desa-desa penghasil durian untuk terus mengemas potensi yang dimiliki.

Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klaten, produksi buah durian di Kabupaten Klaten dari 2011-2015 menunjukkan naik turun. Pada 2011 sempat mencapai 36.060 kuintal, namun turun pada 2012 menjadi 13.488 kintal. Lalu pada 2013 turun drastis menjadi 2.501 kuintal, kembali naik pada 2014 dengan 24.626 kuintal, hingga turun kembali pada 2015 menjadi 15.291 kuintal. 

Related News